Notebook

Notebook
by Ade Anita on Thursday, 09 December 2010 at 09:49
Huff....
Iseng, siang ini saya berpikir, apa kabarnya ya kasus Ariel Peter Pan? Dengar-dengar kabar, dia akan segera dibebaskan dari penjara. Mungkin, setelah bebas dari penjara, dia akan mengawini Luna Maya, atau... bersepakat untuk "tinggal bersama" Luna Maya... lalu mereka berdua akan menunggu, diam di suatu tempat sambil menikmati pasir putih, ombak yang selalu mengejar di pinggiran pantai, mengamati Camar yang terbang di atas langit. Lalu menyaksikan matahari tenggelam secara perlahan dan malam pun diselimuti oleh bintang gemintang. Mungkin kehidupan seperti itu, menepi dari keramaian, akan terjadi beberapa saat. Bisa dua atau tiga tahun. Setelah itu, mulai mengendus-endus bau angin yang datang. Apakah rakyat Indonesia sudah melupakan kasus pornoaksi mereka?

Angin memang selalu setia memberi kabar. Cukup masukkan telunjukmu ke dalam mulut, basahi dengan air ludahmu, keluarkan lalu angkat telunjuk tinggi ke angkasa. Mulailah rasakan belaian hembusan angin yang menyapa telunjukmu. Kalian akan merasakan semua kabar yang beredar di masyarakat yang dibawa serta oleh sang angin. Para pejabat negara kita, konon, selalu melakukan hal ini pertama kali ketika mereka akan melangkahkan kaki keluar rumah. Angin akan menuntun mereka, siapa yang harus dibela hari ini, dan siapa yang harus ditinggalkan hari ini. Para aktor-aktor politik di negara kita, sudah lebih pandai untuk memodifikasi cara membaca arah angin ini dengan akting drama mereka yang sudah terasah dengan baik karena jam terbang di panggung sandiwara yang tinggi. Tidak heran, ada banyak politisi kutu loncat yang bermunculan setiap kali musim pemilihan umum tiba. Dan mungkin, itulah yang akan dilakukan oleh Ariel Peter Pan dan pasangannya. Bukankah sebagai rakyat sudah sepatutnya mengikuti jejak para pemimpin?

"Hei... sudah aman nih untuk mencari rezeki dengan menghasilkan karya lagi. Ayo, kita keluar dari tempat berlibur kita ini, dan mulai berkiprah." Para fans fanatik memang enggan beranjak pergi apapun yang terjadi dengan idola mereka. Meski idola mereka berubah menjadi iblis pun, mereka tetap akan setia. Dan para fans fanatik inilah yang menjadi sasaran pertama untuk mulai mengumpulkan kembali serpihan-serpihan popularitas yang kemarin pecah karena sebuah peristiwa yang tidak jelas (jadi, sebenarnya, Ariel itu didakwa dengan pasal apa sih? Hukumannya apa? Lalu, kenapa penyebar videonya tidak disorot ya?)

Jangan-jangan, tahun 2014 Ariel maju sebagai salah seorang calon anggota dewan yang terhormat? Atau calon wakil gubernur? Entahlah. Jejak rekannya Ariel seperti Maria Eva sudah lebih dahulu melakukannya. Dan lagi-lagi, media hiburan di tanah air ini senang sekali dengan pola ikut-ikutan. Coba saja lihat, acara apa yang paling diminati oleh pemirsa. Tidak usah susah-susah menunggu jam tayangnya, karena stasiun televisi lain, dengan cepat akan memproduksi acara serupa dan yang mirip-mirip. Jadi, kita bisa menonton acara yang mirip-mirip dimana saja, kapan saja. Tidak usah berebut remote lagi. Dan mungkin bisa menonton video Ariel dimana saja tanpa merasa risih lagi.

Pada akhirnya, video yang sudah terlanjur beredar itu memang akan menjadi video biasa saja bagi banyak orang. Pada akhirnya, tokoh pelakunya menjadi tokoh biasa saja bagi banyak orang. Memang demikianlah perilaku masyarakat kita. Jika sudah condong pada sesuatu, maka sesuatu itu dikupas habis-habisan sampai akhirnya semua orang merasa muak dan menganggap sesuatu itu adalah sesuatu yang sudah tidak istimewa lagi. Karena tidak istimewa lagi, maka bisa diterima oleh masyarakat dan dianggap menjadi bagian yang tidak boleh ditolak keberadaannnya.

Lalu dimulailah babak baru dalam kehidupan kita.
Sebuah babak dimana kita terpaksa harus hidup bersisian secara damai dan toleransi tinggi dengan berbagai macam kejahatan, kekurang ajaran, kebrutalan, kebiadaban, dan kepincangan.

Paradoks. Kita diajarkan sejak kecil untuk menjaga diri agar senantiasa berbuat jujur; tapi kepanikan untuk memperoleh nilai yang bagus membuat kita tidak sungkan menyontek.
Paradoks. Kita diajarkan sejak kecil untuk tidak berbohong. Tapi spontan langsung terucap ketika terdengar suara ketukan di pintu, "Stt, bilang ibu sedang pergi."
Paradoks. Kita bertekad untuk membasmi korupsi dan menghujat Gayus habis-habisan, tapi diam-diam menyelipkan uang di lengan pegawai pemerintahan agar urusan administrasi dilancarkan.

Lalu, tulisan ini bermula karena pagi ini saya mendapatkan sebuah email yang membuat saya amat kesal dan marah. Kembali terjadi, seorang perempuan mengadu bahwa dirinya diperkosa.
Isaknya yang menyayat di seberang sana, bisa saya dengar dan itu amat sangat memilukan.
Tragisnya adalah, saya harus dihadapkan kembali dengan sebuah paradoks baru.

"Ayolah, ceritakanlah jujur kejadianmu ini pada orang tuamu. Mereka akan mengerti."
"Tapi bagaimana dengan suami saya? Apakah saya harus jujur juga?"
"Jangan. Suamimu tidak akan tahu dirimu masih perawan ataukah bukan. Ini rahasiamu. Jangan pernah cerita, dan berpura-puralah masih perawan."

ARRGGHHHH.....
Saya ingin meninju dengan keras notebook di hadapan saya ini.
Kesal.
Marah.
MARAH... AMAT MARAH.
Kenapa harus memberi jawaban seperti itu? Tapi memang demikianlah kaum laki-laki di negeri ini. Tidak peduli seberapa banyak anak perawan orang yang mereka nodai, ketika tiba saatnya mereka harus menikah, mereka ingin seorang istri yang perawan dan belum pernah ternoda.

(asli nulis sambil menangis)

Entahlah.
Tapi, kadang saya juga ingin menikmati hidup seperti yang dialami Ariel Peter Pan ketika sedang menepi dan menyendiri dari hiruk pikuk masyarakat. Merasakan butir pasir yang seperti ice cream di pantai. Mengalir halus di sela-sela jari. Lalu berlari melonjak-lonjak mengejar ombak yang menyapa pantai. Lalu menyaksikan matahari terbenam pelan-pelan dan bulan serta pasukan bintang yang dibawanya serta naik menghiasi langit malam.

Hidup dengan memberi nasehat yang dipenuhi paradoks itu adalah hidup yang amat menyebalkan!!! Saya tidak suka hidup seperti ini. Saya ingin senantiasa hidup dengan penuh kejujuran, lurus hati dan omongan, bersih dari berbagai prasangka. Saya ingin sebuah kehidupan yang damai.

"Mbak, jika saya meninggalkan dia, apakah masih ada laki-laki yang mau dengan saya? Saya sudah ternoda."
"Astaga, kenapa sih lebih memilih untuk hidup damai dengan derita?"
"Karena saya tidak punya apa-apa lagi. Kehormatan saya sudah hilang, orang tua saya sudah memusuhi saya. Padahal, janin di perut saya ini harus terus hidup. Saya tidak mungkin membunuhnya, lalu menambah dosa baru pada diri saya."
"Lalu?"
"Saya akan menerima tawaran si jahanam itu yang akan bertanggung jawab mengawini saya."
"Jangan. Dia bukan seorang suami yang baik. Dia hanya akan memanfaatkan tubuhmu untuk memuaskan nafsunya saja. Setelah bosan, percayalah, dia akan mencari perempuan lain, tentu setelah sebelumnya menguras hartamu, sama seperti dia menguras hartamu ketika kamu sedang jatuh cinta padanya."

Dan sementara saya menangis dan benar-benar ingin meninju notebook yang ada di hadapan saya ini, atau memporak porandakan seluruh meja tulis yang ada di hadapan saya ini dengan pukulan yang bisa menghilangkan sesak di dada ini, kembali saya teringat Ariel Peter Pan. Apakah semua orang bakalan punya tempat menepi dan menyendiri seindah yang dia miliki ya?

"Tinggalkan dia, demi Tuhan, tinggalkan dia. Dia cuma jahanam yang akan menyeretmu ke dalam rumah penderitaan yang tiada habis sepanjang hidupmu."
"Nggak bisa mbak....hiks.... dia mengancam, akan menyebarkan semua foto dan video ketika dia melakukan ML dengan saya di YOUTUBE. Bagaimana nasib orang tua saya, keluarga saya, pekerjaan saya jika hal ini terjadi? Saya tidak punya pilihan."

---------------------
Penulis: Ade Anita (langsung menulis notes ini, tanpa proses edit, karena kesal dan amat sangat marah, setelah sebuah pertemuan dunia maya yang membuat sesak).

ASLI PINGIN MENINJU NOTEBOOK, MEJA TULIS, TELEVISI... SEMUANYA. KESAL!!!! SEDIH.

(jangan dishare lagi ya notes ini. Isinya nggak bagus, cukup baca dan tinggalkan komen disini saja. Please, ini menyangkut nama baik seseorang).

Like · Comment · Share · Delete
Adhy Rical, Nur Azizah, Ria Fariana and 6 others like this.
Anne Adzkia Indriani Ketika membaca bagian awal saya smpt pgn ketawa mbak,soalnya kisah ttg ariel ini mmg bikin gemes. Trus pas bagian kisah si wanita yg hamil,sy jd kesel...apalagi pas tnyt tau mbak ade marah,jd ikutan pgn marah.
Intinya,saya kebawa emosi spt y...See more
06 December at 14:16 via Facebook Mobile · Like
Dyah Sari De...bener itu diperkosa? Atau suka sama suka? Sori...aku cuma ingin meletakkan persektip lain dari pembicaraan di atas, ini apa apa yg aku tangkap ya.

Just a thought.
06 December at 14:17 · Like
Neesha Penuhcinta Ikut sedikit merasa apa yg sedang mba Ade rasakan, speechless,, semoga yg bersangkutan mengambil langkah yg tepat untuk kedepannya :'(
06 December at 14:23 via Facebook Mobile · Like
Ade Anita ‎@sari: perkosaan dan suka sama suka itu tipis banget bedanya.. ada sobekan di V yang bisa dibuktiin lewat visim jika itu perkosaan dengan kekerasan..tapi bagaimana jika diperkosa dibawah ancaman? bisa apa perempuan di bawah tekanamn tenaga laki-laki yg besar, kuat damn terlatih? itu yg bikin qku bingung untuk bantu
06 December at 14:35 via Facebook Mobile · Like
Elisa Trisnawati hmmm tulisan dan penjabaran kekesalan yg cukup indah dan menyentuh de, membuat kita ikut berpikir tentang masalah ini.
kadang laki2 menyalahgunakan kekuatan yg dimilikinya......masalah yg sulit......dan pilihan yg sulit
06 December at 15:08 · Like
Tias Tatanka speechless mba....
06 December at 16:24 · Like
Ilham Q Moehiddin Jujur saya terkejut baca ini...lebih terkejut dgn sikap mba Ade. Barangkali kita mesti arif menerima sebuah kisah. Banyak kemungkinan yang mengalir dalam aduan "sepihak" macam ini. 1) jangan sampai aduan ini hanya untuk mencoba-coba mba ade...See more
06 December at 17:03 · Like · 1 person
Ade Anita hmm... masalahnya rumit dan tidak bisa diceritakan disini. secara detail..ini untuk share saja.. . saya lebih suka dia menempuh jalur hukum tapi ternyata buntut dari jalur hukum terlalu panjang resikonya.. seorang perempuan dengan kasus seperti ini tapi tidak punya wajah cantik luna maya atau cut tari akan habis jadi cacian masyarakat kita. jadi seperti buah simalakama. ..dan dia tidak siap jadi sampah kelak.
06 December at 17:37 via Facebook Mobile · Like · 1 person
Ade Anita bagi banyak orang mungkin kisah ini seperti dongeng atau cerpen..tapi ini nyata ada.. dan selalu petempuan yg jadi korbannya, akan selamanya jadi korban yg tertindas...
ini nyata..dan juga bukan yang pertama.. meski saya selalu berharap ini...See more
06 December at 17:42 via Facebook Mobile · Like · 1 person
Ilham Q Moehiddin Selalulah berharap demikian...sayapun berharap kasus macam ini tidak akan pernah ada lagi. Tapi, berharap saja tidak akan cukup menekan perlakuan macam ini akan timbul lagi kelak. Saya sangat sarankan teruskan kasus ini tidak saja pada poli...See more
06 December at 17:49 · Like
Ade Anita oke..tks..
06 December at 17:51 via Facebook Mobile · Like
Faradina Izdhihary Aku ikutan gemas Mba, ikutan nangis. ya... paradoks. Aku juga suka menangis saat mengalaminya. Banyaksuami menuntut istrinyestasia setia, tetapi di uar mereka tak setia. Paradoks. Banyak guu mengajarkan kejujuran, saat UN mereka meminta mur...See more
06 December at 18:32 · Like
Qonita Musa gemesss... harusnya ada perlindungan dalam bentuk...... nah, bentuknya yang harus dicari....
06 December at 18:32 · Like
Aisyah Dian same, aku lagi muak juga dengan banyak lelaki di sekitarku.
bagaimana orang bisa-bisanya hidup tanpa perasaan, hati dan tanpa rasa malu.
06 December at 19:17 · Like
Leyla Imtichanah kalo aku jadi perempuan itu, aku akan jujur kpd suamiku, n terima apa pun konsekuensinya. Kalau dicerai, aku tdk akan menikah dg lelaki yg memperkosaku karena akhlaknya tdk baik. Aku akan melanjutkan hidupku sendiri. Kalau tidak dicerai, aku akan bersama dg suami yang baik hati itu selamanya....Dan tentu saja aku akan melaporkan lelaki yang jahat itu ke polisi.
06 December at 19:28 · Like
Ade Anita ‎@leyla: baca deh ancaman sebar foto dan video itu? masalahnya ternyata bukan cuma masalah memilih suami saja..rumit..
06 December at 19:44 via Facebook Mobile · Like
Leyla Imtichanah segera lapor ke polisi, aplg kalo tau siapa orgnya. serumit apa pun, insya Allah ada jalan keluarnya dan bukan dg menuruti nafsu lelaki itu. kalo polisi cepat bertindak, insya Allah dpt segera teratasi. bagaimana dia diperkosa? itu jadi pertanyaan. Apakah dia juga membuka diri untuk lelaki itu, sehingga ada celah bagi lelaki itu untuk menodai kehormatannya?itu yang harus diwaspadai oleh para wanita.
06 December at 19:50 · Like
Ade Anita iya..makasih sarannya....khusus komen terakhirmu, kadang ini yg bikin gentar. karena perempuan gentar kalo ditanya ini, terlebih dengan didahului kecurigaan yg stimatis seperti ini..
06 December at 19:55 via Facebook Mobile · Like
Nur Rahma Hanifah Astagfirullahalazim...

Ini masalah yg kompleks. Harus dilihat dari banyak sudut pandang. aku coba share ya. Dari segi masalah hukum, memang lebih baik ditindak secara hukum, tapi menurutku ini jadi opsi yg terakhir. Kenapa? Benar kata mbak a...See more
06 December at 21:14 via Facebook Mobile · Like
Fahri Asiza sangat mengingatkan...
06 December at 22:27 · Like
Hairi Yanti berharap di akhir tulisan mendapati sebuah tulisan, "cerita di atas hanya fiksi belaka".. tapi tak ada tulisan itu. Hiks. *nyesak*
06 December at 22:58 · Like
Leyla Imtichanah Mbak, aku masih terpikir terus lho...sampai kebawa tidur dan akhirnya pagi ini aku ingat sebuah kisah nyata yang pernah ditayangkan di TPI (Kalo tdk salah). Tentang kisah seorang perempuan India yg diperkosa oleh penguasa daerah setempat yg...See more
07 December at 05:33 · Like · 1 person
Naqiyyah Syam Full Leyla: aku sepakat! Ungkapkan kebenaran walau butuh perjuangan!
07 December at 06:31 · Like
Faradina Izdhihary Lawan! Setiap kesewenang2an terhadap harkat perempuan! Ia nenek, ibu, kita sendiri, juga anak-anak kita
07 December at 08:22 · Like
Dwi Klik Santosa tulisan yang penuh emosional. dan menggugah perhatian pembaca.

namun kiranya ... tidak fair juga jika harus mengartikan banal itu milik laki-laki saja .... sex atau hubungan intim itu tidak akan terjadi (jika bukan disebut sebagai perkosaan)...See more
07 December at 08:27 · Like
Ade Anita makasih semua utk saran da dukungannya.. iya.. langkah pertama berarti sekarang menguatkan mental dia untuk berani melawan..
makasih semua
07 December at 09:34 via Facebook Mobile · Like
Jazimah Al-Muhyi saya lagi mikir, kalo saya yang dicurhatin, saya kasih nasehat apa ya gadis itu?
Mbak, sejujurnya saya agak terganggu dengan muatan 'gosip' dalam tulisan ini. He he.
07 December at 22:05 · Like
Ade Anita gosip yang mana? semua di atas bukan gosip atau fiksi khayalan..
08 December at 07:04 via Facebook Mobile · Like
Afifah Ahmad Mbak...Ade, saking nyeseknya sampai lupa ninggalin comment.

Tapi asli...saya semalem jadi gak bisa tidur....pengen ikut2an banting HP...hiks..

Jadi inget cerita temen, konon di pedalaman Pakistan, perempuan yang diperkosa 'dihukumi' sama deng...See more
08 December at 15:36 via Facebook Mobile · Like
Adhy Rical ‎^
katanya dunia tak sekelor. eh tak selebar maksudnya. ya biarin saja mbak. laki-laki bukan cuma satu di dunia ini. kalau laki-nya butuh perawan ya operasi medis saja atau tabib perawan. kukira tak ada yang tak bisa hanya tak mau. soal aril...See more
10 December at 04:01 · Like
Ade Anita ‎@adhy: iya... makasih ya... tapi ternyata aku masih sayang sama notebook ini... jasanya masih banyak dan sepertinya masih akan terus..^_^...
Aku sedang memikirkan cara untuk menolong teman kita itu... kemarin asli emosi dan kehilangan akal ...See more
10 December at 06:22 · Like
Ade Anita ‎@afifah: sudah, tenang afifah... proses mulai berjalan kok...doakan saja semoga lancar.
10 December at 06:22 · Like

Tidak ada komentar