Merindukanmu

Hari ini, 12 hari sudah sejak ayah meninggal dunia. Matahari bersinar setiap pagi seperti biasanya. Burung-burungpun berkicau dengan riang seperti hari-hari kemarin. Anak-anak sudah kembali aktif bersekolah dan mulai menunjukkan prestasinya masing-masing. Juga... berat badan kembali menunjukkan fluktuasi yang menyebalkan seperti yang biasa terjadi saban bulan.




Tapi... kenapa tidak pernah ada lagi ketukan pintu dari seseorang yang aku rindukan kehadirannya saat ini ya?

Biasanya, kala ayah masih hidup dulu, ayah selalu mengetuk pintu rumahku hampir beberapa hari sekali hanya untuk mampir baca koran. Setelah baca koran, biasanya kami ngobrol macam-macam. Mulai dari masalah politik, kenaikan harga sembako, tetangga yang aneh, saudara yang annoying, sampai kucing yang menyebalkan. Mulai dari hal yang penting sampai hal yang sama sekali tidak penting. Sambil sesekali ayah menggoda cucunya, hawna atau arna, dan merogoh cemilan yang ada di atas meja. "Nggak usah. Ayah nggak mau minum, tapi kalau ada susu ultra atau U C vitamin c boleh deh." Itu selalu yang dia katakan. Sesekali ayah memberi komentar atas suasana rumahku yang berantakan.... "Duh, De, kayak kapal pecah banget sih." Biasanya aku hanya nyengir sambil bilang, "Masih pagi yah. Biar saja anak-anak puas main, nanti kalau dah sorean baru dirapiin."

Tapi... sudah 12 hari lewat dan ayah tidak hadir di depan rumahku... membuat aku... merindukannya.



Tidak ada komentar