Beberapa Tips Ketika Mereview Sebuah Produk

[Lifestyle: Teknologi]: Profesi Blogger sepertinya menjadi sebuah profesi yang sedang naik daun saat ini. Berbeda dengan waktu lampau dimana seorang blogger lebih sering dilihat sebagai orang yang memindahkan diary yang semula bersifat rahasia dan hanya dibaca oleh dirinya sendiri atau kalangan tertentu, sekarang blogger dikenal sebagai orang yang menuliskan segala kegiatan kesehariannya agar diketahui oleh orang banyak. Lalu muncul istilah narsis berjamaah, nggak eksis jika tidak narsis, dan sebagainya.


Tapi, benarkah blogger itu seorang yang narsis?

Eits. Nanti dulu.
Jangan buru-buru bilang bahwa blogger itu seorang yang narsis sih menurutku. Karena, blogger itu kan memang mengabadikan segala peristiwa yang dia lihat, alami, rasakan, amati dan bayangkan, dalam tulisannya. Jadi, tujuan awalnya bukan untuk narsis insya Allah. Tapi, untuk membaginya dengan orang lain.



Contohnya, lihat saja headerku dan baca fokus tema yang akan aku usung di blogku ini:
"Merekam semua peristiwa lalu menuliskannya dalam kata-kata agar dapat dikenang selamanya."


Tuh. Jadi tujuan seorang blogger menulis aneka peristiwa dalam kehidupannya itu lebih karena tujuan agar peristiwa itu bisa tertulis dalam sejarah kehidupannya.

--------------------------Found on livinglaughingandloving.com /diambil dari pinterest



Tahu sendiri kan, peristiwa yang kita alami setiap hari itu ada banyak sekali. Ke pasar, ke sekolah, ke tempat kerja, jemur pakaian, ke pesta, jalan-jalan, bahkan ke rumah tetangga dan ke kamar mandi sendiri pun, kita mengalami berbagai macam peristiwa. Tapi, karena setiap hari peristiwa yang muncul selalu hadir, maka kenangan dan informasi yang datang kemarin akan tertumpuk dengan kenangan dan informasi hari ini. Lalu tertumpuk lagi dengan peristiwa besoknya, lalu besoknya dan begitu seterusnya..... hingga beberapa tahun kemudian. Peristiwa itu terkubur dan akhirnya tidak ada yang bisa mengingatnya.

Sama seperti waktu kami bercerita ke anak-anak, bahwa mereka sebenarnya sudah pernah berlibur ke Sydney.

"Hah? Kapan?"
"Waktu kamu masih kecil. Ya... TK deh."
"Nggak tahu aku."
"Ada lagi fotonya."
"Mana?"
"Ini... tuh..."
"Ini kenapa bu kok aku difoto tampangku begini?"
"Eh... kenapa ya dulu? Lupa ibu."

Nah... nah.... itu tuh akibat dari informasi dan kenangan yang terus tertumpuk dan tertimbun oleh peristiwa baru yang hadir saban waktu.
Ternyata, bahkan sebuah foto pun meski bisa merekam peristiwa dalam bentuk gambar, tapi tidak bisa bercerita ulang jika kita tidak tahu persis peristiwanya.

Itu sebabnya, sebuah blog, dimana ada tulisan keterangan, cerita di balik foto dan foto-foto yang terkait, bisa merupakan sebuah album kenangan yang insya Allah tidak akan terlupakan hingga waktu yang lama.

Apalagi sekarang nyaris semua orang adalah seorang pengguna aplikasi komunikasi digital. Apa-apa, pasti clue-nya : Tanya saja sama mbak Google.

Yang belum dipahami oleh mereka yang mengandalkan pencarian informasi di google adalah, bahwa ada banyak informasi yang disajikan oleh Google itu sebenarnya berasal dari tulisan para blogger dan netizen. Mesin pencari Google (google search engine) akan mengumpulkan semua tulisan yang dibagikan oleh para blogger (apapun platform media sosialnya) dan memasukkannya dalam berbagai kategori keyword (kata kunci). Jadi, ketika kita menulis sebuah kata keyword (kata kunci) maka secara otomatis google akan mentransfer informasi yang kita butuhkan tersebut ke kategori keyword lalu merekomendasikan berbagai koleksi tulisan tersebut pada kita.

Karena rekomendasi dari google inilah maka profesi blogger mulai dikenal oleh masyarakat dan pasar, dalam hal ini  pihak produsen, melihat sebuah peluang untuk bisa memanfaatkannya sebagai bagian dari strategi penjualan atau sebagai bagian dari perpanjangan penyebaran informasi.

Tahukah kalian bahwa Review yang ditulis oleh Blogger menduduki posisi nomor 2 sebagai hal yang dijadikan patokan oleh seorang calon pembeli atau pengguna sebuah produk?


Ya. Ini benar sekali. Ini adalah hasil survey yang dilakukan oleh lembaga survey internasional Nielsen pada tahun 2011 silam.

survey iklan yang dipercaya oleh konsumen sebelum menggunakan produk/jasa (sumber dari sini)
Jadi, ternyata nih, sebelum membeli barang, atau membooking sebuah travel atau hotel, atau memutuskan untuk menggunakan sebuah jasa, para calon konsumen tuh mempercayakan keputusan mereka pada rekomendasi dari orang yang mereka kenal terlebih dahulu. Misalnya, keluarga, teman, sahabat atau kolega lainnya.

Seperti datang ke sebuah acara lalu terjadi sebuah obrolan,
"Kak.. sudah coba X belum?"
"Belum. Enak ya?"
"Uh.. enak banget. Cobain deh. Rasanya tuh gimana gitu.. bikin ketagihan."
"Masa sih?"
"Iya... bener. Kemarin aku dah beli, terus akhirnya beli lagi deh karena satu saja ternyata gak puas."

Biasanya nih, jika sudah ngobrol begini, ada sebagian informasi yang melekat di kepala kita dan akhirnya tanpa terasa kita punya keinginan untuk mencobanya juga.
Kenapa? Karena, yang memberitahu informasi itu adalah orang yang kita percaya. Yaa.. setidaknya, jika kita ternyata tertipu, tertipunya nggak sendirian deh. Tapi bersama dengan dia gitu... hehehehe.

Nah... kelompok kedua yang juga dipercaya oleh calon konsumen adalah review yang ditulis di dalam blog oleh seseorang yang pernah menggunakannya. Blog disini, biasanya terkait juga dengan semua foto-video-tulisan yang disertakan di dalamnya.

"Bulan ini, aku sudah nabung nih mau membeli bukunya Ade Anita." (maaf iklan).
"Kenapa? Bagus ya?"
"Aku kemarin baca sih resensinya, katanya bagus. Makanya aku mau beli." (coba tolong di- aamiin-kan dialog ini ya)

Karena kepercayaan para pengguna informasi digital terhadap kecenderungan mereka untuk membeli atau menggunakan sebuah produk inilah yang akhirnya menimbulkan cabang profesi baru bagi para blogger, yaitu sebagai seorang reviewer sekaligus buzzer. Beberapa perusahaan, bersedia untuk menjalin kerjasama dengan para blogger agar menjadi bagian dari penyebaran informasi produk mereka. Dan karena para konsumen adalah figur yang semakin cerdas, maka sekarang banyak perusahaan yang tidak segan-segan memberikan sample (contoh) produk mereka untuk digunakan oleh para blogger sebelum mereka menulis review mereka. Karena, memang ketahuan sih mana pengguna asli dan pengguna hasil membayangkan saja.

Beberapa tips ketika mereview sebuah produk

Ada beberapa tips nih agar kerjasama antara perusahaan di luar sana dan para blogger bisa terjalin dengan mulus. Kebetulan aku bertanya ke beberapa orang yang sering diajak untuk menjadi reviewer oleh perusahaan (ehem--ehem.... coba ya, namaku diingat jika kalian dapat kerjaan ngereview lagi).

1. Tulis dengan jujur.

Jujur tidak sama dengan polos.
Jujur itu artinya menyajikan sebuah kebenaran dengan bahasa yang bisa diterima oleh semua kalangan dan semua kalangan pada akhirnya memiliki satu persepsi yang sama tentang apa yang kita utarakan.
Sedangkan polos adalah menyajikan kebenaran dengan apa adanya menurut versi dia seorang. Jadi, bisa jadi orang lain yang mendengarnya akan menerimanya dalam persepsi yang berbeda tapi si polos tetap merasa sudah mengutarakan kebenaran.

2. Tidak menjelek-jelekkan produk lain yang sejenis.

Oke. Ini juga sebenarnya bagian dari etika. Ketika kita memuji sesuatu, maka pujian itu sebenarnya bisa diterima dengan baik dan lebih terekam sebagai sebuah fakta yang bisa dipercaya jika diutarakan dengan cara hanya membahas produk itu saja. Tidak dengan cara menyandingkannya dengan produk lain yang sejenis tapi produk lainnya dijelek-jelekkan.

Adalah tidak fair membandingkan sisi kebaikan sebuah produk dengan sisi keburukan dari produk lain. Tentu saja, sekilas memang produk yang dipuji-puji akan tampak amat menonjol tapi jika dilihat lebih seksama, malah menimbilkan kecurigaan tersendiri bagi orang yang menyimaknya.

Jika memang ingin membandingkan dua buah produk dengan merek yang sama, maka sebaiknya sih model Face to Face gitu. Jadi, berhadapan langsung dan dianalisa dengan adil dan liat poin satu di atas: jujur tapi tidak polos.

Seorang teman yang bekerja sebagai salah satu team marketing sebuah produk, berkata bahwa dia akan langsung mem-black list, blogger yang menjelek-jelekkan sebuah produk hanya karena dia tidak memakai produk tersebut.

"Sekarang gini, itu kan dia muji-muji produk A karena dia lagi makai itu saat ini. Masalahnya, tubuh kita kan selalu mengalami penyesuaian. Jadi, bisa aja produk A sekarang cocok, tapi tahun depan ternyata sudah nggak cocok lagi. Nah... gimana coba jika dia mereview produk keluaran pabrik kami? Bisa-bisa tahun ini dipuji-puji abis, tahun depan dicela-cela lagi. Duh.... mending langsung black list deh namanya dari daftar calon reviewer. "

3. You Are What You Write

Ini terkait dengan kebiasaan yang kita lakukan di media sosial dalam keseharian.
Seorang teman yang juga bekerja di bagian marketing, memberitahuku bahwa dia biasanya tidak akan mengajak kerjasama orang yang dalam kesehariannya hanya menyebarkan kebiasaan sebagai berikut:

  1. Nyinyir di akun media sosialnya
  2. Sering mengumbar kalimat yang sia-sia dalam kesehariannya di akun media sosialnya
  3. Sering membagikan foto-foto atau link-link negatif di akun media sosialnya
  4. Sering menulis dengan bahasa atau kalimat alay di akun media sosialnya
  5. Akun Media sosialnya sunyi sepi
  6. Sering melontarkan kalimat yang memancing perdebatan dan kerusuhan di akun media sosialnya
Artinya, meski akun media sosial itu milik kita pribadi, tapi karena dia dikonsumsi oleh publik maka ada baiknya kita mencari tahu apa itu etika sopan santun dalam berkomunikasi di ruang publik.

4. Creatifity and Content is Everything

Oke. Aku pernah nih, menulis sebuah review dan aku gunakan media soft selling sebagai dasar dari penulisan reviewku. Ketika aku membaginya di facebookku, reaksi dari beberapa orang yang membacanya ternyata beragam. Ada yang protes mengapa aku tidak menulis seperti layaknya sebuah iklan tentang barang yang aku promosikan tersebut.

Nah... ini penting untuk diketahui oleh semua blogger yang berminat untuk menjadi seorang reviewer. Bahwa dalam tehnik penulisan sebuah review produk, dikenal dua macam:

1. Hard Selling
2. Soft Selling


Apa bedanya?
Yang Hard Selling itu, kita memposisikan diri kita sebagai bagian dari perusahaan tersebut, lebih tepatnya bagian kampanye produk tersebut. Jadi semacam katalog berjalan. Semua spesifikasi dari produk itu harus kita utarakan. Dijabarkan satu demi satu dengan lengkap dan detail.
baca: http://www.adeanita.com/2015/03/lihatlah-segalanya-lebih-dekat.html sebagai contoh hard selling buatanku).

Sedangkan Soft Selling, kita memposisikan diri kita sebagai seorang yang akan merekomendasikan sebuah produk dimana kita terlepas dari perusahaan tersebut (orang luar). 
baca: http://www.adeanita.com/2015/08/cermati-karena-cinta-saja-tidak-cukup.html sebagai contoh soft selling buatanku.

Atau yang ini juga boleh nih, kemarin baru saja menang voucher Rp500.000 di lomba soft selling produk samsung: http://www.adeanita.com/2015/08/mengapa-samsung-note-5-harus-aku-miliki.html 

nah nanti silahkan deh liat juara satu softselling nya... itu bagus deh tulisannya, benar-benar soft banget. LIhat disini: http://daenggassing.com/2015/08/31/kedai-kopi-dan-obrolan-tentang-samsung-galaxy-note-5/).

Nah. Jadi, jangan buru-buru menjudge "Hei.. dirimu kok nulisnya tidak seperti reviewer yang lain? Ngga bolehhh. Ini namanya pembohongan publik."
OMG. 
OMG
OMG

Nah. Yang harus diingat dalam hal ini adalah, tugas kita sebagai seorang blogger dan reviewer itu adalah:
  1. Gimana caranya mengalahkan tulisan lain yang sejenis dan setaraf
  2. Gimana caranya agar tulisan kita dikunjungi oleh banyak orang
Dalam hal ini, jumlah komen itu sebenarnya tidak masuk di hitungan sih. Jumlah komentar dari pengunjung itu adalah bonus yang menguatkan posisi kita sebagai penyaji tulisan. Yang menentukan keberhasilan sebuah tulisan adalah jumlah pengunjung. Jadi, baik yang memberi komentar maupun yang menjadi silent reader atau bahkan pengunjung tersasar yang tanpa sengaja masuk dan membaca tulisan kita, itu semua dicatat sebagai keberhasilan tulisan kita dalam menjangkau pembacanya.

Itu sebabnya, sebuah kreatifitas dalam menyajikan sebuah tulisan dan memberi nilai lebih pada content tulisan tetap yang utama dan prioritas.

Makasih.







29 komentar

  1. Kadang yang agak sulit buat aku itu.. pingin jelasin kekurangan produk yg direview, pake cara "dikemas" biar ngga terkesan "menjelek2an".. itu masih susah >.<

    btw, makasih yaa mbak tipsnya..
    Ehiya, bener banget komentar itu ngga ngaruh apa2 yaa, yg ngaruh tetep aja jumlah pengunjung :3

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju banget sama kak Ranii, susah banget kalo misalkan me review suatu kekurangan produk tetapi dikemas dalam sebuah kado yang terlihat indah seakan-akan isinya itu luar biasah

      Hapus
  2. Pengin belajar bikin review yang soft selling ah mbak

    BalasHapus
  3. Juara bgt mba .... aku suka cara menulismu, sering jln2 kesini meski g slalu koment. Mksh pencerahannya mba :)

    BalasHapus
  4. Wah, lengkap banget. Makasih ilmunya ya mbak.

    BalasHapus
  5. Paling susah untuk membuat kata-kata untuk review kekurangan... kan kita musti positif thinking. hehehe

    BalasHapus
  6. Waah terima kasih tips-tipsnya Mbak Ade..Membantu sekali buat newbie kayak aku

    BalasHapus
  7. Nah, pas banget ada postingan ini. Saya baru mau review produk tapi bukan berbayar sih. Tetep aja review produk dan susah. Untung ada tips begini. Thanks ya Mba. Btw itu dialognya sudah diaminkan, tapi dalam hati, soalnya saya lagi online di cafe ntar pada bingung kok amin-amin sendiri hihihihi.

    BalasHapus
  8. nah ini nih yg aku msh pgn bljr lg.. belajar nulis yg menjual :D. kmrn ada salah brand yg pgn aku ngereview produk mrk.. tp krn produknya samasekali g ada hubungan ama tema blogku yg traveling dan kuliner, jd dgn berat hati aku tolak... karena udh komit juga, aku cm nulis ttg 2 hal itu aja...

    tp review dr blogger itu bener bgt deh mba..akupun kalo mw coba beli produk ato ingin menginap di hotel A misalnya, pasti cari tau dulu dari review bloggers yg prnh nginap ato beli produk itu... lbh dipercaya :D

    BalasHapus
  9. hahhaha pas kata-kat OMG...OMG...OMG...aku kok membayangkan Mbk Ade goyang2 :D makaish info tips reviewnya mbk

    BalasHapus
  10. Aku setuju dengan makk ini.. Seorang blogger harus jujur dengan produk yang sedang di review nya.. Jujur, dan gak lebayyy ya makk hehehe..

    BalasHapus
  11. Makasih banyak ilmunya Mak Ade..
    Ternyata banyak hal yang harus diperhatikan sebelum menulis review agar si perusahaan merasa senang dan yang membaca juga tertarik untuk mencoba produk yang direview

    BalasHapus
  12. Sering nih Bun jepret sana jepret sini dan batinpun berkata nyicil fotonya dulu ah nanti ditulis di blog. Eh, giliran mau nulis malah lupa yg mau diceritain apa saja ya. Foto tak selamanya bisa menerangkan setiap cerita yg terjadi ya bun

    BalasHapus
  13. wah baru ngeh saya yang soft selling itu apa. makasi buat postingannya mba. :D

    BalasHapus
  14. Sebenarnya review hard selling, soft selling, meskipun user experience ada ilmunya di kuliah ads. Itu kata temanku lo, aku gak kuliah disana. Jadi banyak aspek yg harus diperhatikan. Tapi blogger punya kelebihan krn sudah punya basis pembaca shg ads langsung mencapai sasaran.

    BalasHapus
  15. Saya mau belajar yang soft selling Karena belum bisa banget apalagi kalau untuk mereview hehe

    BalasHapus
  16. Apa yg kita ceritakan di blog sbg pengingat ya, Buuk. Sebagai bukti, dan banyak lagi manfaatnya. Banyak bgtt. . .

    BalasHapus
  17. Wah aku termasuk yang jarang nyetatus di sosmed, point 5 itu akun sosmednya sunyi sepi hahaha, harus nyetatus nih sekali-kali agar dilirik untuk kerjasama :D
    Thanks sharingnya mb Ade

    BalasHapus
  18. Bagi saya susah juga merivew sebuah produk kalau bukan saya langsung pemakainya.. Juga mereview itu sifatnya relatif juga mba.. :)

    Eh iya, lama saya ga berkunjung ke blog mba Ade.. Sekarang lebih enakan.. Font blognya besar-besar, nyaman di mata saya.. :)

    BalasHapus
  19. Keren keren, moga menang ya lombanya, salam kenal

    BalasHapus
  20. Makasih tipsnya Mbk Ade, mantap banget

    BalasHapus
  21. I truly love your blog.. Very nice colors & theme. Did you
    create this amazing site yourself? Please reply
    back as I'm trying to create my very own website and would love to find out where you got this from
    or exactly what the theme is named. Kudos!

    BalasHapus
  22. Saudações . Sou português mas vivo no Brasil faz um tempo e conheci do seu blog por causa de
    um amigo que mora fora :) . gostei muito seus artigos e sempre que possível irei te
    acompanhar

    BalasHapus
  23. Ler sobre este assunto na realidade foi ótimo pra mim.

    Poder adquirir esta informação me ajudará em muito.

    E eu estou grato por você ter deixado esta informação.
    Obrigado.

    BalasHapus
  24. Ηello there! Quick question tһat's entirely off topic.
    Do yoս know hoԝ t᧐ make your site mobile friendly?
    My blog ⅼooks weird ԝhen browsing fгom my iphone 4.
    I'm tryіng to find a template oг plugin tһat migһt be
    aƄle to resolve thіs issue. If you have any recommendations, pⅼease share.

    Тhank үou!

    BalasHapus
  25. Thiѕ article prοvides clear idea іn favor of the neᴡ useгs of blogging, tһat actualⅼy hⲟԝ to
    do blogging.

    BalasHapus
  26. Once this has been settled the matched value will likely be placed into your account and will be
    gamble with it. What makes roulette a unique game is
    the various ways when the players can lay their bets.
    That is where we will come to learn, as said before,
    that roulette can be a game of chance; specifically, a betting game.

    BalasHapus