Pria Dengan Brewok

[Lifestyle]
Aku ingat ketika aku masih kecil dulu. Setiap kali aku disuruh menyapu, jika nenek atau uwak atau orang-orang tua yang ada di sekitarku pasti akan berteriak:

"Yang bersih nyapunya. Jika tidak bersih nanti kamu dapat suami yang brewokan. Jenggotan."

Sayangnya, ternyata sejak kecil aku tuh seorang anak perempuan yang justru malah memimpikan punya suami seorang yang tidak mulus dagu dan rahang kiri kanannya. hehehehe. Jadi kebayang kan betapa tidak bersihnya hasil aku menyapu rumah? Itu sebabnya, ibu sering marah-marah kesal jika aku selesai menyapu rumah. Karena terpaksa beliau harus mengulang pekerjaanku.


*ya gimana ya, sambil nyapu aku sambil berharap-harap dengan ganjen gitu sih semoga mitosnya jadi kenyataan. hahahaha.


Kalau diingat-ingat nih, sejak kapan ya aku mulai suka dengan lelaki brewokan itu?
Hmm.
Sepertinya sih sejak aku nonton film mini seri dari Australia  yang berjudul Return To Eden (diputar tahun 1983 dan 1986 di Indonesia).

Ada yang tahu film ini?
Sinopsisnya secara garis besar tuh gini. Ceritanya nih, ada 2 orang saudara sepupu, yaitu Stephanie Harper (diperankan oleh Rebbeca Gilling) dan Jilly Steward (diperankan oleh Wendy Hughes).

Si Stephanie Harper ini sebenarnya anak orang kaya raya banget di Eden. Orang tuanya mewariskan perusahaan Harper yang sahamnya tuh nggak bakalan habis 10 generasi sekalipun ceritanya. Cuma, berbeda dengan anak tunggal orang kaya seperti di cerita film-film atau drama-drama lain, si Stephanie ini malah tumbuh jadi anak perempuan yang selalu merasa tidak aman, canggung, susah percaya pada orang lain, dan tidak pandai bergaul plus kurang percaya diri gitu deh. Itu sebabnya dia sudah pernah 2 kali menikah dan keduanya gagal.

Kebalikan sama Jilly Steward, sepupu sekaligus sahabat dekatnya. Jilly justru tumbuh jadi anak yang penuh percaya diri, tahu bahwa dia punya banyak kelebihan, dan senang mendominasi orang lain. Nah, Jilly ini yang sadar bahwa dia tumbuh dengan banyak kelebihan iri dan dengki pada Stephanie. Menurut dia harusnya yang mwarisi seluruh kekayaan keluarga besar Harper itu ya dirinya deh yang lebih mampu daripada si Stephani yang minderan dan tidak percaya diri.

Semakin iri setelah dia melihat suami ke 3 Stephani, Greg Marsden, seorang petenis pro, malah jadi suami Stephanie. Ugh. Makin menggelegak deh rasa iri di dalam dada Jilly. "Gile lu yee, elu kan banyak kekurangannya dibanding gue. Tapi kok hidup lo enak banget." Mungkin begitu kurang lebih yang ada di dalam hati Jilly.

Singkat cerita, akibat rasa isi yang terlalu banyak, akhirnya Jilly pun ingin menyingkirkan Stephanie dari muka bumi agar kekayaannya yang banyak itu jatuh ke tangan Jilly. Dan suami Stephanie, juga bisa jadi suami dia.

Nah, pas Stephani lagi berenang di kolam renang, di lepaslah seekor buaya rawa. Akibatnya, Stephani pun digigit buaya. Luka parah banget deh. Badan dan wajahnya rusak parah akibat digigit buaya. Nyaris meninggal.
Tapi akhirnya diselamatkan oleh pembantunya yang setia dan sayang banget pada Stephanie. Iya, karena Stephani ini, meski dia banyak kekurangannya tapi hatinya baik. Dia sayang pada pembantu-pembantunya di rumah. Diam-diam sering menolong mereka malah mengatasi kesulitan hidup. Nah, salah satu pembantunya ini yang menolong dia. Stephani dibawa berobat ke dokter bedah kulit yang jago banget.

Sudah jago bedah plastik, ganteng pula. Dia bernama Dr Dan Marshall (diperankan oleh James Smillie).


Nah... berhubung film ini muncul di awal masa remajaku, jadilah aku jadi sukaaaa banget lihat pemeran Dan Marshall ini. Lalu mulailah bercita-cita nanti kalau sudah besar, aku mau punya suami yang brewokan seperti itu ah.

Nah... cerita tentang film Return To Eden, bisa ditonton saja kali ya di You Tube. Sekarang, kita beralih dan fokus pada si dokter ganteng Dan Marshall. Saking nge-Fansnya, dulu aku sampai nabung duit buat jajan cuma buat beli posternya Dan Marshall ini. Terus dengan alaynya aku tempel di dinding.

Jadi sodara-sodara, ada 2 artis pria yang posternya aku tempel di dinding kamarku ketika aku masih remaja dulu. Yang pertama posternya Dan Marshall lengkap dengan dagunya yang dipenuhi bulu-bulu halus, dan yang kedua posternya Rob Lowe yang memiliki bentuk mata yang aku sukai (di tahun 1983 an itu, dia asli ganteng banget. Sorot matanya lembut dan dagunya belah. (hahaha.... penting De poin dagunya belah? hahahaha).

credit to http://listamaze.com/36-celebrities-who-never-age/3/


Nah... imajinasi remaja bau kencur ini sepertinya yang berkontribusi pada tidak bersihnya aku jika sedang menyapu lantai.

Jadi, nih, setelah aku benar-benar menjadi remaja matang (the maksud apa nih remaja matang?) aku mulai deh punya catatan tersendiri seperti apa lelaki yang bakalan aku taksir. Biasanya sih, jika mereka punya dagu atau rahang yang terlalu kelimis dan mulus, aku tidak bakalan naksir gitu deh.
Alias.... cuma lelaki yang punya dagu dan rahang terlihat kasar karena sisa bulu-bulu halus yang habis dicukur saja yang aku taksir.

Eh... tapi aku dari dulu tidak suka sih dengan lelaki yang berjanggut panjang. Nah, ini juga ada sebab-musababnya sih. Yaitu, aku kan punya saudara nih ceritanya. Janggutnya lebat gitu deh. Tapi, ketika dia sedang makan atau minum, nah, janggutnya tuh sering kotor. Ada nasi nempel lah di janggutnya, atau secuil cabai merah, atau cairan kuning gulai, atau bumbu kacang. Ah. Menurutku sih itu jorok dan tidak sedap dipandang gitu deh. Jadi, aku tidak suka model janggut panjang.

Lelaki brewok yang bikin aku naksir juga umumnya punya tatapan mata yang lembut. Nah. Aku tidak suka lelaki dengan tatapan mata yang tajam seperti burung Elang. Kesannya galak dan suka berteriak atau membentak.

Ya.. pokoknya mirip Dan Marshall gitu deh mukanya. Brewokan dan memiliki tatapan mata yang lembut.
Atau bisa juga seperti Kenny Rogers, penyanyi 80-an yang aku suka.

Tuh. Satu tipe kan?


Tahukah Kalian Bahwa Tidak Semua Pria Bisa Memiliki Jenggot?


Iya, ini benar sekali. Setelah aku dewasa sekarang, aku tahu bahwa tidak semua lelaki itu bisa memiliki janggut atau brewok. Sepertinya, brewok atau janggut itu sesuatu yang bersifat Gen atau herediter. Diturunkan.

Jadi, jika dalam riwayat keluarga tidak punya keturunan pria yang berjanggut atau berewok, ya sudah. Tidak perlu masygul jika di-bully tidak sesuai dengan sunnah nabi.

Kebetulan, keluarga besarku tidak memiliki gen memiliki janggut atau brewok. Ish. Jangankan janggut atau brewok yang terlihat oleh siapa saja karena letaknya di wajah. Nah... bulu-bulu halus di bagian-bagian tubuh yang biasanya tertutup saja keluarga besarku tidak memilikinya.

Betis, paha, lengan, dada, punggung, semuanya mulus-mulus deh. Mirip seperti kondisi para artis-artis Korea yang mulus dan klimis-klimis. Kulit-kulit oriental memang jarang yang memiliki kemampuan untuk dipenuhi dengan  bulu-bulu halus di sekujur tubuh mereka. Dan mungkin, demikian juga dengan keluargaku. Kami berasal dari Sumatra Selatan sih. Mungkin nenek moyang kami, yang konon berasal dari Yunan China Selatan sana, kebetulan tipe yang kelimis dan halus mulus.

Pernah sih salah seorang saudaraku, karena penasaran lalu dia membeli obat penumbuh jenggot.

credit to: tokopedia


Hasilnya? Tumbuh sih, tapi sedikit sekali di dagunya. Bisa dihitung dengan jari. Alias, kita bisa mendata berapa jumlah helai jenggot tersebut satu persatu dengan memegangnya dengan jari kita. Saking sedikitnya.

Tapi lumayan sih meski sedikit. Ya, namanya juga usaha ya. Sedikit itu disayang-sayang banget. Dielus, disisir, dan jika sedang foto bareng dagunya dimajuin dikit agar nanti hasil fotonya bisa terlihat bahwa dia punya sedikit janggut.

Keberhasilan menumbuhkan beberapa helai jenggot ini, lalu membuat saudaraku memulai iusaha baru. Yaitu, menumbuhkan bulu-bulu halus di lengan dan betisnya. Hahahahaha.
Katanya sih:

"Lelaki dengan lengan yang berbulu kasar dan betis yang ada bulunya itu, selalu terlihat jantan. Macho."

Jadi, ya begitulah. Terjadi penyalah gunaan pemakaian obat penumbuh jenggot. Berbotol-botol obat penumbuh jenggot yang dibelinya, dengan rajin setiap malam dioleskan ke lengan dan betisnya. Jadi, jika anak gadis dengan lemah gemulai memberikan pelembab Hand Body Lotion ke lengan dan kakinya, maka saudaraku itu dengan gerakan macho mengoleskan obat penumbuh jenggot.

Hasilnya? Ya nggak tumbuh lah. Bertahun-tahun pemakaian saja hanya mampu menumbuhkan beberapa helai jenggot di dagu, ini lagi betis dan lengan yang segede singkong mau diusahakan.

Makannya, aku rada-rada gimana gitu jika ada orang yang share himbauan bahwa mereka yang tidak memelihara jenggot itu termasuk orang yang tidak mengikuti sunnah Nabi.
Duh, tidak semua lelaki bisa menumbuhkan jenggot dan brewok loh.

Tapi, karena suamiku berasal dari keluarga besar dengan track record janggut dan brewok yang lebat (hehehe) jadi putraku, adalah kombinasi dari genku dan gen suamiku. Dia bisa menumbuhkan jenggot dan brewok, tapi sekaligus juga  punya kulit yang mulus dan putih, khas oriental.

Demikian ceritaku tentang Pria dengan Brewok.

39 komentar

  1. Pria brewokan memang terlihat macho dan gagah ya mak :))

    BalasHapus
    Balasan
    1. ini bener banget... haahah.. selaluuuu (*eh, kenapa gue jawabnya dengan semangat 45?)

      Hapus
  2. bun, kalau saya sih lumayan bisa numbuh kumis dan jenggot. tapi susah sekali biar jadi brewok... :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. gpp.. mungkin emang ge ya.. masih mending sih. Adikku malah sama sekali nggak bisa numbuhin kumis apalagi jenggot apalagi brewok Mulus aja klimis gitu

      Hapus
  3. Asyik ceritanya Mbak Anita. Hihihihi...

    BalasHapus
    Balasan
    1. yang mana nih yang ceritanya asyik? filmnya atau cerita pas jaman aku masih alay? hahaha

      Hapus
  4. Hehehee... jadi ketawa bacanya. Itu mitos nyapu legendaris banget ya, Mak

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya benerrr... dah turun temurun kayaknya cerita itu dan ada di semua daerah kayaknya

      Hapus
  5. wkwkwk...ingat ayahku dulu suka beli obat penumbuh jenggot. Tapi yaitu tadi kagak numbuh-numbuh. Mbaaak aku jadi penasaran pengen nonton filmnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. nonton di you tube coba barangkali ada.. itu film lama tapi keren sih konfliknya menurutku

      Hapus
  6. Kalo aku gak terlalu suka dgn yang brewokan lebat, tapi suka dgn yang ada bekas2 cukuran jadi janggutnya kebiruan gitu. Inget deh jaman kuliah seneng sama Jason Tedjasukmana si news anchor RCTI. Kalo skrg yg kyk gitu mgkn Reza Rahadian.

    BalasHapus
    Balasan
    1. ahhh... jason tedjakusuma... aku juga suka sama dia dulu... cakeppp

      Hapus
  7. Haha iya ya, mba. Ada juga yang jenggotnya tipis, yang tumbuh lebat malah kumisnya :v

    BalasHapus
    Balasan
    1. udah gitu bisa dipanjangin pula kumisnya... terus dipilin-pilin sampai bisa melintir

      Hapus
  8. Saya ndak pernah mimpi punya pasangan brewok tapi kok ya kebetulan pernah pacaran sama pria brewok+dagu belah terus dapet suami juga brewok tapi saya ndak suka jadi selalu dicukur bersih. perasaan kalau dibiarin tumbuh kok gimana gitu Mbak :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. bukannya malah asyik... jadi geli geli gimana gitu.. hahahaha.. ups

      Hapus
  9. suamiku brewokan jane, tapi nggak pernah mau dipanjangin.. bapakku jenggotnya tebel, pernah dijulukin rhoma irama KW

    BalasHapus
    Balasan
    1. wahh.... kalo jalan berdua kayak rhoma irama dana anaknya ridho rhoma dong? eh..

      Hapus
  10. Aku juga suka pria dengan brewok...asal nggak tebel-tebel banget kayak si Gimli di The Lord of The Ring...hahaha
    Kalo ngomongin obat penumbuh brewok jadi keinget sama merk firdaus...haha

    BalasHapus
    Balasan
    1. nah.. sodaraku tuh, memperlakuan merk Firdaus itu seperti hand and body lotion saking pinginnya punya lengan dan kaki yang ada bulunya... tapi nggak ngaruh kayaknya. Tetap aja mulus tangan dan kakinya kayak abis diwax

      Hapus
  11. Aku gak suka yang berewok -,- Selalu minta suami potong janggutnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. aku nggak suka kalo terlalu panjang.. geli kalo lagi makan. Suka pada gelayutan sisa makanannya.

      Hapus
  12. Jadi ngakak sendiri baca cerita ini. Kalau aku sih, nggak suka lelaki brewokan :D

    BalasHapus
  13. Hahahahaha..baru aja suami cukur setelah hampir 3 minggu coba menumbuhnkan brewok..
    Saya juga seneng tipe laki2 brewokan..tapi tipis2 ajahhh...

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya.. kalo terlalu tebal malah ganggu ya... (maksud lo ganggu? xixixi)

      Hapus
  14. Hahhaha aku ingat film itu deh, zaman aku kecil pernah sekilas nonton ingat yang buayanya aja. Terus ingat ayah deh suka jenggot kalo cium aku lari hahhaha gelii kena kumis juga hahah

    BalasHapus
  15. saya juga gak punya jenggot mbak :3

    BalasHapus
  16. Film favorit saya dulu niih.... nonton berdua bareng ibu :)

    BalasHapus
  17. saya juga suka laki-laki yang berjenggot (tapi gak panjang) dan alhamdulillah saya dapat suami yang seperti itu :) :)

    BalasHapus
  18. Hihi dulu saya juga suka nonton Return to Eden ini.

    Sekarang saya suka kalo suami saya mulai tumbuh janggutnya pendek2 tapi suami saya gak suka, malah dia cukur :(

    BalasHapus
  19. sama ya, mitor itu aku dengar jg waktu kecil :)

    BalasHapus
  20. pria brewokan...sesuatu...hehe

    saya juga brewokan

    hidup brewook

    BalasHapus
  21. Hahahaaa sampai ada Jilly segala nongol. Dulu kelanjutannya gimana sih itu film akhirnya? Kalau aku suka memandang aja yg brewok ganteng, tapi suamiku tak suruh cukur bersih :))

    BalasHapus
  22. Hahahaaa sampai ada Jilly segala nongol. Dulu kelanjutannya gimana sih itu film akhirnya? Kalau aku suka memandang aja yg brewok ganteng, tapi suamiku tak suruh cukur bersih :))

    BalasHapus
  23. wah ada George Cloneey juga ya. Memang lebih asyik lihat cowo brewok tai rapi dah tidak panjang. Geli aja lihatnya

    BalasHapus
  24. hahahaa..aku sukanya pria gondrooong mba. Jenggot oke asal ngga terlalu lebaaat hehehe

    BalasHapus
  25. Mba Ade, makasih ya sudah membuat saya tertawa terbahak-bahak baca tulisan mba yang satu ini. Saya yang biasanya hanya menjadi silent reader dari blog mba, jadi tergelitik juga untuk comment. Saya juga suka pria brewok mba! Haha..jadi inget ada salah satu senior di kampus dulu yang bela-belain pake minyak firdaus karena tahu saya suka pria brewokan. Hehe. Anyway mba, aku juga salah satu mahasiswa-nya mas bandi di Kessos. Alhamdulillah, berkat bantuan Mas Bandi, aku keterima beasiswa Australia Scholarship Awards 2016 ini. Mba Ade dan Mas Bandi memang inspiratif deh!hehe

    BalasHapus