Persiapan Show Of Online People (SHOP!)

[Lifestyle] Beberapa waktu lalu, aku terlibat diskusi dengan beberapa orang temanku di WAG (whatsapp group). Awalnya, aku menyampaikan keprihatinan sehubungan dengan semakin sepinya mall-mall yang ada di Jakarta. Satu persatu gerai-gerai besar mulai tutup. Sebut saja Debenhams; Lotus, Clarks, dan beberapa gerai lainnya. Alasan mereka tutup karena semakin sepinya gairah masyarakat Indonesia untuk datang ke mall dan berbelanja. Sekarang, kebanyakan orang mulai beralih gaya hidupnya (lifestyle-nya) menjadi lebih menyukai berbelanja online daripada berbelanja offline.

Ada banyak alasan mengapa orang lebih menyukai berbelanja online ketimbang offline dewasa ini. Menghindari jalanan yang macet, lebih hemat ongkos, malas keluar rumah, terlalu sibuk untuk mengunjungi toko fisik karena harus bekerja atau punya kegiatan yang tidak bisa ditinggalkan, dan sebagainya. Dan memang, sepinya mall-mall ini berbanding terbalik dengan kondisi online store. Justru, sekarang online store tumbuh semakin banyak dan luas.

Suamiku pernah berkata padaku agar jika selisih harga barang hanya sedikit sekali antara barang yang dijual di online store dan store yang ada di mall-mall atau pasar, maka belilah dari gerai-gerai yang ada di mall-mall dan pasar. Dengan begitu, kita bisa lebih meratakan rezeki. Karena tidak semua orang punya toko online. Baik karena ketidak mampuan untuk memiliki barang yang akan dijual, atau karena tidak memiliki sesuatu yang bisa menghasilkan sesuatu yang bisa dijual secara online. Atau karena keterbatasan kemampuan hingga tidak bisa berjualan di toko online. Jadi, alasan suamiku menghimbau agar jangan melulu membeli dari toko online adalah, agar mereka yang tidak punya kesempatan untuk berjualan secara online juga tetap punya pekerjaan dan penghasilan.

Salah seorang teman di wa.g embak ceria berpendapat, bahwa jaman now memang jamannya mereka yang melek digital. Dan toko-toko online itu bukan berarti tidak menyerap tenaga kerja. Mereka juga menyerap banyak tenaga kerja. Mulai dari bagian pengepakan barang, pengantaran barang, penyediaan barang, penerimaan permintaan, dan sebagainya dan sebagainya.

Hmm... iya sih. Tapi entahlah. Kadang aku merasa bahwa bisnis e-commerce itu hanya bisa dinikmati oleh sebagian orang saja; dan menyisakan sebagian lain yang karena sebuah kondisi tertentu maka tidak bisa ikut serta merasakan jaman digital seperti sekarang. Nah...sebagian yang lain ini, tidak bisa ditinggalkan begitu saja kan? Tidak bisa dikucilkan hanya karena "ketidak mampuan mereka mengikuti perkembangan jaman.".

Hehehe... begini ini nih jika pasangan suami istri berasal dari jurusan yang sama di FISIP, sama-sama jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial. Jadi mau belanja pun malah sempat-sempatnya memikirkan bagaimana caranya agar bisa terjadi keadilan sosial. 😁😁😁

Kebetulan, aku diajak untuk menghadiri acara Press Conference Persiapan SHOW OF ONLINE PEOPLE (SHOP!) yang diadakan oleh Asperindo. Temanya, kebetulan lagi, tentang E-Commerce yang akan melibatkan banyak pihak untuk berperan serta; baik dari segi pemerintah, perbankan, UKM, Market place, pembayaran perbankan, dan juga jasa pengiriman barang. Wah. Kebetulan banget ya.

PERSIAPAN SHOW OF ONLINE PEOPLE (SHOP!)




E-Commerce seperti kita ketahui merupakan bagian dari e-business yang tidak hanya sekedar perniagaan tetapi juga mencakup kolaborasi darimitra bisnis seperti Usaha Kecil Menengah (UKM), Online Store, Marketplace, Pembayaran Non Tunai (E-Payment) dan Perusahaan Perposan (Jasa Pengiriman). Dalam hal ini ASPERINDO (Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspress, Pos dan Logistik Indonesia), selaku wadah dari perusahaan-perusahaan nasional yang bergerak di bidang jasa pengiriman barang maupun dokumen, baik yang bergerak di sektor kurir maupun kargo, memiliki peran penting dalam industri ini.

Dengan tujuan mendukung perkembangan industry e-commerce Indonesia, ASPERINDO bersama PR. Mediatama Binakreasi, akan menyelenggarakan SHOP! (Showcase of online people) pada 23 -25 Agustus 2018 di Hall 3A -ICE (Indonesia Convention Exhibition), BSD.

Persiapan Show Of Online People (SHOP!) telah dimulai sejak kemarin, hari kamis, 29 Maret 2018, bertempat di Summit Room, Jakarta Convention Centre. Nantinya kegiatan Show Of Online People (SHOP!) akan mengusung tema "Off to Global Online Market" ini akan menghadirkan 200 booth pameran yang diikuti oleh raturan peserta dari seluruh representasi stakeholder e-commerce di Indonesia.

Persiapan Show Of Online People (SHOP!) yang diadakan kemarin, menghadirkan 4 nara sumber. Yaitu:

- Ikhsan Baidirus, yang merupakan Direktur Pos, Kementerian Komunikasi dan Informatika.
- Gati Wibawaningsih, yang merupakan Direktur Jenderal IKM, Kementerian Perindustrian.
- M. Feriadi, Ketua Umum Asperindo.
- Sunana Eka, Perwakilan dari BNI, wakil pimpinan bisnis usaha kecil bank BNI.


Peranan Asperindo dalam Masyarakat 

Pembicara pertama, yaitu Bapak M. Feriadi, yang merupakan Ketua Umum Asperindo, mengatakan bahwa acara hari ini (Kamis 29 Maret 2018) adalah acara press conference dalam rangka persiapan untuk menyambut SHOP! yang merupakan kepanjangan dari Show of Online People, dimana ASPERINDO ikut serta dalam penyelenggaraan acara tersebut yang akan diadakan nanti di bulan Agustus.

Bapak M. Feriadi sebagai pembicara pertama

Sekilas tentang Profile ASPERINDO.

Asperindo adalah asosiasi perusahaan pengiriman ekspress, pos dan logistik Indonesia. Saat ini ada sekitar 500 perusahaan pengiriman, pos dan logistik yang bernaung di bawah Asperindo, dan tersebar di seluruh Indonesia. Dengan jumlah jaringan sebanyak 40.000 jaringan di seluruh Indonesia dan rencananya pada tanggal 23 - 25 Agustus 2018 nanti akan menyelenggarakan SHOP!. 

Apa itu SHOP! ?



SHOP! adalah singkatan dari Show Of  Online People. Kita lihat bahwa sekarang ini bahwa teknologi berkembang selaras dengan perkembangan internet. Hal ini mempercepat perkembangan e-commerce di Indonesia.

Perkembangan laju pertumbuhan e-commerce yang pesat, pada akhirnya memunculkan sebuah kesadaran bagaimana caranya agar e-commerce tidak hanya dinikmati oleh sebagian orang saja. Tapi bisa dinikmati oleh masyarakat secara keseluruhan. Salah satunya yaitu bagaimana caranya agar e-comerce bisa membantu UKM yang ada di Indonesia.

Selama ini, ternyata belum ada ajang yang bisa mempertemukan seluruh UKM agar bisa ikut terlibat dalam perkembangan e-commerce di Indonesia. Untuk itulah maka Asperindo dalam hal ini ingin membawa misi bisa mempertemukan UKM di Indonesia agar bisa maju bersama dalam perniagaan online e-commerce. Tentu saja, dalam hal ini, Asperindo bekerja sama dengan banyak pihak seperti dengan perbankan, pemerintah, dan berbagai stake holder lainnya. Dan didukung oleh E.O Mediatama Kreasi . Sehingga di acara SHOP! yang  akan diadakan tanggal 23 -25 Agustus 2018 nanti diharapkan bisa mencapai misi tersebut.

Dalam hal ini peranan Asperindo adalah, berusaha agar semua produk yang dihasilkan oleh para pelaku UKM bisa didistribusikan bukan hanya dalam skala nasional tapi juga dalam skala internasional.

Kelak, agenda SHOP! ini akan diadakan setiap tahun secara rutin. Diharapkan nanti pasar UKM akan terus berkembang. Inilah yang diharapkan dari perkembangan ekonomi digital di Indonesia, yaitu bisa merambah siapa saja dan kemana saja, tidak hanya pada sebagian orang saja.

Dalam SHOP! ini nanti bukan hanya ada Talk Show saja, tapi juga ada ajang pertemuan antar stake holder dan juga pertemuan penjual pembeli dan sebagainya. Karenanya acara SHOP! ini nantinya akan terbuka untuk umum.


ERA DIGITAL DAN PERTUMBUHAN KREASI ANAK BANGSA


Era digital saat ini disambut oleh generasi sekarang sebagai era yang memungkinkan semua orang untuk menjadi pengusaha. Hal ini disebabkan karena semua orang saat ini bisa terhubungkan dengan internet dalam berinteraksi.

Hal ini yang dikatakan oleh pembicara kedua, yaitu: Bapak Ikhsan Baidirus, Direktur Pos, Kementerian Komunikasi dan Informatika. Menurut Pak Ikhsan, pelaku-pelaku ekonomi digital sesungguhnya terdiri dari pembeli, penjual, market place, perbankan, dan logistik (pos dan pengiriman).


Menurut Pak Ikhsan, ada 3 pilar yang bisa mendukung sebuah ekonomi digital dalam masyarakat bisa terus berkembang dan bisa semakin diperluas lagi kebermanfaatannya.

3 Pilar Pendukung sebuah Ekonomi Digital di Indonesia:

1.Customer (terdiri dari buyer, seller, reseller).
2. E-Commerce (seperti Bukalapak, Tokopedia, Elevania, Shoppee, Blibli, Blanja, dan sebagainya; saat ini memang terus bertambah banyak).
3. E-Payment (yaitu mereka yang terlibat dengan laju perputaran uang dari transaksi jual beli yang terjadi).




 Tapi ke 3 Pilar tersebut, tidak bisa berdiri begitu saja tanpa adanya dukungan dari tiang penyanggah lain. Yaitu bagian yang mendukung agar ketiga pilar tersebut tetap bisa kokoh berdiri. Tiang penyanggah itu adalah bagian Logistik Center (semua jasa pengangkutan, dan pengiriman; seperti JNE, TIKI, Wahana, POS Indonesia, dan sebagainya); UKM/IKM yang  menjadi penyedia barang/jasa/dokumen yang diperdagangkan, serta pemerintah yang memberikan kemudahan dalam berusaha lewat peraturan perundangannya. Seperti lewat perijinan yang cepat, deregulasi yang memudahkan. Perbankan yang bukan hanya menyediakan media untuk terjadinya transaksi pembayaran saja, tapi juga memberikan pemodalan, kredit, dan sebagainya.

Inilah kunci-kunci yang harus didukung agar Era Digital bisa dinikmati oleh banyak pihak sekaligus bisa memberikan kebermanfaatan yang lebih luas bagi masyarakat kita.

UKM dan IKM bisa disebut sebagai jantung dari perekonomian di Indonesia. Karena, di saat sulit, maka UKM lah yang menggerakkan dan menyelamatkan ekonomi rakyat. E-Commerce sendiri terus berkembang saat ini dan bahkan nilai perdagangan yang berputar di sekitar e-commerce bernilai triliyunan dan nilai ini terus bertambah setiap tahunnya. Pertumbuhan dan perkembangan ini diharapkan bisa menyentuh bagian dari masyarakat yang belum tersentuh saat ini, yaitu simpul-simpul UKM dan IKM. Dalam usaha untuk mempertemukan e-commerce dan sektor-sektor yang diisi oleh UKM dan IKM inilah maka bagian logistik dalam hal ini memegang peranan yang sangat besar sebagai penghubung simpul-simpul perdagangan dalam e-commerce agar bisa saling bertemu. Itu sebabnya pemerintah ikut mendukung hal ini.

Skema Pembiayaan dalam Menyambut Era E-Commerce


Pembicara ketiga adalah Bapak Sunana Eka, Perwakilan dari BNI, wakil pimpinan bisnis usaha kecil bank BNI. Menurut Pak Sunana Eka, sesungguhnya skema pembiayaan dalam menyambut era e-commerce adalah memberikan kemudahan untuk terselenggaranya sistem pembiayaan. Termasuk melakukan assesment terhadap UKM berupa memangkas jalur untuk mendapatkan kemudahan pemberian modal dan pembuatan sistem pembayaran bagi pelaku e commerce. Termasuk di dalamnya juga pemberian kredit untuk kepmilikan kndaraan dan pmbangunan gudang.

Karena semua bentuk usaha itu sesungguhnya membutuhkan pembiayaan mulai dari hulu sekali ketika akan mengadakan barang, hingga ke bagian hilir ketika akan mendistribusikannya. Termasuk bagian penyimpanan yang memerlukan gudang.


BNI dalam hal ini sebagai salah satu Bank yang ada di Indonesia, dituntut untuk memberikan peranan yang amat besar, khususnya untuk membantu UMKM. Dari aneka sektor usaha di Indonesia, ternyata sektor terbesar yang memerlukan dukungan itu adalah sektor Pertanian. Pemerintah dalam hal ini mengajak agar BNI mengambil peranan besar dalam mendukung sektor Pertanian yang menjadi ujung tombak dari sektor UMKM di Indonesia. Dukungan BNI dalam hal ini berupa penyaluran program pemberian kredit atas usaha, dan memberikan satu skema pembiayaan yang mudah dan tepat bagi para pelaku UKM. 



Tahun 2018, BNI mentargetkan untuk bisa menyalurkan KUR sebesar 15 triliun. Kemudahan untuk penyaluran kredit usaha rakyat ini salah satunya adalah memangkas persyaratan-persyaratan yang selama ini dianggap menyulitkan pelaku UKM. Salah satunya adalah dengan hanya mensyaratkan bisa menunjukkan 1 produk barangnya saja.

 Dalam 3 bulan terakhir ini, bahkan BNI telah menyalurkan permodalan sebesar 4,5 triliun.
Saat ini, bahkan BNI telah memiliki agen sehingga para pelaku e-commerce tidak perlu lagi datang ke kantor BNI tapi cukup bisa melakukan transaksi lewat agen 46 atau lewat aplikasi. Sehingga diharapkan dalam kurun waktu 9 bulan ke depan, bisa menyalurkan pembiayaan sebesar 13,5 Triliun lagi.




 

Pemberdayaan Industri Kecil dan Menengah Melalui Platform DIgital: E-Smart IKM


Pembicara terakhir adalah Ibu Gati.
Menurut Ibu Gati E-Commerce memegang peranan penting karena disinilah buyers, sellers dan producer saling bertemu. Pelaku dari E-Commerce yang terbesar adalah IKM.


IKM adalah: Industri Kecil dan Menengah.
Tanpa adanya IKM maka Asperindo maupun E-Commerce akan sulit untuk berdiri karena tidak ada sesuatu yang diperdagangkan atau memerlukan bantuan logistik pengangkutan barang.


Program yang saat ini sedang diusahakan oleh Kementerian Perindustrian adalah mengeluarkan E-Smart IKM dalam waktu dekat.

Apa bedanya IKM dan UKM?

IKM adalah producer. Mereka memproduksi barang. Mulai dari membuat bahan baku menjadi bahan jadi. Jadi ada proses produksi di situ.
Sedangkan UKM hanya jualan saja.

IKM menyerap tenaga kerja yang lebih banyak. UKM hanya menyerap tenaga kerja sesuai dengan cakupan tertentu saja. Apalagi dalam era e-commerce seperti sekarang ini dimana penyerapan tenaga kerja dalam sebuah UKM bisa dikurangi atau dipangkas seminimal mungkin. Jadi 1 orang bisa memegang langsung beberapa tugas karena sifatnya yang tidak spesifik.

Seperti dia yang tukang bungkus, dia yang bagian keuangan, dia juga yang cari barang, dia juga yang antar barang. Nah. Hal seperti ini tidak bisa diberlakukan dalam IKM. Karena dalam IKM ada spesialisasi dalam rantai produksi sebuah produk.

IKM bisa menjadi UKM, yaitu ketika dia selain memproduksi dia juga menjualnya.
Tapi UKM tidak bisa disebut IKM karena bisa saja, hari ini dia menjual produk pakaian misalnya, bulan depan ternyata sudah berganti menjadi menjual produk makanan. Jadi berbeda jauh barang yang dijual karena tergantung dari perhitungan untung rugi dari barang yang akan dijualnya.

E-Smart IKM

Program E-Smart IKM merupakan program data base dari berbagai IKM yang ada di Indonesia. Fungsinya adalah mendata seberapa banyak IKM yang ada di Indonesia, dan apa saja barang yang diproduksinya sekaligus memantau adakah IKM yang membutuhkan bantuan dalam usaha IKM nya.
Apakah butuh kebijakan yang tepat untuk membantu mereka?

Tujuan akhir dari E-Smart IKM adalah menumbuhkan usaha dari IKM sehingga terjadi pemerataan pendapatan dalam masyarakat. Karena semua orang punya kesempatan yang sama dalam berusaha, maka semua orang diharapkan bisa menghasilkan uang sendiri dan memiliki pendapatan sendiri secara merata keseluruhan.

Dalam hal ini, tentu saja tidak semua sektor dibantu oleh program E-Smart IKM. Tapi ada 9 komoditi yang dibantu dan dikembangkan oleh E-smart IKM.  Yaitu makanan/ minuman, logam, perhiasan, herbal, kosmetik, fashion, industri telematika/informatika (khususnya software dan industri kreatif), kerajinan, dan furniture.

9 sektor perdagangan dalam e-commerce: makanan/minuman, logam,  herbal, kosmetik, fashion & perhiasan, industri telematika/informatika, kerajinan, furniture.
Mengapa hanya 9 sektor komoditi ini saja yang diperhatikan oleh pemerintah? Karena lewat kajian dan penelitian ternyata ke 9 sektor inilah yang memberikan kontribusi pemasukan bagi pendapatan negara lewat perdagangan.

Untuk penyerapan devisa terbesar dari 9 sektor komoditi ini yang terbesar berasal dari perdagangan perhiasan. Sedangkan secara nasional, perdagangan terbesar dipegang oleh makanan/minuman.

Pasar Indonesia menjadi pasar yang baik bagi perdagangan karena adanya modus demografi. Yaitu jumlah penduduk kita yang banyak merupakan potensial buyers yang amat mendukung laju perdagangan di Indonesia.

Kekurangan kita hanya satu dalam hal ini yaitu orang Indonesia cepat puas. Ini yang harus di-revolusi mental kan.

Pemerintah tidak membuat market place sendiri untuk mendukung IKM yang jadi binaannya. Tapi dengan cara bekerja sama dengan berbagai e-commerce yang ada di Indonesia seperti shoppee, bukalapak, tokopedia, belanja.

Pemerintah lewat Kementerian Perindustrian memiliki program restrukturisasi. Yaitu, bukan hanya mengajak orang untuk membuat sebuah usaha, tapi juga mengajari cara berusaha, cara berdagang, cara menghasilkan dan meningkatkan mutu barang, dan sebagainya. Semua dilakukan lewat pelatihan, dan juga lewat pemodalan. Dalam hal inilah perbankan masuk lewat KUR. Setelah itu pemerintah juga bekerja sama dengan Asperindo dalam rangka logistik. Inilah yang disebut dengan pekerjaan dari hulu ke hilir.





Demikian acara talkshow Persiapan Show Of Online People (SHOP!).

Tidak ada komentar