[Lifestyle] Hari Pemuda Internasional ( bahasa Inggris: International Youth Day, IYD) adalah hari kesadaran yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa. Tujuan hari ini adalah untuk menarik perhatian pada isu-isu kebudayaan dan hukum seputar pemuda. IYD pertama dirayakan pada 12 Agustus 2000. Hari Pemuda Antarbangsa dirayakan setiap tahun pada 12 Agustus. Dan dalam rangka hari pemuda internasional inilah maka Channel KBR bekerja sama dengan NLR, mengadakan acara talk show dengan judul,
Untuk diketahui, saat ini kelompok pemuda di Indonesia memang menempati prosentase penduduk yang paling banyak dibanding dengan kelompok kategori usia yang lain. Itu sebabnya, kelompok ini disorot dan diperhatikan.
Mengapa Penting untuk Memperhatikan Kelompok Pemuda dan khususnya lagi Kelompok Disabilitas yang berada di Kelompok Pemuda?
Karena saat ini kelompok pemuda di Indonesia, yang biasa disebut dengan gen Z, yang berada pada rentang usia 19 s.d 24 tahun, adalah kelompok terbesar keberadaannya di Indonesia.
Dari hasil Sensus Penduduk 2020, BPS mencatat, mayoritas penduduk Indonesia didominasi oleh generasi Z (yang lahir pada kurun 1997--2012) dan generasi milenial (lahir pada kurun 1981--1996). Proporsi generasi Z sebanyak 27,94 persen dari total populasi dan generasi milenial sebanyak 25,87 persen. Sebagian besar dari dua generasi ini masuk dalam kategori usia produktif yang dapat menjadi peluang mempercepat pertumbuhan ekonomi.(sumber : www.Indonesia.go)
Tentu saja, porsi terbesar ini merupakan bonus demografi untuk Indonesia jika Indonesia bisa memanfaatkan mereka semua.
ibu Widya Prasetyanti, Program Development & Quality Manager, NLR Indonesia. |
Apa itu KBR dan NLR ?
KBR adalah, penyedia konten berita dengan pengalaman 22 tahun lebih di bidang jurnalistik. KBR hadirkan berita yang jernih dan tidak berpihak. Mengudara ke lebih 350 radio di seluruh Indonesia di 34 propinsi, dan didukung oleh reporter dan kontributor terbaik di berbagai kota di tanah air.
Sedangkan NLR adalah, NLR adalah sebuah organisasi non-pemerintah yang didirikan di Belanda pada 1967 untuk menanggulangi kusta dan konsekwensinya di seluruh dunia dengan menggunakan pendekatan tiga zero, yaitu zero transmission (nihil penularan), zero disability (nihil disabilitas) dan zero exclusion (nihil eksklusi).
Saat ini NLR beroperasi di Mozambique, India, Nepal, Brazil dan Indonesia. Di Indonesia, NLR mulai bekerja di tahun 1975 bersama Pemerintah Indonesia. Pada 2018, NLR bertransformasi menjadi entitas nasional dengan maksud untuk membuat kerja-kerja organisasi menjadi lebih efektif dan efisien menuju Indonesia bebas dari kusta. Sama seperti aliansi NLR Internasional, NLR Indonesia memiliki slogan: Hingga kita bebas dari kusta.Visi NLR
Dunia yang bebas dari kusta dan konsekuensinya; semua orang Indonesia, terutama OYPMK atau orang dengan disabilitas, menikmati hak-hak mereka di tengah masyarakat inklusif tanpa stigma dan diskriminasi.Misi NLR
Memperkuat petugas kesehatan, organisasi penyandang disabilitas dan komunitas orang dengan disabilitas.
Mengedukasi masyarakat tentang kusta dan disabilitas.
Mengapa Kita Harus Peduli terhadap kelompok OYPMK?
Ada yang harus diperhatikan dalam bonus demografi yang dimiliki oleh Indonesia saat ini. Yaitu dalam kelompok pemuda tersebut terdapat kelompok disabilitas yang juga tetap harus diperhatikan oleh pemerintah.
Mengapa kelompok disabilitas harus diperhatikan? Karena kita semua menginginkan agar kelompok tersebut bisa diberdayakan hingga mereka tidak hanya bergantung pada bantuan dari orang sekitarnya saja. Tapi mampu secara mandiri membantu dirinya sendiri dan keluarganya. Dalam hal ini, termasuk dalam kelompok disabilitas adalah kelompok OYPMK.
Apa itu OPYMK ?
OYPMK adalah singkatan dari kata "Orang yang pernah mengalami Kusta". Artinya, dia pernah mengalami masa-masa memiliki penyakit kusta. Tapi kemudian sudah sembuh. Setelah sembuh, dia ingin kembali ke tengah masyarakat kembali.
Permasalahannya adalah, di Indonesia terdapat stigma bahwa penyakit Kusta adalah penyakit kutukan yang sebaiknya penderitanya dijauhkan, atau dikucilkan dari masyarakat. Terlebih ketika penyakit ini masih disandang penyakit ini memang menular.
Sebanyak 21.84 juta atau 8.26 persen penduduk Indonesia adalah penyandang disabilitas. Kenyataannya, penyandang disabilitas -termasuk orang yang pernah mengalami kusta (OYPMK) sebagai bagian dari kelompok disabilitas- masih menghadapi kesulitan dalam upaya pemenuhan hak mereka, dikarenakan stigma dan hambatan dalam mengakses layanan umum dan layanan dasar.
Demikian acara dari siaran langsung Ruang Publik KBR yang disponsori oleh NLR yang aku simak pagi ini. Bergizi banget informasinya alhamdulillah. Kalian juga bisa ikut menyimak siaran ulangannya di You Tube ya. .
Wah keren seminarnya sekarang penting banget memperhatikan penderita OYMPK yang kesulitan dalam banyak hal, salut sama NLR dan Botanina yang sudah menerima mereka sebagai karyawan. Good job!
BalasHapusSering banget lihat penderita kusta ini dipandang sebelah mata oleh orang di sekitar, padahal mereka juga punya hak sama seperti kita. Di balik kekurangan selalu ada kesalahan
BalasHapusSebanyak 21.84 juta atau 8.26 persen penduduk Indonesia adalah penyandang disabilitas. Wah kalau mereka terus terhambat mendapat layanan umum dan dasar pastinya negara juga menerima dampaknya. Penderita disabilitas juga punya hak yang sama dengan manusia pada umumnya
BalasHapusMelihat banyaknya pendeerita kusta tentunya kita harus responsif membantu mereka salah satunya memberikan pekerjaan, mendukung mereka menjalani hidup
BalasHapusWah keren nih acaranya apalagi memperhatikan disabilitas yang selama ini dikucilkan, salut sama botanina dan NLR yang menerima karyawan disabilitas
BalasHapus