Hadiah Ulang Tahun Paling Berkesan

[Lifestyle] Ulang tahun, lazimnya yang terjadi adalah orang akan datang memberi hadiah buat kita. Tradisi memberi kado pada perayaan ulang tahun itu terjadi sejak kapan ya? Rasanya sih sudah lama sekali. Dan tidak pernah diklaim dimiliki pertama kali oleh suatu suku atau agama. Karena, memperingati ulang tahun itu rasanya awalnya lebih karena rasa syukur masih dipertemukan dan berkumpul dengan orang-orang yang tercinta di hari lahir. Masih bertahan hidup hingga hari itu.

Suatu pagi di bulan April, aku mendengar siara Radio pagi dan tanpa sengaja mendengar sebuah pertanyaan yang dilemparkan oleh pennyiar radio Female Jakarta (97,9 FM) yang bertanya apa hadiah ulang tahun yang paling berkesan pagi pendengar. Tentu saja hadiah ulang tahun yang paling berkesan yang dimaksud ini adalah hadiah ulang tahun yang diiringi dengan ucapan selamat ulang tahun.



Sambil mendengarkan telepon dari pendengar yang masuk ke ruang penyiar Radio Female Jakarta, aku jadi mengingat-ingat sendiri juga tanpa terasa.

Dulu, orang tuaku pernah beberapa kali merayakan ulang tahunku (dan juga saudara-saudaraku). Yang pertama kali, yang aku ingat adalah perayaan ulang tahun ketika aku berusia 5 tahun. Ada foto-fotonya. Selanjutnya, ketika berusia 10 tahun. Itu juga ada foto-fotonya. Tapi, itu belum terasa berkesan sih buatku. Mungkin karena masih kecil ya akunya.

Ulang tahun yang terasa berkesan buatku pribadi itu pertama kali aku rasakan ketika aku duduk di kelas 6 SD.

Jadi ceritanya, aku memang sakit-sakitan sejak kecil. Nah. Ketika duduk di kelas 6 SD, aku terkena asma bronchitis. Kalian tahu bedanya asma biasa dan asma bronchitis? Jika asma biasa, maka hanya sesak nafas saja. Sedangkan asma bronchitis disertai dengan batuk dan demam dan itu berlangsung lama serta menular batuknya.

Jadilah aku terpaksa harus dirawat di rumah sakit. Bukan hanya diopname biasa. Tapi juga harus diopname di kamar isolasi. Itu loh kamar yang satu dindingnya terdiri dari kaca bening seluruhnya. Karena, pasien tidak boleh dijenguk akibat penyakitnya yang menular (banget). Jadi, jika ada yang ingin menjenguk maka si penjenguk cukup melihat dari luar dinding kaca bening tersebut. Semacam melihat aquarium. Segala macam aktifitas pasien di dalam kamar akan terlihat dari luar kaca. Komunikasi bisa dilakukan lewat pesawat telepon yang ada di samping tempat tidur pasien. Tapi, siapa yang mau bicara dengan anak kecil coba kecuali orang tuanya? wehehehehe. Jadi, kebanyakan sih penjenguk hanya melambaikan tangan ke arahku lalu mereka asyik berbicara dengan sesama penjenguk lain atau dengan orang tuaku.

Sakitku cukup lama. Hingga 1 bulan. Padahal aku kelas 6 SD, dekat dengan waktu ujian sekolah kan? Jadi, ketika aku akhirnya dinyatakan sembuh, aku pun pulang ke rumah. Tapi, baru dua hari di rumah, tiba-tiba datang utusan dari sekolah SD ku yang memberitahu bahwa Pak Guru dan teman-teman sekelas akan datang ke rumah untuk menjengukku. Kebetulan, pekan itu ada tanggal aku berulang tahunnya, yaitu di bulan September tanggal 20-an.

Wah.
Kebayang nggak sih, bakalan dikunjungi oleh teman satu kelas setelah 1 bulan lebih tidak bersekolah? Girangnya bukan main.

"De... ganti baju kamu biar nggak kodol-kodol amat. Berijun dewek yek, ibu mau nyiapin hidangan buat kawan-kawan kamu." (iya, orang tuaku berasal dari Sumatra Selatan, daerah Musi Bannyuasin. Terkadang, dalam percakapan kami, terselip kata bahasa daerah. Kodol itu artinya dekil dan tidak terurus. Berijiun dewek yek artinya mempersiapkan diri sendiri apa yang sekiranya harus dipersiapkan tanpa bantuan orang lain).

Aku langsung melesat ganti baju yang tidak formal tapi juga bukan baju rumah model piyama lusuh. Lalu menunggu di kamar dengan hati berdebar.

Hehehe.
Di kelas 6 SD ini, aku punya seorang musuh yang aku sayangi sebenarnya. Namanya, berinisial A, tiga huruf, huruf belakangnya I. Jadi kalau kita mengisi teka-teki silang, tinggal tambahkan huruf T di tengah maka teka-teki itu tertebak benar.

Aku dan A bersahabat sejak kelas 2 SD dan persahabatan ini berlanjut hingga kelas 4. Masalahnya, ketika duduk di kelas 4, yaitu ketika aku sudah bisa belajar dengan nyaman dan mulai memperbaiki nilai-nilaiku yang semula hancur semua, hubunganku dengan A mulai meregang.

Baca kisahku mengapa nilai-nilaiku hancur di tulisan ini: "Tips Belajar Jika Susah Mengingat"

A, aku rasakan mulai tidak bisa diajak berdiskusi tentang materi pelajaran. Dan aku terganggu jika dia mulai bertanya ketika sedang ulangan. Jadi aku menjauh dari A. Sebagai gantinya, aku mendekat ke kelompok anak lain yang aku rasakan bisa mengimbangi kemajuan yang aku rasakan.

Jadi, bisa dibilang hubungan persahabatanku dan A meregang karena aku berubah dan aku tidak merasakan A ikut berubah bersamaku. Jadi aku mulai berjalan lebih cepat dari dia, dan tanpa terasa akhirnya A tertinggal di belakangku. Reganglah hubungan persahabatanku dengan A.

Masalahnya, A, sudah terlanjur mencap aku sombong. Lalu membuat kubu yang mendukung anggapannya ini. Akhirnya, kami jadi semacam terbelah. Dia di kubu sana, aku di kubu sini. Jadi seperti orang yang bermusuhan. Padahal, aku masih sayang sama dia. Tapi, sudah tidak sejalan saja pemikirannya.

Nah. Sepanjang waktu menunggu kedatangan teman-temanku ke rumah, aku menebak-nebak. A dan kubu-nya ikut datang nggak ya? Ini yang membuatku berdebar. Aku berharap dia datang.

Akhirnya, teman-temanku datang. Dan itu asli acara ulang tahunnnya seperti acara formal banget.
Ibu, mengatur meja dan kursi sedemikian rupa sehingga seluruh kursi di taruh di pinggir ruangan. Mengelilingi ruang keluarga rumah kami yang luas (ukuran 6 x 10 meter berbentuk L shape). Beberapa kursi lipat tambahan dipajang. Di tengah ditaruh meja-meja hidangan dengan beberapa jenis kue dan minuman.

Acara diawali dengan sambutan dari Kepala Sekolah (hahaha; iya benar. Kepala sekolah. Jadi, ceritanya nih. Aku selama 2 tahun berturut-turut, yaitu kelas 4 dan kelas 5, selalu mencapai peringkat pertama atau kedua di kelas. Ganti-gantian saja dengan seorang temanku, Dewi Sulistiawaty namanya; tapi bukan Dewi Sulistiawaty yang blogger dari Dear Blogger Network). Nah; sudah 2 tahun aku mengajukan diri untuk bisa lompat kelas. Sayangnya, sistem pendidikan jaman dulu belum memungkinkan untuk melakukan itu. Lagipula, ibu melarangku lompat kelas karena kalau aku lompat kelas maka kakakku akan jadi adik kelasku nanti. Solusinya, aku bebas belajar sendiri di perpustakaan sekolah kapan saja aku mau jika aku merasa bosan di kelas. Nah. Untuk bisa masuk ke dalam perpustakaan sekolah ini, mau tidak mau harus melewati ruang Kepala Sekolah. Karena, ruang perpustakaan sekolah tepat bersebelahan dengan ruang Kepala Sekolah. Itu sebabnya Kepala Sekolah ikut hadir mengunjungiku ke rumah. Mungkin karena dia merasa aku pelanggan tetap yang lewat di depan meja dia.

Setelah Kepala Sekolah memberikan kata sambutan, lalu Guru Agama memimpin untuk membacakan doa.
Masya Allah. Tuh. Formal kan acaranya jadinya? Iya. Jadi total ada 3 orang guru yang ke rumah waktu itu. Yaitu guru agamaku, guru kelas 6, dan Pak Kepala Sekolah (dan aku lupa semua namanya siapa mereka kecuali Pak Tohan saja yang aku ingat; dia guru kelas 6 ku).

Inti dari sambutan dan doa nya adalah, agar Allah segera memberikan kesembuhan padaku dan bisa masuk sekolah kembali. Bisa memberikan nilai terbaik lagi, dan melejitkan nama sekolah karenanya. Aamiin.

Setelah itu, acara hiburan. Pak Tohang bertanya siapa yang mau memberi hadiah untukku karena kebetulan aku juga sedang berulang tahun yang ke 11 tahun (tahun 1981).

Tiba-tiba, A bangun dari duduknya sambil angkat tangan.
WHAT? A gitu loh... yang selama ini mengambil posisi memusuhiku tiba-tiba mengajukan diri untuk memberi hadiah ulang tahun, di hadapan semua anak yang tahu pasti bahwa kami sebenarnya bermusuhan?

A maju ke depanku dan memberikan sebuah hadiah kecil yang dibungkus rapi. Kotak sebesar sabun mandi batangan.

A memberikannya sambil mulutnya terkunci. Dan aku menerimanya juga dengan mulutku terkunci. Kami memberi dan menerima dalam diam dan sikap yang kaku. Akhirnya, Pak Tohang maju menengahi kami.

"Bapak dengaar, kalian berdua bermusuhan ya? Kita kan sudah kelas 6 sekarang, sebentar lagi kalian akan masuk ke SMP yang mungkin berbeda. Gimana kalau kalian saling bersalaman dan maaf-maafan?"

Wah. Semua anak langsung ramai dan mendukung ide ini. Jadi, disaksikan oleh semua teman sekelas dan 3 orang guru serta ibuku, aku dan A pun bersalaman sambil bilang, "maafin ya.". Lalu pelukan. Rasanya mengharukan.

Lalu teman-teman memintaku untuk membuka hadiah dari A. Di hadapan teman-teman, aku membuka hadiah tersebut. Isinya sapu tangan putih dengan gambar Hello Kitty memakai baju berwarna merah; keluaran Sanrio. Jaman itu, prestige banget kalau punya barang dari Sanrio. Dan inilah hadiah pertama yang tidak terlupakan versi aku. (sayangnya hadiah ini sudah hilang entah kemana... dan A sendiri aku tidak tahu kemana kabarnya selepas SMP. Rumahnya yang berada tepat di pinggir jalan tergusur sehubungan dengan akan didirikannya Menara Saidah.)

kurang lebih seperti ini nih motif saputangannya, Hello Kitty dengan baju merah keluaran Sanrio. Credit photo ini: dari pixabay.com


Nah... balik lagi ya ke acara siara Radio tentang Hadiah Ulang Tahun Paling Berkesan yang disiarkan oleh Female Radio Jakarta. Ternyata bagi orang lain, beda-beda lagi ceritanya.

Ada tuh pendengar bernama Fikri. Dia bercerita bahwa selama 3 tahun dia selalu diberi hadiah jam tangan oleh istrinya. Usia pernikahannya sendiri baru beberapa bulan sih. Jadi, sewaktu berpacaran selama 2 tahun, pacarnya selalu memberi hadiah jam tangan. Nah. setelah menikah tetap memberikan jam tangan.

"Terus... gimana tuh rasanya diberi hadiah jam tangan terus?"
"Ya... agak bosan sih sebenarnya."
"Tapi pernah nggak ngasih tahu istri bahwa kamu bosan diberi jam tangan terus dan pingin dapat hadiah yang lain?"
"Ya nggak lah. Nanti dia marah atau tersinggung. Jadi ya terima saja. Bosannya disimpan di dalam hati saja."

(hahahaha, tapi curhat di radio siaran langsung; terus didengar sama aku dan aku menulisnya di blog sekarang. Hayooo... siapa nih cewek-cewek yang merasa jadi istrinya Fikri dan selalu ngasih hadiah jam tangan? Kreatiflah dikit, cari hadiah lain; suamimu mulai bosan tuh dengan hadiahmu.. hehehe).

"Terus, kenapa hadiah jam tangan ini bikin berkesan? Ini kita temanya hadiah ulang tahun paling berkesan loh?"
"Ya berkesan karena hadiah sama terus setiap tahun.... hahahaha.... bosan tapi jadi hafal. Jadi, ya berkesan."

😁😁😁

Ada juga yang bercerita bahwa ketika dia merayakan ulang tahun anaknya yang ke 1 tahun, saudaranya ada yang memberikan hadiah ulang tahun berupa sepeda mini. Waktu itu, agak kaget aja sih. Kok anak usia setahun diberi hadiah sepeda mini? Kesannya nggak guna banget. Jalan saja masih titah-titah, masa mau belajar naik sepeda? Tapi, ternyata sepeda itu benda yang tidak lekang oleh waktu. Jadi, ketika anaknya usia 3 tahun mulai diajarkan main sepeda dan itu terpakai terus hingga anaknya agak besaran. Jadi, hadiahnya bermanfaat selama beberapa tahun. Itu yang bikin dia berkesan banget dengan hadiah itu. Akhirnya, sekarang kalau ada teman atau saudara yang berulang tahun, dia menghadiahi sepeda buat mereka.

Ada juga pendengar yang bercerita bahwa dia, di ulang tahunnya yang bersamaan dengan ulang tahun ke dua perkawinannya, diberi hadiah handphone Iphone terbaru dengan cover adidas dan di ujung handphone tersebut, tergantung manis cincin berlian.

Buat dia, ini hadiah yang paling berkesan banget. (ya iyaaa..... aku pun begitu jika jadi dia. Handphone, dengan cover impian, dan gantungan cincin berlian.... celeguk glek banget. Bikin iri to the max).

credit photo: pixabay.com
Nah... kalian, punya hadiah ulang tahun paling berkesan nggak?

8 komentar

  1. saya pernah dirayakan ulang tahun, waktu kecil umur 6 tahunan, kaka saya belikan saya kue, kemudian teman2 di lingkungan rumah dipanggil. dadakan banget mbak, saya senang sekaligus bingung juga sih, waktu itu tanpa hadiah, tapi saya anggap acara dadakan itu hadianya. Sampai sekarang saya ga pernah rayakan ultah lagi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaa benerr...unsur dadakan itu yang bikin berkesannya ya

      Hapus
  2. Hadiah ultah paling berkesan waktu usia 20 tahun. Seorang teman menghadiahi buku kumpulan puisi karya Taufik Ismail dengan tanda tangan beliau dan ucapan selamat di halaman pertama. Terharu banget. hehehe...

    BalasHapus
  3. ternyata A inget juga ultahnya mba yah sampe dy siapin hadiah sapu tangan hell kitty hehehe..
    wah mupeng amat itu hadiah iphone n berlian :D kalau aku hadiah berkesannya dikasih jam tangan dan itu masih awet sampe sekarang sama sang mantan wkwkwkwk soalnya jam tangannya dulu inceran banget mba :p

    BalasHapus
  4. Ulang tahun yang berkesan saat kuliah, diguyur air oleh teman2 sekost jam 12 malem haha. Jadilah mandi tengah malem, habis itu besoknya jadi pilek :D
    Hadiah paling berkesan saat diberi bandul kalung oleh suami, saat itu masih belum nikah sih :)

    BalasHapus
  5. hihihi beneran formal, ya, Mbak. Sampe ada sambutan dari kepala sekolah :D

    BalasHapus
  6. wah unik juga ya pestanya, kalau aku ahdiah yg berkesan selalu datang dr murid2 ku setiap tahunnya selalu berbeda

    BalasHapus
  7. Hadiahnya berkesan karena dari orang yang 'tak terduga' ya yuk.

    Btw aku baca kosa kata kodol dan berijun dewek itu berasa sedang baca tulisan sodaraku yang dari Palembang. Kata-kata itu kadang masih kudengar hihi

    BalasHapus