Dengan Notebook Slim, Tetap Produktif sambil Main game Bersama Keluarga

Galau terbesar dalam hidupku akhirnya terjadi di bulan Oktober lalu.  Kenapa galau terbesar? Karena ini menyangkut image yang selama ini kujaga dengan baik selama ini.  Jadi, ketika kegalauan itu aku share di facebook pribadiku, percayalah, itu sudah melalui sebuah rangkaian pertimbangan, kebimbangan, kegelisahan dan segala macam prasyarat ciri-ciri galau pada umumnya (hahahaha, bahasaku. Jitak diri sendiri).


Galau tentang apa sih emangnya, kayak Abegeh saja? Hehehe.. ini dia, baca sendiri ya  :>) 



Meski sudah emak-emak, sepertinya, semua teman-temanku tahu bahwa aku adalah seorang gamers.  Itu sebabnya beberapa hari yang lalu, seorang teman menshare sebuah pengumuman yang berisi tentang adanya sebuah lomba membuat review game bagi para penggemar game dan namaku adalah yang pertama kali disebut oleh temanku itu agar membaca pengumuman teman. Tapi, sebagai seorang gamer, aku tuh paling nggak mau memperlihatkan usaha mengemis bantuan pada sesama gamer lain.  Itu sebabnya waktu aku nulis status seperti di atas, aku mengalami kegalauan dalam waktu yang cukup lama (hahahaha, malu ih :-) ).

Main game itu asyik loh (buatku ya, mungkin yang lain banyak yang tidak setuju). Main game itu, buatku adalah salah satu usaha untuk menjaga jarak antara diriku yang bekerja sebagai seorang penulis dan karakter yang aku ciptakan dalam tulisan-tulisanku.

"Eh, kenapa harus jaga jarak dengan karakter tokoh yang kita ciptakan? Kan katanya harus melebur dengan tokoh yang kita ciptakan?"

Iya, nasehat di atas itu ampuh jika kalian menulis hanya satu tema saja dalam satu waktu. Tapi, seringnya, yang terjadi padaku adalah aku menulis beberapa tema sekaligus dalam satu waktu itu. Kadang, tema-tema yang aku tulis itu saling bertolak belakang, kadang sama dan sebangun. Nah, untuk itulah aku harus senantiasa menjaga jarak dengan karakter tokoh-tokohnya. Jangan sampai antara tokoh yang satu karakternya tertukar dengan tokoh yang lain, atau malah tokoh yang satu ternyata copy cat alias mengulang yang persis sama, dengan tokoh yang lain. Wah... bisa gaswat jika ini terjadi. Itu sebabnya  aku perlu memainkan sebuah game sebelum berpindah menulis yang lain. Kekurangan cara yang aku terapkan ini adalah: karena aku lupa dengan apa yang aku tulis sebelumnya, maka tanpa sadar aku sering menulis deskripsi yang sama dengan sebelumnya. Menyangka aku belum menulis keterangan pada cerita yang aku rajut kala itu. Huff. Ini catatan penting buatku nih, karena sudah datang beberapa kritik tentang kondisi ini. Berarti, harus cari cara baru untuk melakukan inovasi dalam menulis. Kritik yang datang, bukan berarti harus patah semangat.  (hop..hop..hop... ayo Ade, kamu bisa! semangat!)

Kalian tahu, rupanya kegemaranku main game itu menular ke anggota keluargaku yang lain. Ke suami dan anak-anakku. Jika sudah mengalami kejenuhan dan tekanan dari pekerjaan mereka, maka mereka membuka game dan mulai bermain game. 

Bahkan, terkadang ini menjadi salah satu moment yang sweet banget buatku dan suamiku (aih, malu). Seperti yang aku tulis di status facebookku beberapa pekan yang lalu:



Eits. Jangan samakan kegemaran kami bermain game itu sama seperti mereka yang kecanduan main game di rental-rental PS atau game online ya. Insya Allah kami sekeluarga jauh dari kecanduan main game.  Game-game itu dibuka hanya sekedar untuk mengendurkan syarat yang tegang karena terlalu lama dipakai bekerja atau belajar saja.

Ada beberapa tips yang lumayan ampuh untuk membatasi diri agar tidak kecanduan game di keluargaku.

1. Usahakan pilih game yang memakai kuota energi atau life.
2. usahakan untuk memilih game yang ringan dan tidak bikin emosi meledak-ledak.3. usahakan untuk memilih game yang memungkinkan kita untuk berkomunikasi dengan orang lain yang ada di sekitar kita.
Dengan tiga tips itu, Insya Allah bermain game bisa murni dilakukan sebagai salah satu cara untuk mengusir penat dan menetralkan ketegangan.  Dan... ketika kembali bekerja atau belajar, otak juga jadi lebih rileks sehingga bisa bekerja dan belajar lebih optimal lagi.

Terus, game apa saja yang bisa dimainkan dalam hal ini? Eits. Pertanyaan ini mah bisa diikut sertakan untuk lomba review gameh yang aku sebutkan tadi. Heheheh. Ganti ah pertanyaannya.

Jadi, apa yang dibutuhkan untuk mendapatkan game-game yang sesuai dengan tips-tips di atas? Jawabannya gampang. Pilih notebook yang ringan, tipis, dan  didukung didukung performa Intel® Processor di dalamnya (eh, ada tambahan lain sih sebenarnya, gak sesederhana ini juga jika kalian memang ingin bekerja sekaligus main game seperti yang aku lakukan. Yaitu, lihat spek notebooknya juga; berapa giga ram-nya, pake kartu NetVidia apa nggak, berapa kekuatan lama baterenya? Belum lagi, satu hal penting lainnya, yaitu notebooknya menyediakan slot untuk dvd-rw apa nggak? Bukan apa-apa sih, tapi kadang yang namanya notebook tipis itu tidak menyediakan slot dvd-rw/optical drive.  Padahal, untuk seorang gamer seperti aku, slot ini penting banget. Kan nggak mungkin kita menanam seluruh isi game di notebook kita. Wah, bisa-bisa berat banget kerjanya notebook kita akibat game-game yang kita sematkan di memory notebooknya. Lebih praktis jika memutar perangkat CD game itu saja lewat slot CD-RW.).

Nah, ketika aku intip Acer Slim Series 1, maka spek yang aku dapat adalah sebagai berikut:

Keunggulan utama dari notebook Aspire E1-432 ini adalah penggunaan prosesor Intel 4th Gen terbaru, atau lebih dikenal dengan kode nama Haswell. Acer mempersenjatai notebook ini dengan prosesor Intel® Dual Core Celeron® Processor 2955U yang memiliki dua buah inti (dual core) dan berjalan pada kecepatan 1.40 GHz. Apa yang membuat prosesor ini menjadi suatu keunggulan dari Aspire E1-432? Pertama, prosesor ini sudah menggunakan arsitektur Haswell (22nm) yang dapat bekerja sangat efisien dengan TDP hanya 15 Watt saja. Dikombinasikan dengan baterai 4-cell (2500mAh) yang digunakan, daya tahan baterai notebook ini dipastikan akan menjadi jauh lebih maksimal. Disamping itu, Acer Aspire E1-432 juga menggunakan RAM DDR3 sebesar 2GB yang dapat di-upgrade hingga 8GB untuk keperluan multitasking yang lebih baik. Media penyimpanan harddisk SATA berukuran 500GB sudah lebih dari cukup untuk spAcer menyimpan berbagai file, multimedia, maupun game di dalam notebook ini. Performa yang ditawarkan Acer Aspire E1-432 menggunakan Intel Celeron 2955U ini mampu memberikan peningkatan performa yang signifikan dibandingkan kedua penerusnya seperti Intel Celeron 877 dan Celeron 1007. Dengan TDP yang berjalan lebih rendah, rasio performance per watt yang ditawarkan prosesor ini sangatlah baik.

Dua Pilihan Warna Elegan Aspire E1-432, piano black dan silky silver, yang menggunakan monitor LED 14" dengan resolusi 1366x768px sehingga amat memadai untuk kebutuhan office basic, browsing, multimedia, bahka untuk bermain game sekalipun. 


Jika pada umumnya notebook berukuran layar 14" yang dilengkapi optical drive/DVD-RW memiliki dimensi yang cukup tebal, laiin halnya dengan Aspire E1-432 yang didesain khusus oleh Acer dengan ketebalan sekitar 25,3 mm saja.  Jika dibandingkan dengan notebook konvensional lainnya, Acer Aspire E1-432 memiliki dimensi 30%  lebih tipis.


Seorang teman, ketika aku paparkan spek Acer Aspire E1 Series, sempat protes. Menurutnya, ram yang dimiliki terlalu kecil, yaitu hanya 2 GB saja.
"Mana bisa main need for speed disana?" Aku pun berusaha menjawab keraguannya.
"Eh... bisa lagi. Aku baca di reviewnya, sudah pernah dilakukan pengujian kok terhadap beberapa game yang cukup ngetop di kalangan para gamers, seperti COD:MW3 alias Call Of Duty: Modern war 3; atau PES 2014 alias Pro Evolution Soccer bahkan termasuk juga game balap mobil seperti Grid 2 (ini game balap mobil yang terkenal yang diperkenalkan oleh negara Jepang). Nah, ketiga game ini lancar-lancar aja tuh. Soal Ram yang kecil, itu kan bisa diupgrade jadi 8 GB."

ini beberapa game yang sudah pernah diuji coba di Acer Slim Series. Mereka semua lancar-lancar saja dimainkan disana. Anak sulung dan keponakanku sering memainkannya. 

"Lagian, katanya make notebook itu biar lebih produktif bekerja, rajin belajar dan produktif menghasilkan sesuatu. Kalau dirimu memang pingin jadi seorang gamer saja, dan menghabiskan waktu hanya dengan bermain game, spek seperti ini pasti kurangnya. Tapi kan dirimu harus tetap andal dalam bekerja, belajar dan tetap produktif menghasilkan sesuatu? Nah... dengan spek seperti ini, itu sudah cukup. Kamu bisa melakukan dua hal sekaligus, notebookmu bisa dipakai untuk bekerja dan belajar, tapi bisa juga dipakai untuk bermain game bersama keluargamu. Makanya pilih game-game yang ringan dan tidak membuatmu jadi anti sosial. Pilih game-game ringan yang bisa dimainkan oleh dirimu dan keluargamu."

Ada beberapa contoh game yang bisa dimainkan ramai-ramai sekeluarga, dalam arti mulai mulai usia 3 tahun hingga lanjut usia bisa memainkannya (sebenarnya anak usia kurang dari 3 tahun juga bisa, tapi... lebih baik sih jangan diperkenalkan pada game anak sekecil itu.. hehehe). Mereka seperti permainan Candy Crush, Dragon City, dan beberapa game yang tersedia facebook.  Game-game ini bisa kita intip sesekali tapi tidak membuat kita kecanduan karena adanya kuota life atau energi yang disediakan untuk melakukan beberapa aktifitas. Dengan demikian, ketika kuota energi atau lifenya sudah terpakai, game-game ini otomatis tidak bisa dimainkan lagi. Pemain harus menunggu hingga kuotanya terisi kembali.


Yang artinya: "ayo... ini waktunya bagi dirimu untuk beranjak mendapatkan kehidupan yang sesungguhnya di luar kotak monitor komputermu."



ini beberapa game yang aku mainkan bersama dengan suami dan anak-anakku di rumah
Jadi... tetap produktif sambil main game bersama keluarga? Kenapa tidak? Apalagi jika bisa tampil keren dengan notebook slim yang paling tipis di kelasnya. Aih, itu mah aku banget.
-------------------------
 “Tulisan ini diikutsertakan dalam event “30 Hari Blog Challenge, Bikin Notebook 30% Lebih Tipis” yang diselenggarakan oleh Kumpulan Emak Blogger (KEB) dan Acer Indonesia.”

16 komentar

  1. beuhhh komplit amat sih mak keren tauuu

    BalasHapus
  2. Pengen deh ky mba ade..màin game sama suami hehe seru Kali ya.biasanya anak saya sama bapaknya aja klo nge game

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehe.. aku, suamiku, anakku sama sama suka main game

      Hapus
  3. klo mbak nge game ama suami, aku nonton aja :)

    BalasHapus
  4. Wah, makk... Candy Crush itu termasuk game yang bikin emosi meledak-ledak sih kalo buat saya #gamerjuga - apalagi kalo yang misi "clear all the jelly" hihihihi...
    Sukses ya mak ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya sih.. karena yang jelly itu harus beberapa kali tembak. Paling ngeselin sebenarnya yang coklat sih.. apalagi kalo coklatnya agresif banget.. jadi kita nembak satu dia langsung jadi satu dan itu cepet banget gerakannya.. waduhhh... kadang ngerusak rencana langkah kita ya

      Hapus
  5. biasnaya sih kalau yang menemani main game suami mbak, aku kurang suka main game.

    BalasHapus
  6. hehehe... aku doyan pake banget main game mbak.. sejak sebelum nikah suamiku dah tahu sih kayaknya jadi dia maklum

    BalasHapus
  7. jadi pengen main game juga niehh mba..!

    BalasHapus
  8. Gamers . . . .

    Moga sukses di event nya mbak , ,
    jangan lupa mampir diblog saya . . .

    BalasHapus
  9. wah keren banget sist blog nya jangan lupa juga untuk mampir di blog ane ya gadgetsia.net

    BalasHapus
  10. sama kalaus aya juga yang slim agar lebih simple

    BalasHapus