Bahaya Memangku Anak Sambil Mengemudi

[Parenting] Semua orang tua, bisa dipastikan sayang pada anaknya. Ya, setidaknya mayoritas orang tua deh. Mungkin jika pun ada orang tua yang tidak sayang pada anaknya, mungkin jumlah mereka satu dua saja. Itu pun biasanya karena ada alasan tertentu yang cukup kuat hingga mereka tidak sayang pada anak-anak mereka.

Terlebih pada pasangan suami istri yang usia rumah tangganya masih muda. Kehadiran anak di tengah-tengah mereka umumnya disambut dengan suka cita tiada tara. Anak dianggap sebagai pelengkap kebahagiaan; sekaligus perekat cinta kasih di antara pasangan suami istri tersebut, bahkan perekat cinta keluarga besar mereka. Mertua yang jutek pun, luluh hatinya ketika melihat kehadiran cucunya.

Demikian mungkin yang terjadi pada teman bloggerku yang bernama Suzie Icus. Pemilik blog dengan nama blog Suzieicus.com dan juga kepala sekolah SMK ITACO ini adalah perempuan yang luar biasa jiwa sosialnya. Dia mendirikan sekolah bagi kaum dhuafa, menawarkan mereka bersekolah gratis, memberi mereka pelatihan gratis agar bisa memperoleh keterampilan tersendiri, dan dia juga yang sibuk kesana kemari mencari sponsor agar sekolah gratisnya ini bisa tetap berdiri dan terus membantu kaum dhuafa.

Setelah menikah beberapa tahun yang lalu, Icus, panggialn akrab Suzie Icus, akhirnya memperoleh momongan. Nama anaknya Abin. Lucu sekali. Icus sering menshare foto anaknya yang lucu ini di group whatsapp Embak Ceria, group dimana aku dan icus serta semua embak-embak yang selalu ceria (hehehe) berkumpul untuk ngobrol dan ngegosip tentang apa saja.

Melihat foto Abin, aku sering ingat anak sulungku. Mungkin karena sama-sama berkulit putih ya, jadi perasaan aku Abin itu mirip Ibam waktu masih kecil.


Cuma Ibam putraku, sejak kecil wajahnya sudah lebih tengil dan terlihat iseng sejak kecil saja. Abin lebih pemalu.

Icus, karena kesibukannya sebagai pengajar sekaligus kepala sekolah dan merangkap pula bagian humas SMK ITACO (Masya Allah luar biasa banget, semoga dia selalu dilimpahi kesehatan dan kemudahan, aamiin) sejak kehadiran Abin mulai mengaku kesulitan untuk wara-wiri dalam berkegiatan sehari-hari.

Icus curhat, bahwa Abin yang sudah tidak bayi lagi, mulai sulit digendong dan dipangkunya ketika Icus sedang mengendari kendaraan. Tanya punya tanya, ternyata Icus selama ini selalu menggendong anaknya tersebut ketika sedang mengemudi kendaraan.

posisi bayi ketika sedang mengendarai: jangan lakukan hal seperti ini ya

Akhinrya, mereka yang sudah lebih dahulu punya anak di group embak ceria pun mulai ramai-ramai menasehati Icus.

Enaknya punya group dimana usianya beragam itu, karena selalu ada sesi sharing pengalaman dari senior ke juniornya. Mungkin karena yang senior sudah pernah melalui tahap-tahap yang saat ini sedang dilewati oleh para juniornya.

Ada juga sih sesi berbagi ilmu dari junior kepada seniornya. Hal ini karena junior memperoleh ilmu baru dimana dahulu para senior tidak mendapatkan ilmu baru tersebut (ya karana ilmu pengetahuan itu selalu bertambah seiring dengan perkembangan zaman).

Dan ini sharing pengalaman versi embak ceria:

Bahaya Memangku Anak Sambil Mengemudi

 1. Kesulitan mengemudi

Anak-anak tidak mengetahui dengan pasti fungsi dari steering wheel yang ada di hadapan mereka. Mereka hanya melihat bahwa benda bulat itu diputar-putar oleh orang tuanya yang sedang mengemudi. Akibatnya, anak pun jadi tertarik untuk ikut memegang alat kemudi tersebut. Akibatnya,  orang tua yang sedang mengemudi malah menjadi kesulitan untuk mengemudi karena ada tangan anak yang sedang ikut memegang kemudinya.

Jika arah putaran hanya lurus =-lurus saja tidak menjadi persoalan. Tapi, menjadi masalah ketika harus berbelok atau banting setir. Karena tidak jarang tangan anak malah menghambat laju perputara alat kemudi tersebut.

2. Tangan anak bisa patah

Masih terkait dengan poin pertama, tangan anak yang mencengkeram alat kemudi dengan kuat, terpaksa harus dilepas oleh orang tua agar kegiatan mengemudi orang tua menjadi lancar kembali. Masalahnya, kadanag ada adegan TIBA_TIBA. Tiba-tiba ada kucing yang berlari menyeberang jalan. Atau tiba-tiba muncul anak kecil yang berlari sendirian hingga ke tengah jalanan. Atau tiba-tiba ada kendaran yang nyelonong dari arah yang tak terduga hingga kita harus menghindar agar tidak terjadi tabrakan.

Nah, kemungkinan adegan TIBA-TIBA ini yang membuat orang tua tidak sempat untuk melepaskan cengkeraman tangan anak mereka dari kemudi. Akibatnya, orang tua langsung banting setir tanpa sadar bahwa tangan anak masih menempel di salah satu bagian alat kemudinya. Akhirnya tangan anak pun bisa patah.

3. Anak rawan terantuk alat kemudi 

Anak juga rawan sekali terantuk alat kemudi yang ada di hadapannya. Bagaimana jika tiba-tiba harus mengerem mendadak? Atau banting setir ke suatu arah secara mendadak? Anak bisa terantuk alat kemudi yang tepat berada di depan wajahnya.

Beberapa bahaya akibat terantuk alat kemudi adalah:
- Terantuk kening atau ujung kepala (bisa pendarahan di dalam kepala dan bisa menyebabkan kematian).
- Terantuk dan mengenai kedua bola matanya (bisa menyebabkan kebutaan)
- Terantuk telinganya (bisa menyebabkan hilang pendengaran dan gegar otak)
- Terantuk belakang kepala (bisa menyebabkan gegar otak atau pendarahan di dalam kepala yang berujung pada kematian)
- Terantuk tengkuk di leher belakang (bisa menyebabkan kelumpuhan atau kematian)
- Terantuk bagian dadanya (bisa terjadi benturan keras yang akan mengganggu fungsi jantung dan paru-paru; bisa menyebabkan kematian)

4. Anak rawan terbenam wajahnya di balon pelindung benturan

 Jaman sekarang, beberapa kendaraan sudah dilengkapi dengan air bag sistem. Yaitu kantong udara yang akan menggelembung ketika bagian depan kendaraan terbentur sesuatu secara keras. Fungsinya untuk melindungi pengemudi agar tidak terantuh alat kemudinya sendiri atau terlempar ke depan.

Nah, bayangkan jika ada anak kecil yang sedang dipangku atau digendong. Ketika air bag ini mengembang, maka anak yang sedang dipangku bisa terbenam wajahnya di dalam air bag ini dan justru malah membuatnya tidak dapat bernapas dengan baik. Kekurangan oksigen akhirnya meninggal dunia.

Itulah bahaya memangku anak sambil mengemudi.

Lalu, dimana posisi anak kecil sebaiknya ketika orang tuanya sedang mengemnudi?
Beri anak kecil kursi khusus untuk anak yang memiliki seat bealt khusus dan letakkan anak disana. Ini adalah pilihan paling cerdas dan paling bertanggung jawab dari orang tua bagi anak mereka sendiri.

anak bisa tidur dengan aman di belakang

orang tua tenang, anak pun aman.


Suzie Icus sudah melakukan perubahan yang amat cerdas bagi keselamatan buah hatinya tercinta. Memang sih ketika dicoba perubahan ini, hari-hari pertama anaknya menangis. Tapi setiap perubahan memang memerlukan pengorbanan sih. Tapi, demi sebuah perubahan positif, tetap harus dilakukan. Karena sekarang, Abin sudah pandai duduk sendiri di belakang. JIka mengantuk, Abin tinggal tidur. Jika sudah terjaga, tinggal menikmati pemandangan di luar jendela.

Icus sendiri, bisa tenang mengemudi dan sesekali melihat Abin lewat kaca spion yang dipasangnya di hadapannya. Alhamdulillah. Inilah bentuk kasih sayang yang penuh rasa tanggung jawab. Yaitu rasa kasih sayang yang juga memikirkan keselamatan dan kesenangan kedua belah pihak.

Kalian sendiri, sudah menyayangi anak kalian dengan penuh rasa tanggung jawabkah?

10 komentar

  1. hehehe Abin dan Ibam kecil memang mirip Mba Ade :)
    baca tulisan ini seketika mengingatkanku pada banyak ibu-ibu yang saya temui yang membawa motor sambil menggendong bayinya :(

    BalasHapus
  2. Abinya lucu imut dan menggemaskan. Sama kek Fira yg lagi Seneng senengnya bikin umminya pusing pakai barbie.

    BalasHapus
  3. Emang bahaya banget mbak. Sebaiknya anak2 kalau kita berkendara harusya duduk di belakang ya, cuma aturan berkendara di negara ini gak ketat, jd anak2 bisa duduk dimana aja, bahkan berdiri2 di bagian depan hiks. Mobil mungkin gak seberapa ya, motor tu yg ngeri bbrp ali liat anak berdiri di sadel motor huwaaaa

    BalasHapus
  4. Huhuhu..pernah kejadian sama walimuridku dulu, Mba. Mau jemput kakaknya ke sekolah, adeknya digendong sambil nyetir. Qadarullah di jalan tabrakan sama kopaja. Kepala anaknya luka kena setir T_T
    Alhamdulillahnya nggak parah karena memang dia nyetir mobilnya nggak ngebut. Tapi setelah itu beliau kapok dan selalu naroh anaknya di carseat.

    BalasHapus
  5. Naik motor Mbk bawa 3 anak, anaknya enggak mau pakai helm. Bukan gak sayang sih

    BalasHapus
  6. Salut sama mak Icus,keren bangetttt....
    Sekarang udah g digendong lagi,bisa nyetir bebas

    BalasHapus
  7. Kadang ada juga yg bawa motor anaknya dipangku di depan. Duh itu tambah ngeri lagi.

    BalasHapus
  8. Iya, Mbak memang bahaya banget. Mendingan pakai baby chair seperti yang dilakukan Susie Icus

    BalasHapus
  9. Iya rawan, lebih baik di dudukin di belakang aja, atau nggak ya bawa baby sister, hehe.

    BalasHapus
  10. Paling ngeri liat orang bawa anak pakai motor duduk dipangku pegang satu tangan, tangan satunya di stir.. Beuh, biasanya bapak-bapak tuh yang gitu mbaa..

    BalasHapus