Ayo Bawel Jika Menginginkan Perubahan

 [Lifestyle] Aku termasuk orang yang bangga loh dengan generasi muda dari kelompok milenial. Meski beberapa orang mengatakan bahwa generasi muda dari kelompok milenial adalah generasi muda yang cuek-cuek dan individualis. Bisa jadi, mungkin karena anak-anakku, sebagian besar dari mereka masuk kelompok generasi milenial.

Itu sebabnya, ketika ada pengumpulan pendapat lebih tertarik mengikuti tema apa jika Golongan Hutan dan Blogger Perempuan berkolaborasi ingin membuat sebuah acara talk show, aku segera memilih tema "Pemuda sebagai calon pemimpin masa depan". Dan alhamdulillah akhirnya aku diundang untuk mengikuti acara talk show ini, dengan tajuk "I Love Indonesia Blogger Gathering Bersama Golongan Hutan dan Blogger Perempuan, dengan judul tema Peran Pemuda untuk Indonesia" pada tanggal 8 Januari 2021, Jumat, mulai pukul 14.00 WIB. Dan tulisan ini adalah tulisan tentang keseruan acara talk show tersebut. Alhamdulillah, daging semua isinya talk show ini. Senang dakuh.

karena ini gathering yang diadakan di zoom, jadi semua peserta zoom sepakat untuk memakai latar belakang gambar ini nih


Menariknya, karena blogger gathering ini diadakan dalam suasana Indonesia masih dalam situasi Pandemi Covid 19, jadilah acara blogger gathering ini diadakan lewat aplikasi Zoom. Istimewanya, agar berbeda dengan acara zoom di tempat lain, maka beberapa hari sebelum acara dimulai, semua peserta sudah diberikan kaos yang bisa dipakai ketika acara berlangsung dan dua hari sebelum acara berlangsung, semua peserta dibagikan latar belakang untuk tampilan monitor zoom masing-masing. Kaosnya dikirim bersama dengan notes dan hand sanitaiser. Nah, gambar di atas adalah gambar yang hendaknya dipasang di acara blogger gatheringnya. Jadi, tampilannya seperti ini nih.

tangkapan layar peserta blogger gathering dengan latar belakang seragam dan semua memegang notes dan hand sanitiser seragam

Eh iya, pas acara berlangsung, aku sempat kedatangan tamu sih. Hehehe. Karna kebetulan lagi ada tukang yang harus memperbaiki sesuatu di rumah, jadi dia datang untuk keperluan itu. Jadi aku sempat mengikut acara ini sambil mengenakan masker di mulut. 

hehehe, sungguh sebuah informasi yang tidak penting untuk dimasukkan disini sebenarnya tapi tetap saja aku masukin karnea aku mau ngasih tahu bahwa aku sempat pake masker pas acara berlangsung. hahaha (peace)


Akhirnya, acara pun dimulai, dan tepat waktu dong (plok plok plok, aku amat menghargai ketepatan waktu ini). MC acara, Kak Ocha, dengan penuh keceriaannya membuka acara dengan menyapa seluruh peserta yang sudah hadir dengan latar belakang layar monitor zoom yang seragam. Seru sih. 

Ini Kak Ocha, yang menjadi MC. Orangnya ceria banget, jadi suasana yang semula kaku berubah cair
dan ini aku. Kaos yang dibagiin rada kekecilan gara2 selama pandemi aku melebar (hehehe, jadi pandemi disalahin, xixixi). Jadi kaosnya aku penitiin aja di jilbab biar terlihat. Ini tuh tidak mirror image jadi tulisannya terbalik. 

Sekilas tentang Golongan Hutan dan Blogger Perempuan

Acara blogger gathering berbentuk talk show ini, diprakarsai oleh Golongan Hutan yang bekerja sama dengan Blogger Perempuan. 

Untuk diketahui, Golongan hutan merupakan gerakan yang diinisiasi dan dibesarkan oleh organisasi masyarakat sipil dan komunitas sejak Januari 2019. Organisasi masyarakat sipil dan komunitas tersebut adalah Kemitraan/Partnership, Yayasan Madani Berkelanjutan, Yayasan Econusa, Yayasan Auriga, Greenpeace Indonesia, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia, CHANGE.ORG, Yayasan Koaksi, Jaringan Pantau Gambut, Kaoem Telapak, Mongabay, Hutan Itu Indonesia, Katadata, Samdhana, AMAN, HuMA, LTKL dan lain-lain. Golongan Hutan hadir untuk mengajak pemuda pemudi Indonesia agar ikut bangga terhadap hutan & segala potensinya. 

Golongan hutan berfokus untuk membesarkan isu lingkungan hidup, termasuk hutan di Indonesia. Golongan Hutan hadir untuk menyebarkan semangat dalam menjaga sumber daya alam agar dapat dinikmati oleh anak cucu bangsa.

Sedangkan Blogger Perempuan Network adalah sebuah platform digital dimana seluruh blogger perempuan di Indonesia bisa saling belajar, menceritakan dan menginspirasi satu sama lain melalui konten. Komunitas ini sudah berkembang dengan sangat pesat sejak 2015 dan menjadi komunitas blogger terbesar di Indonesia.

Sebelum ini, mereka berdua nih sudah membuat beberapa event yang diperuntukkan bagi blogger. Event terbaru adalah blogger kompetisi dengan beberapa pilihan tema, dan aku sendiri ikut serta di dalam event kompetisi kepenulisan di blog ini. Ini tulisanku, bisa dibaca disini:

4 Perhatianku Jika Aku Menjadi Pemimpin 

Di akhir acara, katanya sih sekaligus akan ada pengumuman pemenang di event kompetisi menulis ini.

Peran Pemuda Untuk Indonesia

Nah, sekarang kita masuk ke acara tersebut ya.

Ada 3 orang pembicara yang akan hadir di acara tersebut. Mereka adalah:

  • Edo Rakhman, Koordinator Koalisi Golongan Hutan 
  • Syaharani, Mahasiswi Penggiat Aksi Jeda Untuk Iklim 
  • Anindya Kusuma Putri, aktris sekaligus sport & tourism influencer
Pembicara pertama adalah Edo Rakhman.

Ini dia bang Edo yang mewakili Golongan Hutan

Edo Rakhman, yang selanjutnya dipanggil dengan panggilan Bang Edo, memaparkan bahwa saat ini posisi pemuda amat penting dalam mempersiapkan pemimpin bagi Indonesia di masa depan. Mengapa? karena, memang keberadaan pemuda itu jumlahnya di Indonesia amat strategis dalam menentukan arah pembangunan dan kebijakan di Indonesia di masa depan.

Infografik porsi pemuda dalam demografi Indonesia saat ini

Secara garis besar, jumlah pemuda, yang ditandai sebagai mereka yang berusia antara 17 hingga 30 tahun, jumlahnya menempati 82% dari keseluruhan jumlah penduduk Indonesia. Ini tentu saja bukan jumlah yang sedikit. Jumlah mereka yang banyak ini, bisa memberi dampak yang berbeda bagi Indonesia, tergantung dari bagaimana kita mengarahkan dan membekali para pemuda ini dalam memberi ruang bagi mereka untuk berpartisipasi dalam pembangunan di Indonesia. 

Jumlah pemuda yang banyak ini, merupakan sumber daya manusia yang jika salah kelola, bisa menjadi bencana demografi bagi Indonesia. Tapi, jika kita bisa mengelolanya dengan baik, akan menjadi bonus demografi tersendiri bagi Indonesia.

Secara keseluruhan, porsi pemuda dalam demografi Indonesia itu, bisa dilihat dari infografik ini 48% berjenis kelamin laki-laki, dan 52% berjenis kelamin perempuan. Dimana, 48% dari mereka semua masih berstatus sebagai pelajar atau mahasiswa, dan sisanya 27% sebagai karyawan, sisanya lain-lain. Lalu, didapat juga informasi bahwa 47% tinggal di perkotaan, dan 53% tinggal di kabupaten. 

Bagaimana caranya agar keberadaan pemuda yang banyak ini tidak menjadi bencana demografi bagi Indonesia di masa depan? Yaitu dengan mempersiapkan para pemuda ini agar mereka siap dan mampu menjadi pemimpin yang baik. 

Pemimpin yang baik itu seperti apa? Kata Bang Edo, pemimpin yang baik itu adalah pemimpin yang mampu bersikap adil. Adil disini bukan hanya adil dalam menegakkan hukum saja, tapi juga adil dalam membuat kebijakan, adil dalam menegakkan keputusan, dan adil dalam membuat perencanaan. Jadi adil ketika menyelesaikan masalah yang ada saat ini dan adil juga ketika membuat perencanaan dan pembuatan kebijakan untuk di masa depan. Karena, apa yang dilahirkan oleh pemimpin saat ini dampaknya bukan hanya dirasakan saat ini saja, tapi juga di masa depan. Disitulah pentingnya sifat adil harus dimiliki oleh seorang pemimpin. 

Anak muda Indonesia, ternyata amat peduli loh terhadap kualitas Pemimpin yang mereka harapkan untuk bisa memimpim Indonesia. 

Ini tuh, terlihat dalam kasus yang masih paling hangat terjadi di Indonesia, yaitu dalam pemilihan kepala daerah yang baru saja berlangsung.

infografis tentang jajak pendapat harapan dan persepsi anak muda terhadap pilkada



Hal yang penting untuk dimiliki oleh seorang pemimpin juga perhatiannya terhadap masalah lingkungan hidup. Termasuk di dalamnya tentang hutan, laut, udara, sungai, air, pembangunan fisik, dan sebagainya.

Sesungguhnya, isyu lingkungan hidup tidak bisa dianggap sepele kata Bang Edo. Karena, isyu lingkungan hidup itu mempengaruhi gaya hidup masyarakat. 

Bahkan, pandemi Covid 19 yang sedang melanda dunia selama 10 bulan terakhir ini, bisa terjadi juga akibat ketidak bijaksanaan manusia dalam menghadapi masalah lingkungan hidup yang tejadi di sekelililingnya, secara tidak langsung. Juga krisis kehidupan lain seperti krisis ekonomi, polusi, munculnya penyakit baru di tengah masyarakat, gejala alam yang tidak biasa, dan sebagainya. Secara tidak langsung, manusia memberi sumbangan bagi munculnya kesulitan dan masalah yang bisa kita temui di banyak tempat. 

Kata Band Edo, hal yang menggembirakan terkait dengan hal di atas, karena ternyata pemuda jaman sekarang, di balik penampilan mereka yang terlihat cuek, punya rasa peduli terhadap isyu lingkungan yang amat besar. 

Sebuah survey yang dilakukan oleh Yayasan Indonesia Cerah dan CHANGE.ORG Indonesia menggelontorkan sebuah survey atas 8000 responden untuk mengetahui apakah banyak anak muda yang mengetahui adanya isyu yang mengatakan bahwa masalah yang diakibatkan oleh perubahan iklim akan menjadi masalah yang serius di Indonesia. Judulnya adalah "Survey krisis iklim di mata anak muda". 

 Hasilnya, ternyata 89% anak muda (yaitu mereka yang berusia 20-30 tahun) sangat khawatir akan dampak dari krisis iklim. Bahkan, 97% merasa yakin bahwa dampak yang muncul dari krisis iklim ini akan sama atau bahkan lebih parah daripada pandemi Covid 19.

ringkasan hasil surveynya nih 



hasil surveynya
 
Dari hasil survey tersebut, diperoleh fakta berikutnya, yaitu 19 dari 20 anak muda (usia 20-30 tahun) merasa yakin bahwa masalah krisis iklim itu terjadi akibat ulah manusia.

Pertanyaan berikutnya, lalu apa solusinya? Nah, infografis berikutnya di bawah ini bisa menggambarkan solusi yang dipikirkan oleh golongan muda tersebut.


Solusi yang dipikirkan oleh kalangan pemuda ini adalah:
  • 28% memilih untuk menghentikan pembakaran hutan dan lahan.
  • 26% memilih untuk mengakhiri ketergantungan pada energi fosil dan menggantinya dengan energi terbaru
  • 19% memilih untuk memulai perilaku hidup ramah lingkungan.
Dan jika diperhatikan, sekarang ini kita bisa masif melihat bagaimana generasi muda jaman sekarang memulai gaya hidup (lifestyle) minimalis, menggunakan sepeda ke tempat kerja, memilih untuk menggunakan barang yang lebih ramah lingkungan, dan sebagainya. Kasus-kasus  kebakaran hutan, dampaknya  yang berupa polusi asap, serta pengalihan lahan, juga terlihat disuarakan oleh kalangan pemuda hingga akhirnya kasus-kasus ini jadi perhatian publik.

Kalian yang tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang survey yang dipaparkan oleh Bang Edo, bisa mencari di google survey tersebut. Ini judul-judulnya ya. 

Ini 3 survey menarik yang bisa dicari di internet tentang kepedulian anak muda terhadap masalah lingkungan



Pembicara berikutnya, yaitu Anindya Kusuma Putri, aktris sekaligus sport & tourism influencer. Dia ini pemenang Putri Indonesia tahun 2015 mewakili Jawa Tengah. Dalam kesehariannya sebagai penggiat pariwisata di Indonesia, Anin banyak bertemu dengan aneka macam persoalan lingkungan hidup. Anin mengaku bahwa dia tidak segan menegur pada siapa saja yang tidak menjaga alam Indonesia yang dikaruniai oleh Tuhan dengan alam yang indah.

Ini dia Kak Anin. Dia sedang berada di lepas pantai Nusa Penida, Bali ketika acara berlangsung. Sehingga, kak Anin melakukan Zoom di atas kapal. 

Anindya Kusuma Putri, yang selama acara berlangsung akrab dipanggil Kak Anin, sedang menjalankan tugas sebagai duta pariwisata dan saat acara berlangsung dia berada di lepas pantai Nusa Penida, Bali. Kak Anin bercerita bahwa saat ini di pantai Nusa Penida sedang berlangsung badai kecil sehingga angin bertiup cukup kencang.

Kak Anin bisa dibilang mewakili anak muda jaman sekarang yang peduli terhadap persoalan lingkungan hidup. Kak Anin bercerita, bahwa awalnya dia diajak oleh teman-temannya untuk melakukan tracking ke gunung Rinjani ketika duduk di bangku SMA. Disana, melihat keindahan puncak Rinjani, dia merasa amat kagum dengan semua yang Tuhan ciptakan. Karena semua ciptaan Tuhan ternyata begitu besar, begitu megah, sehingga sebagai manusia dia merasa bagai sebutir debu saja rasanya.

Pada satu kesempatan, akhirnya Kak Anin bertemu dengan sebuah air terjun. Air terjun ini tuh adalah salah satu air terjun dari tujuh air terjun yang ada di Rinjani. Karena sudah lama tidak bertemu dengan air bersih, maka dia pun bersiap-siap untuk mandi. Nah, disinilah dia bertemu dengan sesama pendaki gunung tapi ini tuh rombongan orkarena ang bule. Rombongan orang bule ini terlihat kesal melihat orang Indonesia yang mandi di bawah air terjun ini. Dan si orang bule ini berani menegur para pendaki yang sedang mandi ini karena mereka mandi menggunakan sabun.

Menurut orang-orang bule ini, seharusnya para pendaki tidak boleh mandi di bawah air terjun dengan menggunakan sabun. Mengapa? Karena air terjun ini berada di hulu dari sebuah sungai yang akan mengalir ke bawah gunung menuju ke hilir sungai. Sehingga, sebaiknya mereka yang menggunakan air bersih di bagian hulu harus menjaga agar air sungai tetap bersih tidak tercemar oleh campuran kimia sama sekali. Dan sabun termasuk campuran kimia yang bisa mempengaruhi kebersihan air. 

Ini salah satu air terjun yang kak Anin maksud.


tebak kak Anin yang mana? Yang pake tutup kepala ternyata. 


Kata kak Anin : "Saya inget banget pas orang bule itu bilang, Indonesia itu indah banget loh. Negara kalian tuh punya alam yang amat cantik dan indah. Jadi, sebaiknya dijaga agar tetap indah dan cantik. Sejak itu saya jadi punya keberanian untuk langsung menegur mereka yang saya lihat tidak menjaga alam Indonesia dengan baik."

Dan jika kalian ke Rinjani, kalian akan sedih deh melihat sampah-sampah yang ditinggalkan oleh para pendaki yang selesai berkemah dan kembali ke bawah. Jadi mereka turun ke bawah gunung tapi meninggalkan sampah mereka di atas gunung. 

Selain kak Anin, masih ada anak muda yang mewakili generasi muda yang peduli terhadap masalah isyu lingkungan dan kali ini dia juga menjadi pembicara ketiga di acara blogger gathering ini, dia adalah Syaharani, Mahasiswi Penggiat Aksi Jeda Untuk Iklim. 


Untuk informasi, Aksi Jeda adalah aksi yang dilakukan mengikuti seruan remaja aktivis lingkungan asal Swedia, yaitu Greta Thunberg (yang bahkan usianya baru 16 tahun), untuk melakukan aksi iklim guna menyadarkan pemerintah dan masyarakat mengenai urgensi pengendalian perubahan iklim dan dampaknya.  

ini skrinsut tentang seruan Greta Thunberg di acara Global Climate Strike tahun 2019 silam. Skrinsut ini aku ambil dari Anak Indonesia jawab seruan panik Greta Thunberg untuk perubahan iklim - ANTARA News


Kak Rani ini. meski amat muda tapi dia salah seorang penggiat anti jeda untuk iklim di Indonesia. 

Apa itu krisis iklim? Krisis iklim adalah sebuah krisis yang dialami masyarakat di seluruh dunia disebabkan perubahan iklim. Perubahan iklim terjadi ketika suhu rata-rata bumi meningkat dalam jangka waktu yang lama, disebabkan emisi gas rumah kaca yang terjebak di stratosfer.
infografis tentang bahaya krisis iklim 

Krisis iklim itu memang tidak bisa dipandang sepele dalam hal ini. Ada banyak sekali bahaya yang muncul akibat dari krisis iklim. Seperti mencarinya permukaan es di kutub yang menyebabkan naik juga permukaan air laut di seluruh permukaan bumi. Ada beberapa wilayah yang bahkan sudah hilang dari permukaan bumi karena mencairkan permukaan es di kutub ini. Krisis iklim juga menyebabkan bencana alam menjadi kerap terjadi di banyak tempat dan di waktu yang bahkan tidak dapat diprediksikan. Hal yang sama terjadi juga dalam bentuk terjadinya perubahan cuaca yang ekstrim. Tiba-tiba kejadian hujan es di beberapa tempat di daerah tropis di Indonesia beberapa waktu lalu misalnya. Atau kedatangan el nina, el nino yang menyebabkan hujan turun deras berhari-hari atau angin panas yang berhembus di banyak tempat hingga menyebabkan banyak orang yang jatuh pingsan bahkan meninggal akibat dehidrasi parah. 

Krisis iklim juga menyebabkan munculnya konflik sosial berkepanjangan di banyak tempat. Cuaca panas, bikin orang cepat naik darah. Cuaca tidak menentu, menyebabkan panen tidak dapat dilaksanakan dengan baik. Akibatnya terjadi krisis pangan yang menyebabkan harga kebutuhan pangan melonjak dan akhirnya memicu konflik sosial di tengah masyarakat. 

Dan  bahkan, beberapa wabah penyakit bermunculan yang diakibatkan oleh krisis iklim. Seperti demam berdarah yang disebabkan oleh nyamuk aedes, flu babi. flu burung, dan yang terbaru covid 19.

Nah. Sedangkan yang dimaksud dengan emisi gas rumah kaca dalam krisis iklim.

Emisi gas rumah kaca adalah gas di atmosfere. Gas ini terkumpul secara alami namun juga timbul akibat aktifitas manusia. Misalnya, menghasilkan karbondioksida dari bahan bakar fosil, limbah padat, hingga bahan bakar kendaraan. 



Peningkatan emisi gas rumah kaca inilah yang bisa menyebabkan menipisnya lapisan atmosfere di atas muka bumi dan pada akhirnya berakibat pada terjadinya krisis iklim yang lebih parah. 

Ada beberapa penyebab yang membuat hal ini terjadi, di antaranya adalah penggunaan bahan bakar fosil yang tidak bijak, pengrusakan hutan dan aktifitas pertanian, serta industri dan limbah. 



Pandemi Covid 19 yang terjadi sejak bulan Maret 2020, ternyata meski amat mengkhawatirkan tapi membawa sisi lain yang patut disyukuri. Yaitu, berkurangnya penggunaan alat transportasi karena orang-orang yang berada di rumah saja hingga otomatis mengurangi emisi gas rumah kaca dari penggunaan bahan bakar fosil yang bisa menghasilkan gas karbon. 

Tapi, Pandemi Covid 19 di sisi lain juga menambah banyak volume sampah plastik dan penggunaan cairan kimia sabun cuci tangan. Sekarang sih sudah ada cairan sabun cuci tangan yang lebih ramah lingkungan. Tapi, sampah plastik mungkin masih harus diperjuangkan lagi. 

Lalu bagaimana caranya bagi kita semua untuk bisa membuat perubahan bagi lingkungan hidup sekitar kita agar bisa lebih baik? Yaitu dengan melakukan 3 B, yaitu :
Belajar
Bergerak
Bawel


Belajarlah agar kita tahu bagaimana kondisi yang sebenarnya dan belajar agar tahu apa yang harus dilakukan menghadapi kondisi tersebut.
Bergerak karena pengetahuan jika hanya mengendap di dalam kepala saja tidak ada gunanya. Pengetahuan baru berarti jika sudah diterjemahkan dalam aksi yang membawa manfaat.
Bawel. Bersuaralah, karena dengan bersuara maka orang lain bisa mendengar. Dan suara-suara yang banyak terdengar akan mampu membuat orang lain jadi tergerak untuk bergerak.




Sudah terbuktilah, ada banyak perubahan yang terjadi di tengah masyarakat dan itu semua bermula karena kebawelan dari orang-orang yang menginginkan perubahan. 

Bersuaralah maka kau akan didengar.

3 komentar

  1. acaranya seru ya bu, walau hanya bisa bertemu melalui zoom

    BalasHapus
  2. Alhamdulillah walau nggak ikut acaranya, dapat wawasan baru dari artikel Mba Ade, makasih banyak yaa...

    BalasHapus