Sehat dan Bersih Saat Menstruasi

 [Lifestyle] Beberapa tahun lalu, sebelum pandemi datang melanda seluruh dunia, di berita seputar selebritis Indonesia ramai diperbincangkan orang tentang seorang artis yang sudah menikah lalu dia bertemu dengan mantan istri dari suaminya ini. Lalu, si artis ini memberi komentar di depan wartawan infotainment bahwa alasan suaminya meninggalkan mantan istrinya itu salah satunya karena Miss V si mantan istri yang mengeluarkan bau tidak sedap. Lalu, virallah komentar "tidak sopan" si artis ini. Banyak yang menunjukkan simpati pada mantan istri yang dibuka aibnya, dan lebih banyak lagi yang menghujat mantan suami yang kok tega-teganya membiarkan istri barunya membuka aib mantan istrinya. Tapi terlepas dari berita heboh ini, ada satu hal yang harus diperhatikan, yaitu betapa pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan daerah area kewanitaan seorang perempuan.

Menjaga daerah area kewanitaan seorang perempuan, sebenarnya tidak mutlak harus dilakukan oleh seorang wanita yang sudah menikah saja. Tapi harus dilakukan oleh semua perempuan. Baik dia sudah menikah atau belum menikah atau mungkin memutuskan untuk tidak mau menikah sekalipun (jika memang ada). Karena, menjaga area kewanitaan itu imbal baliknya bukan cuma didapat oleh perempuan itu sendiri tapi juga bisa berimbas pada orang lain yang ada di dekatnya.

Kenapa bisa begitu? Karena dari area kewanitaanlah bisa muncul aneka macam penyakit yang bisa jadi bukan cuma mengganggu kesehatan perempuan ini saja tapi juga bisa menyusahkan lingkungan di sekitar perempuan ini. Lah iya sih, jika seseorang jatuh sakit, otomatis orang yang ada di dekatnya tidak bisa diam cuek. Minimal bantu dia berobat dan harus mendengar keluh kesahnya.

Webinar Sehat dan Bersih Saat Menstruasi

Kemarin, 27 Mei 2021, aku mengikuti acara Webinar dengan tajuk Sehat dan Bersih selama Menstruasi (dalam rangka memperingati Hari Kebersihan Menstruasi 28 Mei). Acaranya dilakukan secara zoom mengingat saat ini Indonesia masih mengalami situasi Pandemi akibat Covid 19.

Acaranya sendiri berlangsung sejak pukul 14.00. Dipandu oleh host cantik, Novita Angie.

Hadir sebagai pembicara dalam Webinar ini adalah:

1. Prof. Dr. dr. Dwiana Ocviyanti, Sp.OG(K). MPN. Beliau anggota Pengurus Besar Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI)

2. Anna Surti Ariani, S.Psi, M.Si. Beliau merupakan Ketua Ikatan Psikologi Klinis (IPK) Indonesia wilayah Jakarta.

3. Mada Shinta Dewi, yang merupakan Country Manager MUndhipharma Indonesia.

Saat giliran Prof. Dr. dr. Dwiana Ocviyanti berbicara beliau menjelaskan bahwa saat ini faktanya, ternyata di tengah masyarakat informasi tentang betapa pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan daerah area kewanitaan masih amat kurang kesadarannya. Itu sebabnya aneka macam gangguan kesehatan yang terjadi di sekitar area kewanitaan kerap terjadi di tengah masyarakat.

Gangguan kesehatan yang paling ringan mungkin berupa keputihan atau gatal-gatal. Sedangkan gangguan yang terberat bisa memicu munculkan kanker rahim. Duh, naudzubillah min dzaliik ya. 

Mentruasi sendiri secara fisiologi sebenarnya merupakan pelepasan dari lapisan dinding rahim karena tidak terjadinya pembuahan di dalam rahim. 

Seperti kita ketahui bersama, setiap perempuan memiliki rahim dan setiap siklus tertentu secara rutin terjadi pelepasan sel telur yang siap untuk dibuahi. Sel telur yang siap dibuahi ini akan bertemu dengan sel sperma di dalam rahim. Ini yang disebut dengan proses reproduksi. Jika proses reproduksi ini tidak terjadi, maka sel telur dan dinding rahim yang berfungsi untuk melindungi sel telur tersebut harus dilepas alias dibuang ke luar dari dalam rahim melalui vagina. Inilah yang disebut dengan Mentruasi.

Siklus mentruasi perempuan pada umumnya adalah 28 hari. Bisa kurang bisa lebih, tapi kebanyakan berkisar di 28 hari. Angka 28 inilah yang akhirnya dijadikan hari Kesehatan Mentruasi.

Tapi faktanya, lebih lanjut Dr Dwi mengatakan bahwa diperoleh data bahwa kesadaran perempuan Indonesia akan pentingnya manajemen kebersihan menstruasi (MKM) masih sangat rendah. Padahal MKM sangat penting untuk menghindari risiko keputihan, gatal, bau tidak sedap dan infeksi saat periode menstruasi. 


Pada saat menstruasi, risiko infeksi meningkat karena bertambahnya jumlah bakteri buruk di vagina akibat turunnya tingkat keasaman vagina karena keberadaan darah haid. Oleh karena itu, penting untuk menerapkan MKM di antaranya membersihkan vagina secara benar menggunakan air bersih mengalir dengan cairan pembersih antiseptik kewanitaan yang sesuai dengan pH vagina dan dapat digunakan saat menstruasi; menggunakan pembalut bersih dan dapat menyerap darah dengan baik; serta mengganti pembalut secara teratur minimal setiap 4 jam sekali.







Pembicara kedua yaitu ibu Anna Surti Ariani S.Psi, membicarakan tentang pentingnya bagi ibu dan anak perempuan untuk bicara soal manajemen menstruasi. Oleh karena itu, ibu perlu membekali diri dengan pengetahuan manajemen menstruasi yang baik dan benar, serta meluangkan waktu untuk membicarakan hal ini dengan putrinya.




Tahukan kalian bahwa dalam rangka memperingati Hari Kebersihan Menstruasi, Kementerian Kesehatan Indonesia dan POGI, didukung oleh Mundipharma Indonesia mengedukasi 1.000 perempuan Indonesia mengenai manajemen kebersihan menstruasi.


Demikian informasi yang aku dapat ketika mengikuti Webinar seputar Sehat dan Bersih Saat Mentruasi. 



5 komentar