[Pernikahan] 5 Tahun lalu, aku dan suami memang berencana untuk berangkat naik haji begitu kami memiliki rezeki yang cukup untuk berhaji. Sebelum uangnya terpakai untuk sesuatu yang cuma sebentar mengendap di dalam perut, atau habis untuk sesuatu yang bertahan sebentar saja di atas badan karena godaan trend fashion yang terus berubah setiap tahunnya, kami pun datang mendaftar untuk naik haji. Tapi, ternyata untuk wilayah DKI Jakarta saat itu, daftar tunggu untuk ONH reguler mencapai 12 tahun. Glek. 12 tahun itu kan bukan waktu yang sebentar ya. Anything can happen in 12 years. Apalagi akunya sakit-sakitan juga. Eh. Emang sih, banyak yang langsung pada bersuara, "hush. Nggak boleh ngomong gitu. Nanti malaikat lewat diaamiinkan loh." Tapi ya, tetap saja sih. Apapun bisa terjadi dalam masa tunggu 12 tahun itu.
Bayangkan. Jika kita baru melahirkan nih, maka anak bayi itu sudah duduk di bangku SMP.
Jika mencicil rumah, maka cicilan rumah 10 tahun sudah selesai.
Ukuran baju masih tetap ukuran yang sama nggak tuh dalam kurun waktu 12 tahun.
Pendek kata, aku dan suami mikir ulang. Lalu mulai melirik kemungkinan untuk berpindah jadi ONH Plus saja. Setelah tanya sana tanya sini, ternyata, ONH plus itu juga ada waiting listnya. Tapi waiting listnya tidak lama, hanya 3 s.d 5 tahun saja.
Baiklah. Akhirnya, bismillah, aku dan suami pun pindah mendaftar di ONH plus di tahun 2013.
Bayangkan. Jika kita baru melahirkan nih, maka anak bayi itu sudah duduk di bangku SMP.
Jika mencicil rumah, maka cicilan rumah 10 tahun sudah selesai.
Ukuran baju masih tetap ukuran yang sama nggak tuh dalam kurun waktu 12 tahun.
Pendek kata, aku dan suami mikir ulang. Lalu mulai melirik kemungkinan untuk berpindah jadi ONH Plus saja. Setelah tanya sana tanya sini, ternyata, ONH plus itu juga ada waiting listnya. Tapi waiting listnya tidak lama, hanya 3 s.d 5 tahun saja.
Baiklah. Akhirnya, bismillah, aku dan suami pun pindah mendaftar di ONH plus di tahun 2013.