Curhat tentang Kurikulum 2013 dan Apresiasi Pembaca Facebook

[Parenting] Semua berawal dari kemasygulanku karena membaca berita bahwa Mendikdasmen berencana untuk membekukan Kurikulum 2013 dan rencana dia untuk kembali ke kurikulum KTSP 2006.

Hmm... Aku kurang setuju dengan KTSP 2006. Aku lebih suka Kurtilas (singkatan dari Kurikulum 2013). Jadi gimana dong?

Akhirnya, aku pun menulis status panjang di facebook. Sebelumnya, aku belum pernah menulis status panjang-panjang di facebook. Tapi, aku benar-benar tidak tahu lagi kemana harus menyuarakan keberatanku dengan rencana pak menteri Anis Baswedan tersebut. Jadilah aku menulis statusku tersebut. Nulisnya juga pake hape... (bayangkan, nulis dihape dan nulisnya panjang. Tapi karena dah niat jadi bisa).



Status itu bisa dibaca disini:

https://www.facebook.com/ade.anita.5/posts/10204319336017866


CURHAT TENTANG KURIKULUM 2013
Sebenarnya, aku masih bingung kenapa tiba2 mendikdasmen (*bener gak sih singkatan nya? ) Anis Baswedan menghentikan kurtilas. Padahal KURTILAS ini baru juga diterapkan dan buku paket yang digunakan juga belum tamat (*belum lecek malah sampulnya).
Aku adalah ibu rumah tangga tidak bekerja alias fulltime mom. Jadi dalam keseharianku aku sendiri yang mengajari dan mendampingi anak-anak belajar di rumah. Tiap hari pula aku antar jemput anak2 dengan kendaraan umum jika pagi dan jalan kaki jika pulang sekolah (*sengaja biar bisa ngobrol sepanjang jalan dengan anakku sambil memperlihatkan semua pemandangan yang kami lihat di jalan. Anakku masih SD, ada banyak hal yang dia belum tau atau belum kenal).
Di hapeku, karena ini jaman digital, maka aku bergabung dengan group wali murid kelas anak2ku. Ada group di whats app dan ada juga group BB (*bersyukur android pernah beli aplikasi BBM).
Dulu... Ketika jaman kurikulum KTSP 2006, tas sekolah anakku, aku yang memanggulnya. Bukan apa2, KTSP 2006 itu banyak menerapkan konsep yang abstark pada siswa. Juga bejibun teori yang HARUS dipelajari oleh siswa. Perkara teori dan pelajaran itu terpakai atau tidak oleh siswa yang bersangkutan di masa yang akan datang, tetap saja seluruh siswa harus mempelajarinya.
Pokoknya, semua siswa diperlakukan sama deh. Entah siswa itu lemah di hafalan tapi kuat di tulisan atau si siswa lebih suka kerja lapangan daripada ngutak-ngatik teori. Pokoknya semua harus belajar hal yang sama.
Pokoknya gak mau tau deh bahwa cita-cita siswa itu nantinya mau jadi paramedis atau penjahit tetap harus belajar hal yang sama.
Dan karena tuntutan semua teori harus dipelajari maka buku2 yang dibawa siswa pun banyak sekali. 2 tahun membantu putriku memanggul buku2 di dalam tasnya punggungku sempat sakit. Lalu dokter keluargaku mulai meneliti kenapa punggungku sakit. Setelah ditelusuri dokter akhirnya memintaku untuk menimbang tas sekolah putriku. Ternyata beratnya 7 s.d 10 KG!!
"Ibuuu... putri ibu bawa apa saja sih? Ini sudah sama saja seperti ibu harus memanggul karung beras 10 kg setiap hari."
"Yaa.... mau bagaimana lagi dok? Daripada putri saya yang terhambat pertumbuhan badannya karena bawa tas ini?"

Dilema.
Dilema banget. Siapa yang harus dikorbankan? Punggungku atau pertumbuhan badan putriku? (*aku sih milih ngorbanin punggungku akhirnya. Sambil merutuk arah pendidikan indonesia).

Hingga akhirnya diterapkan lah KURIKULUM 2013.
Waaaaaaaaa. Senang aku dengan KURTILAS ini.
Kenapa?
1. Karena buku yang dibawa sedikit. Jadi ada peleburan dan pengintegrasian pelajaran di KURTILAS. Karena pengintegrasian ini maka mata pelajaran tidak lagi sebanyak mata pelajaran di KTSP 2006.
2. Karena ada pendidikan ketrampilan siswa di KURTILAS. Ini yang superb. Kan tidak semua anak mau jadi Profesor atau peneliti. Ada juga anak yang ingin segera belajar mencari uang dengan melakukan pekerjaan kerajinan atau atau ketrampilan.
Putriku senang ketika diberi PR kerajinan tangan.
"Bu... bagus nggak buatanku? Nanti kalau aku dah bisa buat yang bagus banget bisa dijual kayaknya?"

Anak jadi semangat sekolah. Lebih ceria karena ada banyak tugas berkelompok. Hehehe... putriku itu hobi bercerita jadi jika ada tugas berkelompok dia suka banget. Karena sambil kerja kelompok, dia bisa ngobrol dengan teman2nya.
3. (Akibat penjelasan di atas maka aku suka dengan kurikulum 2013) Karena KURTILAS memungkinkan setiap anak untuk mengembangkan kemampuan mereka bersosialisasi dengan orang lain.
Jika KTSP 2006 yang muatan pelajarannya padat merayap hingga membuat tiap anak harus serius belajar dan lupa bersosialisasi (*krn harus ikut les pulang sekolah biar bisa ngerti pelajaran) maka di KURTILAS ini anak malah didorong untuk bertemu dengan orang lain dan bekerja sama dengan orang lain.
Setiap kali ada pekerjaan kelompok, anak2 sibuk janjian untuk bagi2 tugas. Lalu janjian untuk bertemu guna membicarakan "enaknya kita bikin apa?".
Jadi. .. pembiasaan untuk bekerja sebagai bagian dari sebuah TEAM itu sudah dimulai dari kecil. Dan inilah yang menurutku penting ketimbang mendidik anak jadi sosok individualis yang pintar lebih baik mendidik anak jadi individu yang cerdik mengatasi kekurangan dan kelebihan dengan cara kerjasama kelompok.

Bayangkan. Jika anak sudah dididik untuk bisa bersosialisasi maka kelak dia insya allah akan mampu menolong masyarakat di sekitarnya karena sudah terampil melihat kekurangan dan kelebihan yang dimiliki tiap2 undividu yang menjadi bagian dari masyarakat tersebut.
HANYA SAJA MEMANG ADA BEBERAPA KEKURANGAN DARI KURIKULUM 2013 ini.
Apa saja?
1. Orang tua tidak siap menerima perubahan cara mendidik anak mereka.
Keluhan di group wali murid yang sering muncul adalah

"Pak.. buat ulangan nanti anak saya harus belajar apa ya?" (*hehehhe. Selama ini mata pelajaran memang dibuat terpisah. Jadi kalo mau ulangan matematika maka ortu tinggal buka buku matematika. Nah di KURTILAS ortu bingung apa yang mau diajarkan pada anak. Karena matematika nya terintegrasi dengan pelajaran PKN dan Bahasa Indonesia misalnya.
Contoh yang gampang:
- Perang Diponegoro terjadi tahun berapa? Jika saat ini tahun 2014, maka berapa rentang waktu yang ada? Bagaimana penulisan kata yang benar: Perang Diponegoro atau perang diponegoro?

Mungkin... karena aku terbiasa mengajarkan anakku dengan metode bercerita maka soal ulangan seperti di atas itu buat anakku malah terlihat mudah ketimbang ulangan PKN sendiri yang khusus menanyakan tentang perang diponegoro lalu nanti ada ulangan bahasa indonesia sendiri khusus nanya tentang eyd huruf kapital dan ulangan matematika sendiri khusus nanya tahun2 kabisat.
Tapi ya demikianlah....protes dari ortu yang bingung harus ngajarin apa tetap dominan di group wali murid.
2. Orang tua tidak siap jika mereka harus dilibatkan dalam porsi yang cukup banyak dalam sistem pendidikan kita.
Keluhan di group wali murid selalu:

"Aduh ada tugas bawa karton ya? Saya baru tau malam hari pas anak saya ngasitau. Gimana ya? Saya kerja kantor jadi gak sempat beli kayaknya. Duhhh... ada apa sih dengan sistem pendidikan kita? Kenapa merepotkan sekali."
Loh? Dia yang repot kenapa sistem pendidikan yang disalahkan? Aku paling sebel kalau baca protes kayak gini di group WA atau BB. Dan itu sering banget munculnya.
3. Orang tua merasa khawatir melepas anak mereka sekolah jika tidak ada waktu untuk ikut les dan bimbel.
Yaa... karena KURIKULUM 2013 banyak kegiatan kerja kelompok jadi siswa pulang lebih siang. Padahal ortu dah terlanjur memasukkan anak mereka untuk ikut les dan bimbel.

Hmm.... jadi bingung sayah. Jadi yang pokok itu sekolah atau bimbelnya? Kenapa jika tidak ikut bimbel jadi merasa begitu bersalah dan khawatir anak akan jadi bodoh?
Lalu mulailah gelombang protes terjadi.
Kaum buruh protes minta KURTILAS dihapuskan (*aku sih duganya ya karena ortu yang jadi buruh bingung karena 3 hal di atas).
Kaum terdidik juga protes hal yang sama (*dan kembali aku menduganya karena 3 hal di atas)

Tinggal aku yang padahal merasa senang dengan perubahan yang terjadi pada cara belajar putriku bengong.
Okelah....siap2 punggungku sayang... siap2 bawa karung beras lagi tiap hari.
Huff.

Akhirnya, gelombang tanggapan pun datang. Aku terus berdoa agar usahaku ini bisa membuahkan hasil.
Benar-benar berdoa.
Akhirnya, bantuan datang dari pembaca statusku. Ada 69 orang yang sampai detik ini mensharenya. Dan salah satunya adalah: Mantan Menteri Pendidikan di kabinet SBY, yaitu mendikbud yang membuat kebijakan kurtilas: Muhammad Nuh.


Ah... senangnya.
Tapi tentu tidak boleh berhenti berdoa meski senang.
Aku tetap berdoa agar jangan dibuang kurtilas itu. Tapi dibenahi lalu diterapkan lagi.

4 komentar