Bila Anak Bertanya Soal Menstruasi


  • Anakmu cewek atau cowok? Anakku alhamdulillah, lengkap. Ada cewek ada juga cowok.
  • Anakmu sering bertanya hal-hal yang tidak penting nggak? Anakku sering. ugh... seringnya tuh sudah sampai taraf asyik-jika-diisengin-jawabnya.
  • Anakmu nerima nggak jika diberi jawaban iseng ketika dia bertanya serius? Anakku nerima. wkwkwkwkw (tapi lantas dijitak oleh suamiku: "anak nanya serius kok jawabnya ngasal!"

Suatu hari, di tengah kemacetan lalu lintas kota Jakarta yang bikin otak malas mikir serius, putri bungsuku bertanya:

Putriku (P): "Kenapa ibu lebih suka pakai pembalut yang tidak ada sayapnya?"


Aku, ibunya (I): "Karena sayap itu kadang  bikin lecet sih. Lagipula... percuma pake sayap juga, nggak bisa bikin kita terbang juga."

Putra Sulungku (PS): "Emangnya ibu pingin terbang?"
(I): "Iya, ibu kangen masa-masa jadi bidadari dulu. Sebelum selendang ibu disembunyiin ayah pas ibu mandi di bawah air terjun."

krik
krik
krik

credit foto

Jaman aku masih SMP dulu, sebenarnya ibuku mengajari kami anak-anak perempuannya untuk memakai "duk" jika sedang menstruasi. Yaitu handuk kecil yang dilipat sedemikian rupa sehingga bisa menampung darah menstruasi. Hanya saja, DUK ini cepat sekali penuhnya di hari-hari pertama jadwal menstruasi. Itu sebabnya ke sekolah pun, aku selalu membawa kantong plastik dan handuk kecil pengganti yang bersih.

Ribet memang.
Pengetahuan pertamaku tentang adanya pembalut itu datang ketika aku duduk di bangku kelas 3 SMP (tahun 1985). Yaitu ketika Softex bergerilya ke sekolah-sekolah untuk memperkenalkan produk tampon keluaran mereka. Hanya saja, ibuku (dan seluruh keluarga besarku seperti para uwak dan nenek dan tante) melarang kami menggunakan tampon. Bentuknya itu loh yang bikin mereka semua melarang.

"Sepertinya, tampon itu tidak bagus dipakai oleh para gadis yang belum menikah." 

Itu nasehat mereka. Dan aku menurut dong sebagai anak yang penurut dan tidak kritis untuk masalah seperti ini (hehehe, ini beneran. Aku orangnya penurut karena aku senang dan amat menikmati situasi menjadi "anak-anak". Jadi, hal-hal yang besifat "masalah orang dewasa" aku hindari dan jauhi, termasuk info-info seputar pendidikan seks di usia muda. #bahagiaitusederhana , cukup dengan tidak tahu apa-apa maka kita bisa lebih bahagia kadang-kadang.)

#adaapadengantampon : ya mana aku tahu dan tidak mencari tahu juga sih. Yang aku tahu, itu pembalut yang bentuknya seperti kasa gulung gitu, dengan tali kecil yang bisa ditarik. Cara memakainya dengan cara memasukkannya ke dalam kelamin wanita gitu deh.

 #tamponbukantampan : ini jelas banget. Jadi, jangan sampai salah ketik jika ingin memuji seorang cowok. "Oh wajahmu sungguh tampon sekali." Bisa runyam urusan kalau ini terjadi. #dijamin!

Nah.. karena wajahku yang innocent mungkin kala itu, jadi jika teman-teman ada yang memperoleh sampel tampon gratis, aku mendapat sampel pembalut biasa. Dan inilah perkenalan pertamaku dengan pembalut modern.

Ternyata... lebih enak ya. Lebih tipis, tidak cepat tembus meski sudah penuh dan tidak berat juga sih. Yang lebih surganya lagi, selesai dipakai tinggal buang. Tidak ada kewajiban untuk mencuci dan menjemurnya diam-diam lalu menyeterikanya.

Jadi, sekarang aku pun lancar menjawab pertanyaan putri kecilku:

(P): "Ibu, memangnya semua perempuan pasti mens ya?"(I): "Iya, insya Allah pasti. Eh.. kecuali pada mereka yang tidak normal. Jadi, mens itu justru menandakan bahwa tubuh kita sehat, sempurna. Jika tidak mens justru itu menandakan bahwa ada sesuatu yang terjadi dengan tubuh kita."(P): "Mens itu biar apa sih?"(I): "Kamu tahu kan perempuan itu hamil? Nah.. waktu hamil, darah mens yang harusnya keluar itu membentuk dinding rahim. Jadi, seperti rumah untuk adik bayi dalam perut. Jadi, adik bayi tetap merasa aman, nyaman, nggak kedinginan, nggak kepanasan, nggak keguncang-guncang, pokoknya enak deh. Coba deh.. jika kamu tinggal di luar nggak ada atap, lantai, pintu, jendela, dinding... enak nnggak?"(P): "Nggak."(I): "Nah.. begitu itu rahim ibu. Dia seperti rumah yang enak buat tinggal dan melindungi adik bayi dalam kandungan. Tapi, kalau adik bayinya nggak ada di dalam perut, berarti rumahnya nggak perlu dibangun, ya sudah... material bangunannya dikeluarin lewat mens itu."

Lalu aku menceritakan sejarah bagaimana aku mengenal pembalut untuk mengatasi darah mens yang keluar tersebut.

Oh ya... ini ada video dari dr Oz tentang menstruasi itu.


11 komentar

  1. dulu aku dikasih kain yang dilipat rada tebal lalu dipeniti ke CD dan itu nyaris bikin ibuku berteriak "jalannya yang betul, biasa wae..." kikikikikik...

    Jadi ngasih jawaban ke anak memang yang benar-benar saja ya Mba, sesuai dengan taraf usianya...

    BalasHapus
  2. Iya.. kalo jawaban terlalu rumit bikin mereka makin kepo nanti

    BalasHapus
  3. Anakku yang kecil mulai tanya-tanya dan nggak sabar pengen dapet katanya. Hahahhah dulu sih saya boro-boro ngerti masalah menstruasi, anak sekarang lebih canggih ternyata.

    BalasHapus
  4. ouh, thanks mba, buat bekal ke anakku nanti nih :)

    BalasHapus
  5. Vivi udah nanya2 soal mens juga nih Mb Ade. Karena dia udah mau naik kelas 6, ya waktu dijelasin udah merhatiin gitu. Kayaknya dia juga udah ngarep bgt pengin cepetan mens karena teman2nya ada banyak yg udah dapet.

    BalasHapus
  6. Bungsuku jg udj nanya2 soal mens... emang kadang bingung jg jawabnya... tp klo saya jawab apa adanya saja... :) tfs ya mbak :)

    BalasHapus
  7. nice share mbak, kebetulan ini anakku yg pertama juga akan memasuki tahap mau menstruasi pertama kali :)

    BalasHapus
  8. Kayaknya anak2 sekarang cepat dapet mens ya Mak. Ponakan saya kelas 5 SD udah dapet.

    BalasHapus
  9. Aku belum pernah lihat tampon krn dulu di kota kecil jd nggak sampai sana. Anakku cewe2, jadi belanja wajib bulanannya ya borong pembalut wkwkwkk.... tp suka yg bersayap krn tidak meleber kemana-mana.

    BalasHapus
  10. mba adeeee....apa kabar.salam kenal lagi yak. ne avis unsoed (fb) yang stlh skian lama akhirnya buka lapak pribadi lagi. sekarang blik lagi maen dn ninggalin jejak neh ke lapak para emak2. klo dlu cuma bisa baca dn belom berjejak hehe. aku selalu suka neh baca share na para emak krn jadi belajar langsung wlo blom punya anak #mintadikasihsuamidulu. eit...panjang bgt deh jadinya neh jejak. thanks ya mba dh share. penasaran klo anak nanya dedek bayi gimana bikinnya...jawab apa hehee

    BalasHapus
  11. Anakku juga nanya kenapa ibu berdarah? Tapi br 3.5 thn. Kl dijelasin pnjang lebar gt dong ga y?

    BalasHapus