Mukjizat

tulisan ini aku share di notes facebookku pada tanggal 9 juni 2012.

Apa kalian percaya bahwa mukjizat (dalam kamus bahasa Indonesia, mukjizat diartikan sbg keajaiban yg terjadi diluar kemampuan nalar pikiran manusia) itu ada? Sebaiknya percaya. Mukjizat itu memang nyata ada.




Semalam, aku dan keluargaku kedatangan tamu istimewa. Amat sangat istimewa. Sebuah keluarga yang baru saja merasakan mendapat mukjizat dari Allah.

Bukan. Mereka bukan sebuah keluarga kaya raya yang mendapat karunia kenikmatan lain di dunia ini.
Juga bukan keluarga yang mendapat hadiah lottere.
Tapi sebuah keluarga miskin, dimana ratu keluarganya, bekerja membantuku menyeterika pakaian.
Ya. Ini adalah keluarga miskin dengan tiga orang anak yang masih kecil. Sang ibu bekerja sebagai buruh cuci seterika; sedangkan ayah menjadi petugas instalasi listrik lepasan (tukang pasang kabel jika ada orang yang ingin membangun rumah. Dia tidak sama dengan petugas PLN dan memang tidak bekerja di PLN. Mereka umumnya termasuk kategori tukang bangunan, hanya saja spesiallisasinya di pemasangan instalasi listrik).

Pada bulan Februari lalu, aku memasang status di facebookku ini dengan bunyi seperti ini:

innalillahi wainna ilaihi rajiun ... anaknya mbak yg suka bantuin aku nyetrika jatuh dari atap KRL di cawang...kepala bagian belakangnya pecah, skrg di ICU rs tebet..semoga diberi yg terbaik oleh Allah SWT
24 February at 19:03 via Mobile Web • Comment • Like


Jujur.. waktu itu aku tidak dapat berharap banyak pada kondisi si anak.


Ade Anita
jam lima sore tadi.. rs tebet minta 30 juta utk operasi penyelamatan...si mbak lari sana lari sini cari bantuan, suaminya hanya kuli bangunan. aku bingung mo ngomong apa, krn aku tahu, kecuali mukjizat Allah datang, jikapun operasi berhasil dilakukan dan si anak selamat; si anak akan jd spt zombie..otak belakangnya rusak parah..hiks..hiks... ..
24 February at 19:20 •


Ade Anita
tabah bgt..dia dtg ke rumahku tanpa air mata, "bu, saya ikhlas dgn kondisi anak saya skrg, benar-benar ikhlas..meski baru 12 tahun saya bersamanya..baru tadi pagi saya mengantarnya sekolah..." lalu si mbak mencium tanganku dgn tangan gemetar lalu tiba2 menangis di atas punggung tanganku.."Ya Allah, apa salah saya? Apa saya kurang sabar selama ini? Kenapa saya selalu diuji dgn penderitaan?"....sedih bgt...air mata si mbak memenuhi punggung tanganku
24 February at 19:27 •


Dan semalam si ibu, anaknya dan neneknya datang ke rumahku.
Subhanallah... aku asli kehabisan kata-kata. Semalam itu benar-benar merupakan sebuah pemandangan betapa besarnya kekuasaan Allah pada seseorang.
Subhanallah...Allahu Akbar.

Susah payah rasanya menyimpan rasa haru dan takjub. Benar-benar luar biasa.

Kepalanya sekarang peyang sebelah. Jadi, kejadiannya begini. Pulang sekolah, karena kereta api penuh, maka teman-teman anak tersebut mengajak anak itu naik ke atas atap gerbong kereta api.

"Gri, ayo naik ke atas. Cemen lu kagak berani datang. Ayo. Kagak ape-ape lagi. Ayo, pengecut lu!"

Semula anak ini tidak mau naik ke atas. Dia hari itu sedang tidak enak badan memang. Sebenarnya, semalam dia sudah minta dikerok oleh ibunya. Lalu pagi-pagi minta ijin untuk tidak masuk sekolah. Tapi si ibu meminta dia untuk bersekolah. Dengan naik kendaraan umum, si ibu pagi-pagi mengantarkan anaknya bersekolah. Anak ini adalah anak tertua dan laki-laki. Harapan keluarga tentu berada di pundaknya. Tapi pulang sekolah, ledekan teman-temannya tidak dapat dihadapinya seorang diri. Tidak ada lagi ibu yang dapat mendampinginnya terus menerus dan menjauhkannya dari ledekan dan ajakan buruk teman-temannya. Maka, karena tidak mau dianggap pengecut dan cemen, anak inipun naik ke atas gerbong kereta api.

Ternyata di atas gerbong kereta api, angin cukup kencang. Tubuhnya yang sedang tidak enak badan ini terasa tidak enak. Perutnya terasa mual dan dia mulai merasa menggigil. Teman-temannya pun datang lagi.
"Kenapa lu? Dingin. Ini.... rokok. Merokok aja biar nggak dingin." Anak ini belum pernah merokok sebelumnya. Dia baru kelas satu SMP.
"Hei, pengecut lu. Ayo cepat. Enak, bikin elu jadi bersemangat dan kuat. Lagian bukan laki-laki kalau nggak merokok." Maka, diapun merokok dan lalu batuk-batuk dengan sukses. Kepalanya makin pusing tapi laju kereta telah memabwanya sampai di tujuan. Kereta berhenti di Stasiun Cawang. Ini tujuan perhentian mereka. Satu persatu anak-anak inipun turun dari kereta api dengan cara melompat ke bawah. Hup.
Tapi anak ini tidak pernah bisa sukses melompat. Kepalanya terantuk teralis atap stasiun kereta api.
DUG.
Tepat mengenai tulang kepala samping, dan otak besarnya pun terpukul keras. Amat keras. Tengkoraknya retak, tapi darah yang keluar tidak terlalu banyak. Hanya saja, si anak langsung pingsan.

"Satu jam anak saya tidak diapa-apakan di RS Bxxxxx."
"Kenapa?"
"Karena tidak ada yang tahu siapa keluarga yang menanggungnya."
"Loh? Teman-temannya kemana?"
"Kabur semua. Mereka pada takut semua. Jadi langsung pada kabur. Baru deh setelah satu jam tergeletak, ada salah seorang temannya yang merasa bersalah lalu datang ke stasiun ngasih tahu bahwa dia tahu sekolah dimana si korban. Akhirnya, satu jam kemudian, pihak stasiun Cawang mendatangi sekolah ini anak. Membongkar semua file data siswa, satu jam kemudian barulah diketahui dimana rumah orang tua korban dan barulah saya bisa mendatangi anak saya ke rumah sakit. Dan Masya Allah bu, saya hampir tidak mengenali anak saya sendiri. Wajahnya membengkak, suaranya seperti orang digorok... grkk...grkk...grk...... Dada, bibir, pipi, leher semuanya berwarna biru tua hampir kehitaman. Rupanya karena tidak ada perlakuan apapun di rumah sakit ini, maka pendarahan sudah menyebar kemana-mana. Paru-parunya terendam darah."

"Saya berlari-lari mencari bantuan. Ada lima rumah sakit yang saya hubungi, kelima-limanya tidak sanggup memberikan pertolongan. Wajah dan dada anak saya sudah seperti balon berwarna ungu tua. Dan suaranya itu yang mengerikan.... grrkk... grrk.... Persis seperti orang yang habis digorok. Akhirnya, barulah di rumah sakit ke enam anak saya diterima dan mereka langsung melakukan pembedahan setelah sebelumnya mengatakan bahwa mereka membutuhkan uang Rp 30 juta untuk melakukan pembedahan tersebut. Saya berlari-lari lagi ke sana kemari mencari bantuan dan terkumpullah Rp 5 juta rupiah. Lalu operasi pun dilakukan malam itu juga. Semua darah yang menggenangi paru-paru anak saya dikeluarkan melalui sebuah selang yang cukup besar melalui mulut. Juga darah-darah beku yang ada di seputar kepala, wajah, leher dan dadanya."

"Akhirnya, satu bulan anak saya di ICU dalam keadaan koma. Suami saya sudah menguatkan saya, dan meminta saya untuk ikhlas. Bu, jujur, saya waktu itu sudah ikhlas. IKhlas sekali. Tapi saya tetap tidak berhenti berdoa. Saya berdoa terus dan terus hingga bibir saya kering dan pecah-pecah. Saya benar-benar berharap Allah akan memberikan mukjizat pada saya."

"Selama ini, saya benar-benar ikhlas dengan semua kehidupan saya yang miskin. Saya tidak pernah protes pada Allah. Saya bisa bekerja, saya bersyukur. Saya bisa makan, saya bersyukur. Saya harus berpuasa karena tidak punya uang untuk membeli makananan, saya bersyukur. Saya harus terbaring sakit dan tidak dapat bekerja, saya juga tetap bersyukur. Saya tidak pernah menuntut yang aneh-aneh pada Allah. Saya juga tidak pernah mengajukan protes kepada Allah. Jadi, ketika anak saya sakit, saya bilang sama Allah, bahwa kali ini, saya akan menggunakan hak saya untuk meminta sebagai hamba Allah. Saya ingin meminta kesembuhan untuk anak saya."

Aku (ade anita) merinding mendengar doa si ibu ini. Sekian lama, terlalu banyak aku berhadapan dengan banyak orang dan kebanyakan dari mereka selalu punya banyak keinginan yang dipanjatkan pada Tuhan mereka. Ada yang berdoa dengan cara santun dan lemah lembut, ada juga yang berdoa dengan memaksa Tuhan mereka agar mengabulkan permintaan mereka. Tapi baru kali ini aku mendengar seorang ibu yang menangguhkan semua permintaannya untuk kehidupannya, karena ingin doa yang menjadi haknya untuk meminta sesuatu pada Tuhan itu, diberikannya pada anaknya di saat yang benar-benar tepat.

Bunda. Di telapakmu ada surga. Di tanganmu ada doa. Dan di dalam hatimu selalu terselip kasih dan sayang.

Tepat satu bulan, anaknya pun siuman. Subhanallah.
Tapi perjuangannya belum selesai sampai disini. Masih ada hari-hari panjang penyembuhan. Pada pasien dengan cidera otak berat, tidak ada pemberian obat untuk menghilangkan rasa sakit. Maka dari hari ke hari, yang harus dihadapi oleh si ibu adalah lolongan kesakitan si anak. Tengkorak anaknya dibolongi dengan diameter 10 cm. Potongan tulang tengkorak itu retak, dan dokter mencangkokannya di daerah pinggul si anak agar tulang tengkorak itu bisa merecover diri sendiri. Satu bulan kemudian, tulang tengkorak yang dicangkokkan di bagian pinggul si anak ini tumbuh dan setelah bentuknya rapat lagi, kembali tulang ini dipindahkan ke kepala si anak. Dijahit lagi untuk menutupi lubang yang menganga di kepalanya tersebut.

Sisa hari selanjutnya adalah terapi untuk menyatukan kembali seluruh syaraf.
"Jadi, kadang dalam satu hari anak saya terus menerus tertawa tiada henti. Ini karena syarat tawanya sedang bekerja. Lalu satu hari penuh terus menerus menangis. Satu hari terus menerus menendang, satu hari terus menerus memukul, meninju, memaki, sedih, senang.... satu persatu semuanya muncul. Saya seperti sedang menyaksikan seorang robot. Dan kembali saya berdoa. Saya tidak ingin anak saya sembuh dan menjadi anak yang idiot. Alhamdulillah anak saya akhirnya sekarang sembuh dan tidak idiot. Dia normal."

Dan memang demikianlah pemandangan yang saya saksikan di hadapan saya semalam. Seorang anak normal yang tidak berbeda dengan anak-anak lain.

"Waktu koma, apa yang kamu impikan?"
"Saya bermimpi bertemu dengan nabi Ibrahim. Dia berpakaian serba putih, berjanggut. DIrinya amat sangat bercahaya sehingga amat susah payah saya melihatnya. Saya pun memajukan lengan saya, untuk melindungi cahaya silau yang menyertai kedatangan nabi Ibrahim tersebut. Lalu, nabi IBrahim tersebut berkata pada saya... "agri, jangan nakal ya. Berbaktilah pada ibumu. Sekarang, pulanglah lagi."... lalu saya langsung ada di lapangan rumput yang hijau... terus main bola deh. Asyik banget. Sampai akhirnya dibangunkan. dan ada ibu di samping saya....mak, makasih ya.".." Si anak sambil mengucapkan terima kasih menatap ibunya yang menatapnya masih dengan pandangan rasa syukur. Si ibu lalu menggenggam jemari anaknya dan menciuminya dengan penuh rasa syukur.
"Jangan nakal lagi ya nak nak."
'Nggak mak. Agri nggak akan nakal, Agri dah janji sama Allah, Agri mau jadi dai."

Dan memang demikianlah keadaan anak ini sekarang. Setiap pagi dia selalu berdzikir Al Fathihah sebanyak 100 kali.

Lalu saya kehabisan kata-kata. Untuk pertama kalinya, saya diberi karunia pemandangan sebuah mukjizat yang luar biasa.
--oo---

Penulis: Ade Anita (menulis masih dengan rasa amazing yang luar biasa. Subhanallah, kuasa Allah benar-benar luar biasa).
Jakarta, 9 Juni 2010


dan ini adalah komen2 dari pembaca notes tersebut:

You, Amell Amellia, Anita Anisyah, Ifa Avianty and 30 others like this.

Indria Auliani Subhannallah, skali lg trbukti.. ga ad yg ga mungkin dgn doa dn usaha.
09 June at 09:10 via Facebook Mobile · Like ·

Irfan Toni H Hmm. Kok pandanganku berkabut ya? Dduh. Subhanallah.
09 June at 09:30 · Like ·

Pipit Juminawati subhanallah de .. masih speechless nich.. thanks de tulisannya..
09 June at 09:36 · Like ·

Rizqul Akbar subhanallah walhamdulillah wa lailahaillallah wallahu akbar...
09 June at 09:49 · Like ·

Neneng Sunarsih Subhanallah De ..., smg Allah jg memberiku mukjizat dlm bentuk yg lain, berharap boleh ya De ...
09 June at 09:50 via Facebook Mobile · Like ·

Lia Kiftia Subhanallah..walhamdulillah..AllahuAkbar...., jazakumullah ukhti...slalu ada pencerahan dari cerita ukhti.
09 June at 09:57 via Facebook Mobile · Like ·

Dwi Yanti Rustini subhanallah...aku ga bisa koment...menakjubkan...
09 June at 10:40 · Like ·

Wisye Gazali tfs Mbak Ade *nangis*
09 June at 10:52 · Like ·

Tyas Amalia Yahya Subhanallah..speechless..
kasian banget, terenyuh bacanya. Tp begitu besar kekuasaan Allah!!
Thnx 4 sharing ya mba :)
09 June at 10:52 via Facebook Mobile · Like ·

Rosa Butar-butar Subhanallah.... salam saya pada Ibu anak itu ya Bu Ade...
09 June at 11:02 · Like ·

Astia Citra Widya Zaibi subhanallah...keabissan kata2...semoga kita semua juga diberikan kesempatan utk mendapat mukjizatnya..amien
09 June at 11:06 · Like ·

Ade Anita buat semuanya: makasih sudah membaca notes ini... saya memang tidak ingin menikmati kenikmatan pengalaman menakjubkan ini sendirian, agar kita semua percaya, bahwa mukjizat Allah itu nyata ada..jadi, jangan pernah putus asa... (masih terus merasa amazing... takjub.. subhanallah wa alhamdulillah Allahu Akbar)
09 June at 11:45 · Like ·

Syahita Dewi R. Aliff Subhanallah Allahu Akbar...tidak bs berkata2.klo Allah sdh berkehendak,tiada satu pun yg bs menghalangi nya.thx ya de,buat share nya.
09 June at 13:11 via Facebook Mobile · Like ·

Ramadhan Aditya Subhanallah ...
Bener terharu n terkesiap bcanya.
Tulus bgd si ibu itu.
09 June at 13:45 via Facebook Mobile · Like ·

Nur Azizah subhanaallah walhamdulillah wallahu akbar!
09 June at 13:55 · Like ·

Vienna Alifa Subhanallah, MasyaAllah...*terisak, tergugu*
Betapa Allah dekat dan kuasa-Nya nyata. Tak pernah Dia timpakan beban diluar kesanggupan hamba-Nya.

Mb Ade, boleh izin share ya critanya di milis pengajian Perth.
09 June at 15:19 · Like ·

Ade Anita boleh banget...
09 June at 17:45 · Like ·

Yoyok Hitam Mbak Ade.. makasih banyak Mbak..
09 June at 18:05 · Like ·

Dewayanie Prasetio speechless De... thanks for share...
09 June at 18:08 · Like ·

Nur Azizah mbak, aku izin share yaaa...
09 June at 18:43 · Like ·

Ade Anita silahkan
09 June at 18:56 via Facebook Mobile · Like ·

Vienna Alifa oya mb Ade lupa nyampein, Tentang sepengetahuan sy definisi mukjizat itu hanya diberikan pada para Nabi saja. Sedang untuk manusia biasa, anugrah Allah swt yang diluar nalar itu disebut Karomah. Allahu'alam.
09 June at 19:52 · Like ·

Faradina Izdhihary Yup, Mbak ade, itu namanya karomah, diberikan pada hamba pilihan
09 June at 21:32 · Like ·

Lutfiachi Zar'an subhanallah... speechless... izin share ya mba..
09 June at 21:35 · Like ·

Hairi Yanti mbak Ade.... hiks. makasih udah nulis cerita ini...
09 June at 22:51 · Like ·

Resmi Ayu Subhanallah.. Allahu Akbar.. Tks Ade 4 sharing this note..
09 June at 22:56 via Facebook Mobile · Like ·

Fajar Alayubi Subhanalløh... saya... saya haru dan takjub, mbak...
Mengenai status yang dulu itu, iya saya masih ingat, dan sempat "geleng-geleng" (membayangkan).
Semoga Alløh memberi kekuatan dan jalan terbaik, dan mengabulkan niat Agri, ya Mba... Amiin...
Salam...
10 June at 07:23 via Facebook Mobile · Like ·

Ade Anita iya... makanya aku tag kamu Fajar, karena kamu dahulu ngasi komen di statusku dulu itu... agar kamu tahu story continuenya status fbku itu..makasih dah mampir
10 June at 08:53 · Like ·

Ines Indrati Memang perjalana hidup adalah sebuah misteri .. tak ada yang bisa diketahui .. yang bisa kita lakukan hanya berusaha yang terbaik .. dan menerima dengan ikhlas & tawakal .. Thanks for sharing De .. Tulisan yang menyentuh ..
10 June at 09:09 · Like ·

Iie-Chilly Willy Julivanie Aspinall Kehabisan kata2 De...selain Allahu Akbar...nuhun sharingnya...
10 June at 10:08 · Like ·

Elvinawati Nugroho subhanallah walhmdulillah wallahu akbar... Nda ada yg nda mungkin bg Alloh, hanya dg kata "Kun" maka akan terjadi. Dl wkt ibuqu jatuh dr angkt lgsg kluar darh dr hidun,telinga n mult, tim medis sudah angkt tangn n mngatakan harapan hidup tipis n klo pun hidup akn tdk waras. Tp alhamdulillah walo 1 bln ibu sperti org tdk waras bliau sampai saat ini ... See more
10 June at 12:20 via Facebook Mobile · Like ·

Ade Anita hmm...cerita elvi bikin terharu...perjuangan dan doa ib itu memang tidak ada tandingannya ya...krn di hati mereka selalu ada keikhlasan dan kasih sayang, maka di tangan mrk pun senantiasa terselip doa dan selalu ada surga di telapaknya. subhanallah...
10 June at 12:56 via Facebook Mobile · Like ·

Cepi Sabre keajaiban tidak menjelaskan hal-hal yang tidak mungkin terjadi, sebaliknya, dia justru mejelaskan kalau hal-hal itu mungkin.

ibu yang hebat. anak yang kuat. titip doa saja saya, mba ade.
10 June at 13:25 · Like ·

Yulianti Wikanto Subhanallah...terima kasih De untuk sharing nya
10 June at 14:23 via Facebook Mobile · Like ·

Just Dessy subhanallah..inilah yg diperlukan bangsa kita..teladan hidup yg sungguh telah membuatku meneteskan air mata..kl boleh request mbak..tambahkan foto ibundanya dan agri..
10 June at 15:35 · Like ·

Aryo Oblo ade,ni bsa meredam amarahq,egoku yg menggebu".bca tulisan tu q syg lgi sma diriq.pdahal hri"ni q byk mslh shingga q gk tkut mati.tp stlh bca tulisan tu q sadar.mksih ya.q gk akan balap liar lgi dech.
10 June at 21:03 via Facebook Mobile · Like ·

Sayuri Yosiana Bunda, aq sampai meneteskan air mata membacanya. Jujur, sangat menyentuh rasa. Begitulah sulitnya menajdi si miskin di negeri ini. Dimana rumah sakit yg fungsional humaninya sudah luntur ditelan kekomersilan, telah mematikan amanahnya pada si sakit. Betapa Tuhan tetap memihak pada yg lemah namun ikhlas menerima takdirnya. Tak pula lantas menyerah ... See more
10 June at 21:17 · Like ·

Ifa Avianty Doa dn perjuangan ibu adalah mukjizat alam ini terbesar setelah kenabian, kyknya... soalnya bbrp kisah istimewa memang lahir dari ibu2 istimewa juga.
10 June at 22:09 · Like ·

Tras Rustamaji Ade, thanks notesnya, sangat bermanfaat. Cerita seperti ini harusnya bisa menginspirasi banyak orang bukan cuma yg ada di FB, dan bukan cuma faktor ibu dan anak saja yg bisa diambil hikmahnya, bagaimana teman-temannya 'menyemangati' dia untuk naik ke atas kereta juga mestinya disharing ke anak-anak yg sampai saat ini masih suka naik di atas gerbong... See more
10 June at 22:37 · Like ·

Ade Anita silahkan dishare jika memang bermanfaat..aku dapat pelajaran byk dr si mbak yg askrg bantu aku nyetrika lagi..jadi aku emang pingin berbagi kisah ini agar yg lain juda bisa narik pelajaran..jadi dishare aja
11 June at 05:46 via Facebook Mobile · Like ·

Ida Elwida betul...betul...betul...
11 June at 11:42 · Like ·

Ade Anita buat semuanya.. terima kasih sudah mampir dan terima kasih utk apresiasinya...
11 June at 11:44 · Like ·

Jurnal Sastratuhan Hudan sangat percaya hehe
11 June at 11:53 · Like ·

Jurnal Sastratuhan Hudan sangat percaya hehe
11 June at 11:54 · Like ·

Ade Anita sip.. makasih bung hudan..
11 June at 12:08 · Like ·

Nietha RPattz Bellamy Janji Alloh itu pasti dan memberikan yang terbaik....amazingggg Ade thanks yah bagus banget
11 June at 12:47 · Like ·

ディアン ピ ンク ka ade, numpang share yaa.. terharu bgt bacanya..
11 June at 14:36 · Like ·

Ade Anita silahkan
11 June at 20:51 via Facebook Mobile · Like ·

Sri Komalasari kisah nyata ya...memang banyak yg memprihatinkan disekitar qt,tapi apapun namanya kembali lagi qt hrs bersyukur ya..kalau bisa membantu sbelum dia meminta lebih baik lagi biar Allah yg membalas dikemudian hari..
11 June at 21:01 · Like ·

M Fajar Hermawan Allah maha besar..
Saturday at 09:06 via Facebook Mobile · Like ·

Tidak ada komentar