Tanda Pernikahan Mulai Terasa Bosan dan Solusinya

[Pernikahan] Pernah membaca ucapan rasa syukur di status Facebook mereka akan hari ulang tahun pernikahannya yang sudah berbilang tahun? Jika kalian merasa bosan membaca ucapan rasa syukur seperti ini, atau merasa bosan melihatnya, maka saranku adalah: jangan! Tapi beri doa kebaikan lah pada status seperti ini. Benar. Itulah apresiasi tertinggi bagi upaya kerja keras yang telah dibangun oleh pasangan menikah ini agar status pernikahan ini bisa melewati setahun yang luar biasa kembali. Dan beri doa agar bisa terus melewati tahun-tahun luar biasa lagi di tahun-tahun mendatang.

Mengapa? Karena pernikahan itu, tidak selalu manis.
Tidak selalu romantis. Dan tidak selalu lucu menggemaskan. Cobaan terbesar dalam pernikahan itu adalah, ketika rasa bosan mulai datang. Tentu saja, setiap pasangan yang saling mencintai, jika mau jujur sejujur-jujurnya, pasti tahu kapan tanda pernikahan mulai terasa bosan. Hanya saja, mereka tetap berusaha keras untuk mempertahankannya. Nah... usaha kerja keras inilah yang kita apresiasi dan kita hadiahi doa-doa kebaikan.




Keinginan Untuk Bisa Beranjak Tua Bersama


Semua pasangan menikah, pasti deh menginginkan agar pernikahan mereka terus rukun dan bahagia hingga menjadi kakek- nenek, beranjak tua bersama, dan akhirnya terpisah karena kematian yang datang menjemput.

 Photo by ErikaWittlieb from pixabay.com

Masalahnya, untuk sampai ke usia tua itu bilangan tahunnya panjang sekali.

Kalian tahu tidak. Kemarin, ketika aku sedang berobat ke dokter, dokterku yang berbicara dengan tema random, tiba-tiba memberitahuku bahwa saat ini, waiting list untuk bisa Naik Haji Reguler di Jakarta Selatan khususnya, sudah mencapai 17 tahun. Dia mengetahui ini karena dia baru saja melakukan rujukan pemeriksaan kesehatan untuk calon jamaah haji orang lain. Jadi, dia ngobrol dan dia diberitahu oleh calon jamaah haji ini bahwa waiting list yang didapat adalah 17 tahun.

Wow Masya Allah. 17 Tahun itu panjang sekali rentang penantiannya. Segala sesuatu bisa terjadi dalam rentang waktu sepanjang itu. Tapi inilah yang terjadi. Waiting list Haji Reguler di Jakarta mencapai 17 tahun.

Padahal, di tempat lain, aku juga dapat kabar cerita lain. Yaitu tentang mundurnya beberapa calon pasangan haji di paket ONH Plus, karena ketika sedang berada di waktu tunggu sekian tahun tersebut, ternyata terjadi perceraian pada pasangan yang bercita-cita untuk naik haji bersama ini. Mau tidak mau harus mengundurkan diri karena di awal, pasangan memilih untuk bisa sekamar berdua. Kalau sudah bercerai, masa tetap sekamar berdua? Atau ketika sudah bercerai, masa masih bertahan untuk bisa satu rombongan? Iya jika sama-sama tetap single (yang satu duda yang satu janda), nah kalau salah satu sudah menikah lagi gimana? Apa nggak jadi duri dalam daging rasa sakitnya berada satu rombongan travel dengan mantan?

Inilah yang aku sebut, bahwa segala sesuatunya bisa saja terjadi di rentang waktu menunggu jadwal keberangkatan yang amat panjang tersebut.

Dan demikian pula dalam sebuah pernikahan.

credit photo: pinterest


Bisa beranjak tua bersama hingga bisa menjadi kakek nenek yang tetap saling cinta itu lama loh. Mungkin harus melewati ulang tahun pernikahan emas (50 tahun) dulu. Baru bisa dianggap tercapai. Tapi, sebelum ulang tahun pernikahan emas, harus sukses melewati ulang tahun pernikahan perak dulu kan? Yaitu ulang tahun pernikahan yang ke 25 tahun. Nah.... untuk mencapai bilangan-bilangan ini, segala sesuatunya bisa saja terjadi.

Pertengkaran kecil dalam rumah tangga karena perbedaan, itu hal yang biasa. Pada pasangan yang masih saling mencintai, pertengkaran ini kadang malah merekatkan mereka untuk lebih erat lagi setelah saling memaafkan.
Pertengkaran besar dalam rumah tangga karena perselisihan yang tak terselesaikan, juga masuk kategori biasa. Karena nanti, rasa sayang akan membuat salah satu membuka diri dan itu menular pada yang lain. Hingga mereka sama-sama saling membuka diri dan ulang dari awal lagi proses memahami satu sama lainnya.

Sesungguhnya, yang paling berbahaya dalam sebuah pernikahan itu justru ketika rasa bosan mulai hadir di dalam hati. Ya. Karena rasa bosan ini akan merembet perlahan tanpa terasa telah mengikis rasa cinta dan kasih sayang di antara pasangan suami istri.

Rasa bosan, yang akan membuat pasangan secara perlahan kesulitan melihat sisi menarik dari pasangannya.  Dan karena gagal melihat sisi menarik dari pasangannya, dia mulai mendapat kemudahan untuk mengumpulkan remah-remah keburukan yang dimiliki oleh pasangannya. Remah-remah keburukan itu menjadi kian padat dan besar ketika datang orang ke 3 di luar pernikahan. Dan akhirnya.... KABOOM. Pernikahan tidak dapat lagi dipertahankan.

Nah loh.
Itu sebabnya, status rasa syukur dari pasangan menikah yang ditulis atau dinyatakan, bukan hanya sekedar status saja. Tapi menunjukkan sebuah prestasi besar dari pasangan tersebut. Hadiah karena berhasil mengalahkan aneka godaan yang bisa menyebabkan perceraian.  Bukan hanya godaan dari luar tapi juga godaan dari luar.

Sebenarnya, kita bisa tahu kok tanda-tanda bahwa pernikahan mulai terasa bosan. Hanya saja, karena kesibukan atau pengabaian rasa curiga karena menganggap bahwa cinta itu tidak akan pernah mati, membuat semua tanda yang hadir diabaikan.

"Neeehhhh.... kami kan sudah menikah, nggak mungkinlah hal itu terjadi pada kami."
"Ya ampun... ngga mungkin banget hal itu terjadi pada kami. Karena kami mulai dari bawah bannget, jadi nggak mungkin lah pisah."

Hmm... waspada itu tidak ada salahnya sih.

Tanda Pernikahan Mulai Terasa Bosan adalah:

1. Ketika masing-masing lebih merasa asyik dengan gadgetnya meski mereka sedang berdua saja.
Entah itu asyik dengan media sosial, game online, kerjaan online, atau berita online.


Di depan mata terhidang makanan dan minuman, tapi tidak ada komunikasi di antara keduanya. Meski demikian, masing-masing terlihat sering sernyum sendiri dan mata terus-menerus melihat ke arah gadget di tangannya.

Atau duduk bersebelahan di atas tempat tidur, tapi tidak ada komunikasi. Masing-masing asyik dengan gadgetnya. Entah itu Tab, atau handphone, atau notebook. Padahal, waktu menjelang tidur inilah waktu dimana keduanya bisa saling bertemu setelah berkegiatan seharian.

Nah. Jika kalian mulai merasa menemukan situasi seperti ini, hati-hati.
Bisa jadi, pernikahan kalian sedang memasuki cobaan "bosan".

SOLUSINYA: Letakkan gadget kalian, tutup, dan mulai ciptakan sebuah percakapan. Bagaimana kabar hari ini; apa yang kalian hadapi sepanjang hari ini, bagaimana situasi dunia di luar sana, bagaimana perkembangan berita terkini, apa saja gosip terbaru saat ini, dll. Pokoknya, berceritalah, dan ciptakan komunikasi satu sama lain.

2. Ketika masing-masing mulai menjaga jarak.

Yaitu ketika masing-masing mulai menghindari pertemuan berdua saja. Misalnya, ketika suami dengan canggung menghindari suasana yang memungkinkan dia untuk bertabrakan fisik dengan istrinya. Atau ketika salah satu pasangan menghindari kesempatan untuk bisa berduaan saja dengan mencari kesibukan baru. Atau ketika salah satu memilih untuk tidak duduk bersisian dengan pasangannya. Pokoknya. masing-masing terlihat berusaha menghindar (meski mungkin tetap sopan dan manis) dan memilih untuk membiarkan pasangannya seorang diri terpisah dari dirinya.

Solusinya: sekali lagi komunikasi yang manis dan penuh persahabatan. Pasangan kita itu adalah sahabat kita juga loh. Carilah dia untuk menjadi tempat pertama menumpahkan curahan hatimu. Jadi bukan tempat untuk dirimu berjaim-ria saja. Karena usaha jaga image itu ada batasnya. Batas akhirnya adalah rasa lelah. Nah, ketika akhirnya kamu memutuskan untuk berhenti berperilaku jaga image, pasanganmu malahan tidak siap dengan perubahanmu. Dan merasa asing lalu menjauh. Nah, tugasmulah untuk meyakinkan pasanganmu bahwa dirimu yang sesungguhnya adalah, dirimu yang dulu ketika masih jaim dan dirimu yang sekarang yang sudah tidak jaim lagi dan keduanya sama tergila-gilanya padanya.

Abaikan rasa canggung yang dia perlihatkan. Terus saja mendekatinya dengan lembut dan penuh kasih sayang. Agar pasanganmu kembali merasa nyaman dan percaya diri lagi untuk mendekatimu.

Jika dia melakukan kecanggungan karena sebuah kesalahan, segeralah untuk memaafkannya daripada terus mengungkit kesalahannya padahal tidak menyelesaikan masalah apapun karenanya. Dekati saja agar dia kembali merasa nyaman berada di dekatmu.

3. Relasi Hubungan menjadi terasa biasa saja.


Waktu baru menikah, mungkin terasa istimewa.
Setelah 2 - 3 tahun, masih terasa sayang satu sama lain.
Tapi, setelah lewat 5 tahun, hubungan relasi antara suami dan istri mulai terasa biasa saja. Hal ini terjadi karena kerutinan yang harus dijalankan dalam keseharian suami istri.

Bangun tidur - baca koran - mandi pagi - sarapan - pergi bekerja - pulang kerja - mandi sore - makan malam - tidur.
Besoknya.
Bangun tidur - baca koran - mandi pagi - sarapan - pergi bekerja - pulang kerja - mandi sore - makan malam - tidur.
Besoknya.
Bangun tidur - baca koran - mandi pagi - sarapan - pergi bekerja - pulang kerja - mandi sore - makan malam - tidur.
Besoknya.
Bangun tidur - baca koran - mandi pagi - sarapan - pergi bekerja - pulang kerja - mandi sore - makan malam - tidur.
Besoknya.
Bangun tidur - baca koran - mandi pagi - sarapan - pergi bekerja - pulang kerja - mandi sore - makan malam - tidur.

Begitu saja alur hidup setiap hari. Akhirnya, dari yang semula senang karena bisa bertemu, mulai terasa bosan karena sudah hafal pemandangan apa yang akan dilihat kelak.
Pasti dia sedang duduk sambil rambutnya digelung ke atas, pakai baju anu, nonton acara anu.
Atau pasti dia akan pakai celana pendek, lalu ambil Tab, lalu nonton sesuatu sambil makan kerupuk.

Bahkan, secantik apapun sang istri, karena sudah dilihat setiap hari maka nilai kecantikannya di mata suami pun menjadi terlihat biasa saja.
Dan demikian sebaliknya. Seganteng apapun sang suami, karena sudah dilihat setiap hari, maka nilai kegantengan suami pun terlihat biasa saja juga.

Demikian penyakit yang didapat dari sebuah rutinitas: mengikis sesuatu yang istimewa hingga menjadi sesuatu yang biasa. 

Itu sebabnya, dalam sebuah perusahaan, yang namanya perputaran masa kerja itu penting agar bisa menyegarkan kembali pemandangan dan kreatifitas para karyawannya.

Tapi bagaimana dengan sebuah pernikahan? Pelakunya hanya ada 2 orang, suami dan istri. Tidak bisa dikutak-katik lagi keberadaan mereka berdua.

Solusi:
a. Ingat kembali hal-hal lucu dan menyenangkan di masa lalu. Seperti kenangan tentang anak ketika masih kecil. Atau kenangan kocak ketika baru bertemu dengan pasanganmu dulu.

b. Mulai buat pengakuan jujur bahwa kamu mencintai dia. "I Love You.". 3 kata ini memang terdengar sepele sekali dan sepertinya picisan. Tapi, ketika 3 kata ini diucapkan di penghujung kantuk, maka efeknya bisa luar biasa dalam menghangatkan kembali rasa cinta di antara pasangan suami istri.
c. Mulai lakukan sentuhan fisik yang ringan, selain kode keras untuk mengajak melakukan hubungan intim suami istri. Jadi, jika sentuhan fisik yang terjadi biasanya lahir sebagai kode keras untuk ML, maka mulai biasakan untuk melakukan sentuhan fisik bukan karena kode keras. Tapi karena iseng saja, karena rasa sayang.

Seperti memeluk dari belakang; atau mengelus lengan; atau mengelus rambut di kepala, atau memberikan kecupan ringan, atau memegang tangannya. Atau meletakkan kepala di pundak. Pokoknya, sentuhan fisik yang ringan dan penuh rasa sayang.

d. Lakukan sebuah kegiatan berdua saja. Belajar mengaji berdua saja. Traveling berdua saja. Menonton bioskop berdua saja. Main game berpasangan berdua saja. Booking kamar hotel untuk berdua saja. Berenang berdua saja. Jalan-jalan berdua saja. Pokoknya, tidak ada orang lain yang diajak, cuma ada kau dan pasanganmu. Mau jaraknya jauh atau dekat, berbayar atau gratis, lakukan hanya berdua saja.

Nah. Itulah tulisanku tentang tanda pernikahan mulai terasa bosan dan solusinya.

Dan... Happy Anniversary untuk kalian yang sedang merayakan ualng tahun pernikahan kalian, siapapun, berapapun, kapanpun, dimana saja. Semoga pernikahan kalian terus langgeng, rukun bahagia hingga bisa beranjak tua bersama hingga terpisahkan oleh maut saja.



4 komentar

  1. Saya masuk tahun ke 10 pernikahan saya tahun ini. Baca artikel ini bisa jadi insight tersendiri :)

    BalasHapus
  2. Ah, suka sekali tulisan ini. Memang betul, kadang ada rasa jenuh karena menghadapi hal yang sama setiap hari. Harus pinter-pinter cari solusi biar semangat lagi. Berumah tangga itu memang nggak mudah, makanya harus dibikin jadi indah. Semoga kita semua selalu dilimpahkan rasa sayang yang nggak pernah pudar ya Mba' Ade.. *Aamiin

    BalasHapus
  3. Makasiiih tipsnya mbaaa.. sekarang tuh kita memang lebih sibuk sama gadget masing2 hiks. Tapi aku dan Udi committed untuk dedicate some times alone. Never a dull moment deeeh ;)

    BalasHapus
  4. Aku udh 6 thn pernikahan.. Dan pasti ada sih moment di mana kami berdua kdg lbh tertarik ama gadget. Cm so far aku dan suami msh mau spare time setahun sekali utk liburan berdua tanpa anak. Supaya hunubgan bisa ttp hot :)

    BalasHapus