Camilan Praktis Untuk Berbuka

[Lifestyle] Putraku sukses loh dietnya selama masa pandemi COVID 19 dan bulan Ramadhan ini. Dan itu asli bikin aku termotivasi untuk bisa seperti dia.

Apa daya, aku nggak kuat menghadapi cemilan prakti untuk berbuka. Hahahaha.

Eh tapi ya, pas aku tanya anakku gimana caranya dia bisa melangsingkan diri tanpa harus menghadapi adegan pusing-lemes-ngantukan, anakku menjawab:

Tips langsing a la putra sulungku (turun berat badannya dari 80-an menjadi 67 kilogram dalam waktu 2 bulan saja):

1. Mengurangi semua yang manis-manis.

Putraku, dulunya penggemar minuman Thai Tea. Dia sampai beli susu evaporated sendiri, dan membeli beberapa kaleng Thai Tea langsung dari temannya yang kebetulan tinggal di Thailand. Juga, punya gelas tumbler ukuran super jumbo untuk membuat Thai Tea a la Thai Tea di mall-mall itu. Gulanya beberapa sendok, susunya tebel.

Dia juga penggemar aneka makanan manis tadinya, termasuk roti bagelen.

Nah, sejak bulan Maret, dia mengurangi itu semua.
Kayaknya sih gara-garanya pas kami sedang ngeriung ngobrol dan dia berbaring, aku langsung menyapa kabarnya.

"Eh, nak. Kamu sakit ya? Kok wajahmu bengkak gini?"

Mendengar sapaanku ini, adiknya dan istrinya langsung ketawa ngakak.

"Tuh kan, bukan cuma aku saja yang menyangka wajah kamu bengkak. Tapi ternyata ibu juga. Nggak bu, ini karena gemuk bukan bengkak."

Ups.

Rupanya, persangkaan orang ini lumayan bikin dia baper sehingga diapun mulai menjalankan pola hidup sehat. Dimulai dengan meninggalkan semua makanan dan minuman manis. Ya, nyicil-nyicil sih ninggalinnya. Namanya juga pernah cinta ya, jadi nggak bisa serta merta putus hubungan begitu saja.

Sekarang, Thai tea nya nganggur nggak ada yang minum.

2. Mulai rajin bersepeda kembali  dan mengurangi naik gojek. 


Kemudahan itu memang sering membuat orang rawan terkena obesitas. Gara-gara mager jalan kaki, lalu pilih gojek. Tinggal buka aplikasi lalu nunggu dan gojek datang door to door kemana saja. Mau beli makanan, tinggal buka aplikasi lalu makanan diantar oleh gofood.

Saking seringnya dia menggunakan aplikasi gojek, dulu dia pernah bisa menukarkan poin gojeknya selama setahun penuh menjadi tiket pesawat PP ke pulau Bali karena memang sudah mencapai ratusan ribu pointnya kala itu. Dan ini berangka berdua istrinya pula. Jadi kalian bisa bayangkan gimana cara dia menggunakan aplikasi gojeknya hingga membuat poinnya bisa terkumpul nyaris sejuta gitu.

Nah. Sekarang, anakku kembali ke kehidupan seperti sebelum ada kemudahan aplikasi gojek atau grab. Dia ke kantor kembali bersepeda seperti ketika dia belum bekerja. Dulu sebelum bekerja, dia ke sekolah atau ke kampus naik sepeda.

Bukan ke tempat kerja saja dia naik sepeda. Tapi juga ke pasar, ke warung, atau jika tidak ada tujuan, dia keliling kompleks naik sepeda.

3. Mulai mencari celah untuk bisa berolah raga.


Sekarang, dia dan istrinya semakin rajin melakukan olahraga tennis.

4. Melakukan aktifitas fisik yang menyenangkan.

Jadi, karena pada dasarnya dia suka main game, sekarang dia lebih memilih game yang bisa membuat dia bergerak seperti bermain nintendo switch misalnya ketimbang memainkan game yang membuat dia duduk saja tanpa bergerak selama berjam-jam.

Sudah.
Itu saja pola diet menyenangkan yang dijalankan oleh putra sulungku hingga dalam waktu 2 bulan berat badannya bisa turun banyak dan wajahnya kembali seperti dulu, tidak terlihat bengkak karena gemuk lagi.

Soal makanan sih, dia nyaris nggak berubah. Makannya tetap banyak, ngemilnya juga tetap nggak berubah. Hanya saja, setiap kali dia merasa banyak makan dan banyak makan cemilan, dia imbangi dengan bergerak untuk bakar kalorinya.


Tidak ada komentar