Kenapa Milih Tinggal di Jakarta?

[Lifestyle]  Sebentar lagi nih, insya Allah kita semua akan melakukan PILKADA serentak pada tanggal 15 Februari 2017. Mereka yang berhak memilih di PILKADA, tentu saja semua orang yang sudah berusia 17 tahun atau sudah pernah menikah. Ditandai dengan kepemilikan KTP DKI Jakarta.

Aku kepo. Ini beneran nih, yang akan mencoblos nanti mereka yang tinggal di wilayah DKI Jakarta saja? Banyak nggak sih orang di luar wilayah DKI Jakarta yang juga ikut PILKADA Jakarta? Karena, untuk PILKADA kali ini, animo masyarakat untuk membicarakannya luar biasa besar. Rasanya, semua orang tertarik untuk membicarakan tentang para Pilon (Pilihan Calon) mereka di PILKADA nanti. Terlebih karena salah satu Pilon ternyata saat ini sedang diajukan sebagai tersangka kasus Penistaan Agama di Pengadilan Negeri.


Calon DKI 1, kabarnya memang memiliki kans lebih besar untuk menjadi RI 1. Bisa jadi karena pusat pemerintahan terletak di dalam wilayah DKI Jakarta. Biar bagaimanapun, Jakarta kan ibukota negara Indonesia ya. Selain itu, corak ragam masyarakat Jakarta pun amat sangat beragam. Rasanya semua suku, golongan, agama dan ras tumplek-plek terwakili untuk tinggal di dalam wilayah DKI Jakarta.  Dan kota Jakarta pun menjadi barometer keberhasilan negara Indonesia. Jika perekonomian kota Jakarta bagus, maka itu berarti perekonomian di Indonesia pun demikian. Dan jika kota Jakarta aman, nyaman, makmur, maka demikian juga gambaran negara Indonesia. Serta, jika kota Jakarta bebas dari pungli dan korupsi, serta kebebasan individunya untuk beragama terjaga serta toleransinya berkembang dengan baik, maka demikianlah gambaran citra Indonesia secara keseluruhan.

Kemampuan pemimpin DKI 1 ketika memimpin dan mengelola DKI Jakarta itu, seperti sedang memimpin Indonesia mini. Itu sebabnya calon DKI 1 punya kans lebih besar untuk bisa menjadi RI 1. Semoga PILKADA serentak tanggal 15 Februari 2017 kelak, benar-benar melahirkan calon gubernur DKI yang bebas korupsi, adil, santun, bebas dari budaya korupsi dan pungli, serta menghargai semua manusia dengan bijak. Aamiin.

Nah, kepoku adalah, ternyata ada banyak teman-teman yang tetap mempertahankan kepemilikan KTP DKI Jakarta mereka loh meski mereka saat ini sudah tinggal di luar wilayah DKI Jakarta. Eh, tapi ada lebih banyak lagi sih yang tinggal di dalam wilayah DKI Jakarta.

Kenapa bisa begitu ya? Jika kalian nih, memang menjadi Punya KTP DKI Jakarta, enaknya tinggal di dalam wilayah DKI Jakarta atau di luar wilayah DKI Jakarta sih?

Pernah nih, pertanyaan ini aku tanyakan pada teman-temanku. Jawaban mereka beragam. Untuk itu, aku akan memberi tahu jawaban mereka sesuai kelompok umur saja ya. Karena setelah diamati, ternyata jawaban beragam itu dipengaruhi oleh kelompok umur tertentu. Tentu saja karena ini pertanyaan iseng-isengku saja jadi metode pengumpulan pendapatnya juga tidak formal. Tapi dilakukan secara ngobrol santai. (Namanya juga aku kan orangnya suka kepo gitu).

Pertanyaan: Jika kalian punya KTP DKI Jakarta, ingin tetap tinggal di wilayah DKI Jakarta atau di luar Wilayah DKI Jakarta?


Jawab:

1. Di Dalam Wilayah DKI Jakarta

Mereka yang memilih untuk tetap tinggak di dalam wilayah DKI Jakarta, memiliki alasan tersendiri ternyata. Ada yang beralasan, karena hunian yang mereka miliki saat ini adalah rumah warisan dari keluarganya. Jadi sayang jika dijual lalu mereka pindah ke tempat lain. Ada juga yang merasa bahwa mereka sudah hafal semua daerah untuk memenuhi keperluan mereka sehari-hari. Jadi, meski sempit tapi mereka tetap ingin tinggal di dalam wilayah DKI Jakarta. Alasan lain lagi, mereka bertahan karena harga properti memang naik terus untuk properti di dalam wilayah DKI Jakarta. Jadi, tahan sebentar lagi deh, biar harga benar-benar bagus untuk bisa pindah ke tempat lain di luar wilayah DKI Jakarta yang lebih murah harga propertinya. Biar dapat untung.

Umumnya, mereka yang bertahan karena menempati rumah warisan adalah mereka yang usianya berkisar di atas 40 tahun. Dan umumnya lagi, mereka-mereka ini punya pekerjaan yang cukup lumayan deh meski tidak bisa masuk golongan orang kaya.
Kenapa? Karena bayar pajak di wilayah DKI Jakarta itu cukup lumayan sih, begitu juga dengan biaya hidup sehari-harinya. Jadi ya pendapatan mereka sedikit tersedot untuk membiayai hal-hal ini. Itu sebabnya mereka bertahan karena mereka tidak perlu lagi memikirkan biaya sewa rumah lain atau biaya cicilan untuk beli rumah lain.

Sedangkan mereka yang bertahan untuk tinggal di dalam wilayah DKI Jakarta tapi memilih untuk menyewa rumah karena tidak memiliki hunian sendiri, kebanyakan berusia kurang dari 40 tahun. Alasannya sih karena usaha yang mereka jalankan memang pasarannya perputaran usahanya di dalam wilayah DKI Jakarta. Jadi untuk memangkas ongkos transportasi maka lebih baik mereka tetap bertahan tinggal di dalam wilayah DKI Jakarta meski dengan cara menyewa hunian.

"Enaknya nyewa itu, karena kita nggak usah bayar pajak hunian sih."
"Selain itu, enaknya nyewa, kalau bosan dengan rumah yang kita tempati, atau sebel ama lingkungan sekitar, kita bisa pindah deh. Nggak usah maksa-maksa buat menyesuaikan diri karena nggak ada pilihan lain selain harus tinggal disana."

Mereka yang berprofesi sebagai pedagang, memang banyak yang tinggal di wilayah dalam DKI Jakarta yang dekat dengan pasar/mall atau di daerah sekitar Pelabuhan Sunda Kelapa. Mereka rela bersempit-sempit ria di dalam hunian yang memang pada umumnya jarang besar-besar.

Trendnya di Jakarta itu memang tidak punya hunian yang besar. Semua memilih untuk minimalis. Jika pun punya lahan yang cukup besar, maka rumah utama yang besar, biasanya dipotong dan dibagi menjadi beberapa rumah. Atau, dibuat tempat kost gitu deh sekalian jika tidak dibuat rumah kontrakan. Itu sebabnya jika kita melihat iklan rumah dijual di Jakarta, maka yang cepat sekali laris manis umumnya yang minimalis.

salah satu sudut wilayah pertamanan di wilayah Jakarta Selatan

salah satu taman yang ada di wilayah Jakarta Selatan (taman-taman ini sudah ada sejak lama sekali loh. Sejak aku masih kecil)


2. Di luar wilayah DKI Jakarta

Nah, sekarang mereka yang memiliki KTP DKI Jakarta tetapi ternyata memilih untuk tinggal di luar wilayah DKI Jakarta.

Umumnya, mereka adalah keluarga muda sih. Kurang dari 40 tahun. Jika pun ada di luar usia itu, maka mereka tua sekali, yaitu lebih dari 65 tahun. Kelompok usia tua ini karena memang ikut anaknya yang sudah menikah dan merupakan keluarga muda.

Mengapa mereka memilih untuk tinggal di luar wilayah DKI Jakarta? Tentu saja terkait dengan lebih murahnya harga properti di luar wilayah DKI Jakarta. Baik harga lahannya (tanah dan bangunan) juga besarnya pajak tahunan dan iuran bulanan yang harus dikeluarkan. Juga lebih minimnya biaya hidup yang harus dikeluarkan setiap hari.

Uniknya, mereka tetap mempertahankan kepemilikan KTP DKI Jakarta karena 2 hal:
1. Agar tetap bisa menyalurkan suara untuk DKI Jakarta ketika Pilkada dan PEMILU.
Wow banget nggak sih komitment ini?
2. Agar anak mereka tetap bisa bersekolah di dalam wilayah DKI Jakarta.

Nah, alasan kedua ini sepertinya bisa jadi perbincangan dan satu artikel tersendiri lagi deh. Karena pertimbangan yang diberikan itu sungguh-sungguh menarik memang.

Tapi yang alasan nomor 1 itu, wow banget kan? Sampai sebegitu komitnya mereka dalam menggunakan hak mereka sebagai warga untuk urusan politik. Aku salut dengan komitment seperti ini. Karena tidak mudah loh mempertahankan hal seperti ini. Karena, dampaknya itu ke beberapa urusan administratif kan? Pengurusan surat, perizinan, dan bahkan pengawasan surat-surat berharga lainnya, jadi harus diurus di dua tempat.

Dah. Itu saja tulisanku tentang Kenapa milih tinggal di Jakarta.

3 komentar

  1. Ada yg spt ini mbak..beli rumah utama di bekasi pojok tp punya apartment di tengah Jakarta. Masing2 anggota keluarga punya kebutuhan yg berbeda. Alhasil, bapak dgn anak2 SMA nya tinggal di apartment dari senin s/d jumat krn pertimbangan dekat tempat kerja jg dekat sekolah bagus . Sedangkan si ibu dgn anak SD nya di bekasi krn pertimbangan ibu jaga Rumah dan anak SD cukup SD setempat. Eniwei, jd bs dikira2 knp perlu 2 KTP yg tujuannya lbh utk pendidikan anak2nya. Cuman ga bs membayangkan ketemuan dgn keluarga sekali seminggu pas wiken hahaha..klo utk yg jawaban 'wow' , bs ajah siy klo pas momennya hahaha..

    BalasHapus
  2. Rumah di Jakarta mahal ya mbak, makanya rata-rata banyak yang kos atau sewa apartemen, rumahnya biasanya pinggir jakarta aja, kalau aku alesan pengen tinggal di jakarta karena dekat bandung heuheu, dan sekarang macet udah dimana2 di bandung semarang juga aplagi jakarta ya, cuma emang betul karena itu ibukota jadi pusat ekonomi juga dan perhatian dunia

    BalasHapus
  3. Karena di Jakarta banyak restoran murah plus banyak juga lapangan pekerjaannya makananya milih tinggal di Jakarta. Yang lebih bikin banyak orang ke Jakarta yahhhhh pusat pemerintahannya disini sih mbak jadi udah centralnya Indonesia

    BalasHapus