Wisuda Iqra? Pentingkah?

Siapa yang anaknya akan mengikuti WISUDA IQRA? Putri bungsuku mengikuti wisuda iqra tahun lalu. Ketika diberitahu oleh sekolah bahwa putriku akan dimasukkan dalam rombongan calon wisudawan dan wisudawati Iqra, aku sempat berpikir, sebenarnya penting nggak sih anakku ikut wisuda iqra itu? Karena, jujur saja, aku termasuk orang tua yang tidak begitu meletakkan pencapaian peringkat atas sebuah prestasi pada anak. Buatku, peringkat untuk menunjukkan prestasi itu hanyalah sebuah cabang saja dalam proses belajar. Yang utama adalah, ilmu yang didapat oleh si anak. Karena prestasi adalah cabang, maka perolehan penghargaan, piala, hadiah, ceremony pengumuman dan pemberian gelar juara, menjadi sesuatu yang bukan utama lagi. Dia adalah bonus. 

Pertanyaannya, penting gak kita memberitahu sebuah bonus yang kita dapatkan pada banyak orang?

Akhirnya, aku pun mencari sumber-sumber informasi. Dimulai dari apa itu wisuda. Karena, dalam sebuah ceremony wisuda, semua wisudawan dan wisudawati akan mengenakan toga dan mengikuti rangkaian acara tertentu. Kebanyakan di dalamnya terdapat banyak acara simbolik. Yaitu, acara yang disisipkan karena mengandung filosofi tertentu.

Dimulai dari Toganya.

Lihat deh baju yang dikenakan oleh Hawna. Ini namanya baju dan topi toga wisudawan (i)
Sejarah Toga berasal dari berasal dari tego, yang dalam bahasa latin bermakna penutup. Biarpun umumnya dikaitkan dengan bangsa romawi, toga sesungguhnya berasal dari sejenis jubah yang dikenakan oleh pribumi italia, yaitu bangsa etruskan yang hidup di italia sejak 1200 sm. Kala itu, bentuk toga belum berbentuk jubah, namun sebatas kain sepanjang 6 meter yg cara menggunakannya sebatas dililitkan ke tubuh. Walau tak praktis, toga adalah satu-satunya pakaian yg dianggap pantas waktu seseorang berada diluar ruangan untuk menutupi tubuh mereka.

Sejarah toga sesudah itu berkembang di Romawi waktu toga dijadikan busana orang-orang Romawi. Waktu itu toga adalah pakaian berupa sehelai mantel wol tebal yang dikenakan sesudah mengenakan cawat atau celemek. Toga diyakini telah ada sejak era Numapompilius, raja roma yang kedua. Toga ditanggalkan bila pemakainya berada di dalam ruangan, atau bila melakukan pekerjaan berat di ladang, tetapi toga dianggap satu-satunya busana yang pantas bila berada di luar ruangan.




Seiring berjalannya waktu, pemakaian toga untuk busana sehari-hari perlahan mulai ditinggalkan. Namun tidak bermakna toga hilang begitu saja. Sebab sesudah itu bentuknya dimodifikasi menjadi sejenis jubah. Akhirnya modifikasi itu mengangkat derajat toga dari pakaian sehari-hari menjadi pakaian resmi seremonial yang mana diantaranya yakni seremonial wisuda.

Bukan hanya asal muasal Toga yang bisa kita lacak. Pemilihan warna dari baju toga pun ternyata memiliki simbolisasi yang tertentu. 

Pemilihan warna hitam gelap pada toga adalah simbolisasi yaitu misteri serta kegelapan telah berhasil dikalahkan sarjana waktu mereka menempuh pendidikan di bangku kuliahan. Tak hanya itu sarjana pun diharapkan mampu menyibak kegelapan dengan ilmu pengetahuan yang selama ini didapat olehnya. Warna hitam  melambangkan keagungan. Sebab itu, tak hanya sarjana, ada hakim serta separuh pemuka agama pun memakai warna hitam pada jubahnya.

Tapi, khusus untuk SD islam tempat putriku bersekolah, tentu saja ada modifikasi tentang arti warna. Islam, sebenarnya tidak mengagungkan warna tertentu. Semua warna sebenarnya sama saja. Tapi, warna hijau menempati tempat yang mungkin bisa dikatakan lebih istimewa karena dalam banyak literatur keislaman, warna hijau sering digambarkan sebagai warna yang ada di dalam surga kelak. Itu sebabnya, dalam pakaian Toga di SD putriku, Muhammadiyah, ada aksen warna hijau. Dan karena Muhammadiyah memakai lambang matahari terbit (nanti deh aku tulis tersendiri ya arti dari lambang muhammadiyah ini), maka pakaian toga para wisudawan dan wisudawati Iqra pun menjadi warna kuning cerah.

Demikian juga halnya dengan topi yang dipakai oleh para Wisudawan/wisudawati. Topi kotak yang sama sekali tidak nyaman dipakai itu, ternyata punya sejarah tersendiri yang memiliki arti simbolik.

Arti filosofis dari bentuk persegi pada topi toga. Sudut-sudut persegi pada topi toga menyimbolkan yaitu seorang sarjana dituntut untuk berpikir rasional serta memandang segala sesuatu hal dari beraneka sudut pandang. Sedangkan  arti dari seremoni kuncir tali di topi toga dipindah dari kiri ke kanan juga memiliki makna simbolik.  Seremoni memindahkan kuncir tali toga yang semula berada di kiri menjadi ke kanan ternyata berarti yaitu  jika ketika selama masa perkuliahan lebih banyak otak kiri yang digunakan, diharapkan sesudah lulus, sarjana tak sebatas memakai otak kiri (hardskills) semata, tetapi pula dapat menggunakan otak kanan yang berhubungan dengan aspek kreativitas, imajinasi, serta inovasi, dan aspek softskills lainnya (sumber informasi ini diambil dari sini)

Wah.... ternyata lumayan dalam juga seremonial acara wisuda ya. Selanjutnya, kenapa mereka yang tamat IQRA perlu diwisuda sih? Pentingkah?

Seperti kita ketahui bersama, sejak jaman dahulu hingga sekarang ada banyak sekali metode pembelajaran AL Quran. Salah satunya, yang paling banyak diterapkan di banyak tempat dan sekolahan adalah metode Qira'ati.

Qira’ati adalah salah satu metode pembelajaran membaca al­Qur’an yang kehadirannya bertujuan untuk menyebarkan ilmu baca al­Qur’an yang benar sesuai dengan kaidah tajwid (definisi ini diambil dari hasil penelitian disini). Metode Qira'ati banyak dipilih oleh banyak sekolah Islam atau lembaga belajar membaca Al Quran karena dengan metode ini siswa bukan hanya bisa membaca Al Quran tapi juga mengerti bagaimana menerapkan Tajwid ketika mereka membaca setiap huruf dalam Al Quran tersebut.

Ada 6 tingkatan yang harus dilewati oleh siswa ketika belajar mengenal huruf Al Quran dengan metode Qira"ati. 6 tingkatan ini dikenal dengan istilah Iqra 1, Iqra 2, Iqra 3, Iqra 4, Iqra 5, dan terakhir Iqra 6. Setelah seorang siswa menyelesaikan Iqra 6 maka siswa akan masuk ke Al Quran. 

Nah.... mereka yang lulus Iqra 6 dan akan masuk ke jenjang Al Quran inilah yang berhak mengikuti wisuda Iqra.

Waktu putri keduaku TK dahulu, kebetulan agar cara mengajarkan anak di rumah dan di sekolah sama, maka sekolah mewajibkan para orang tua yang bertugas mengajarkan anak di rumah untuk mengikuti pelajaran Iqra di sebuah tempat belajar Iqra gratis. Jadi, ceritanya aku sempat mengikuti pelajaran Iqra tersebut. Belajar metode Qira'ati ini ternyata memang tidak mudah. Memerlukan kesabaran, ketelatenan, dan ketekunan. Karena proses yang cukup panjang ini (menyelesaikan 6 tingkatan) maka keberhasilan mereka yang sudah menyelesaikannya tentu saja harus disyukuri.

Jadi.... kesimpulanku adalah: wisuda Iqra itu, penting buat anak. Karena ini adalah wujud dari rasa bersyukur semua orang dan apresiasi atas segala yang telah dilewati oleh anak yang telah berhasil melewati proses belajar yang panjang. Proses yang panjang tanpa sebuah apresiasi penghargaan yang tinggi akan membuat rasa putus asa dan menghilangkan semangat tentu saja. Dan wisuda adalah wujud dari apresiasi yang tinggi tersebut. Sekaligus sebagai pengingat bahwa ilmu yang sulit dipelajari itu belum sempurna jika belum diterapkan pada hal yang sebenarnya: MEMBACA AL QURAN DENGAN BAIK DAN BENAR. Jadi, apresiasi disini bukan hanya sekedar pemberian penghargaan atas prestasi selama ini saja. Tapi, berfungsi untuk mengingatkan anak bahwa tugasnya belum selesai jadi MARI TETAP SEMANGAT.








======================================
Disarikan dari berbagai sumber:
PEMBELAJARAN MEMBACA AL-QUR’AN DENGAN METODE QIRA’ATI DI TPQ HIDAYATUL MUBTADI’IN DESA NGANTRU KECAMATAN NGANTANG KABUPATEN MALANG - ResearchGate. Available from: http://www.researchgate.net/publication/50389129_PEMBELAJARAN_MEMBACA_AL-QURAN_DENGAN_METODE_QIRAATI_DI_TPQ_HIDAYATUL_MUBTADIIN_DESA_NGANTRU_KECAMATAN_NGANTANG_KABUPATEN_MALANG

- http://kabarnesia.com/2195/asal-usul-filosofi-toga-wisuda/

19 komentar

  1. anak sy insyaallah akan wisuda fahim quran mak, kata ustazahnya sih ya biar anak semangat mencintai Alquran...

    BalasHapus
  2. Saya cari info pentingkah memberitahu prestasi wisuda anak. Hehe....

    BalasHapus
  3. kalau di sekolah Islam memang ada wisuda seperti ini ya? Jadi ingat dulu ketika saya khatam Quran, di rumah diadakan baca doa bersama dan syukuran :)

    BalasHapus
  4. dulu anakku belajar Iqra di dekat mesjid depan perumahanku, jadi bukan di sekolah, jadi gak ada wisuda. tapi saat dai selesai maknya kasih hadiah Quran besar untuk dia lanjut belajarnya

    BalasHapus
  5. kayaknya udah biasa deh wisuda iqra di kelas mengaji
    dulu juga saya pernah wisuda iqra kayak gni :)

    BalasHapus
  6. Aku dulu ga ikutan gitu2an. Jadi ga ada wisuda iqra'nya. Jaman sekarang kayaknya udah biasa ya Mak, diwisudain. :)

    BalasHapus
  7. Kalau di Sumatra heboh, pakai baju putih panjang seperti pengantin dan karnaval segala.

    BalasHapus
  8. Alhamdulilah...anakku sudah wisuda Alqurannya

    BalasHapus
  9. Penting mba, biar anak lebih semangat baca Al-Qur'an nya

    BalasHapus
  10. Yg pasti anak jadi bangga lalu pedenya bertambah, itu bagus si menurutku

    BalasHapus
  11. Duluuu banget waktu aku kelas 1 SD, sekolah TPQ jg wisuda. Gak pakai toga2 an, tp ya ada perayaannya jg mak.

    Kelas 2 SD sekolah sorenya kelas 1 Diniyah. Sayang gak lulus diniyah

    BalasHapus
  12. Sesudah wisuda IQRA' semoga anak bersemangat lagi ngajinya ya, Mbak.

    BalasHapus
  13. Aku rasa sih penting-penting aja, Mbak.. Yah jatuhnya jadi kayak apresiasi ke diri sendiri.. In Shaa Allah bisa cepetan lancar baca Al-Quran :D

    BalasHapus
  14. selamat mba buat putri mba sudah di wisuda semoga tambah semangat ngajinya :)

    BalasHapus