Penulis dengan penampilan Keren karena Notebook Tipis, it's a must!

Sejak kecil, aku sudah menyukai Fashion. Dan seiring dengan pertumbuhan tubuhku yang tinggi dan langsing (ehem.. sebenarnya lebih tepat disebut kurus ceking sih.. xixixi :) ), aku mulai bermimpi suatu saat bisa menjadi salah satu gadis model. Ahay. Namanya juga khayalan anak-anak waktu sekolah dasar dahulu. Dalam bayanganku, seorang gadis model yang berlenggak-lenggok di atas catwalk itu adalah gadis yang super duper keren. Mereka cantik, pakai pakaian apa saja pantas dan enak dilihatnya, dan cara berjalan mereka selalu terlihat cerdas alias smart.

Seiring perubahan waktu, tentu saja ada pergeseran keinginan dan impian. Aku tidak lagi ingin menjadi gadis model. Aku ingin menjadi seorang pematung atau pemahat. Di mataku, seorang perempuan dengan rambut panjang, kaus sederhana, memakai rok panjang, dengan alat pahat di tangannya itu luar biasa keren. Di hadapannya ada gelondongan kayu yang siap diukirnya. Dia duduk di atas kursi bulat dan meneliti semua serat kayu yang ada di hadapannya. Membaca usia kayu dan membayangkan sejarah apa saja yang telah dilalui oleh gelondongan kayu di hadapannya. Konon, setiap garis kayu yang terlihat berputar dan membentuk pusaran di tengah-tengah kayu itu menandakan berapa tahun usia kayu tersebut. Hingga akhirnya seorang teman menegur cita-cita jaman aku SMP ini sebagai cita-cita yang sebaiknya tidak usah diteruskan. Dengan cepat, aku pun beralih pada mimpi yang berikutnya.

Ya. Mimpiku memang banyak dan sepertinya tidak pernah ada habis-habisnya. Aku lalu bermimpi suatu saat nanti aku akan menjelma menjadi seorang penulis terkenal. Dan kalian tahu tidak, jika kau memimpikan sesuatu, maka aku tidak pernah memimpikannya setengah-setengah. Aku akan menyematkan sebuah mimpi dasyat di dalamnya. Dasyat dalam arti, "aku ingin sesuatu dan ketika sesuatu itu terjadi, aku ingin aku memiliki penampilan terbaik untuk memperlihatkannya pada orang banyak."

Jadi, jangan heran jika dalam impianku, aku menyematkan sebuah daftar panjang bagaimana penampilan terbaikku ketika mimpiku itu menjelma nyata. Tentu saja tidak akan aku sebut semua daftar itu disini. Aih, itu mah rahasia dapurku (hehehe). Tapi, salah satu penampilan terbaik seorang penulis dalam benakku adalah: aku duduk di sebuah kursi dengan alas duduk berbentuk bulat. Kaki kursi itu cuma ada satu, tinggi dan menyisakan sebuah pijakan kaki bulat aluminium di sepertiga kaki kursi yang tinggi sehingga yang duduk di atasnya tidak jatuh. Di hadapanku, ada sebuah meja kecil dengan sebuah notebook super tipis yang keren. Dan tidak jauh dari tempatku duduk, ada Andy F. Noya sedang memilin-milin pulpen di tangannya sementara jauh di hadapan kami ada banyak sekali penonton dan kamera-kamera yang bekerja merekam wawancara yang dilakukan Andy F. Noya padaku.

Ya. Ini penampilan keren seorang penulis dalam bayanganku. Di wawancarai dalam sebuah acara bergengsi di televisi nasional yang disaksikan oleh orang banyak di rumah-rumah sehubungan dengan buku best seller yang telah dicetak berulang kali yang telah kuhasilkan... WAAAAA.... mauuuuuu (maunya pake banget).

Memiliki sebuah notebook tipis yang ringan, tidak pakai ribet dengan belitan kabel yang berseliweran, tidak pakai rusuh karena sibuk mencari bangku dengan colokan listrik di dekatnya, adalah impian semua penulis kurasa. Karena dengan notebook yang tipis dan ringan dan tidak pakai ribet itu, seorang penulis insya Allah bisa menulis di mana saja.

Di restoran atau kafe sambil mendengarkan iringan musik group band yang menyanyikan lagu-lagu easy going di hadapannya sambil mengetik di atas meja restoran atau kafe tersebut. Di sebelah notebooknya, ada segelas minuman dingin dengan sedotan yang menekuk kepalanya, dan sebuah payung amat mini yang berdiri tenang bersama seiris jeruk di pinggir gelas minuman tersebut. Aih, itu keren abis kan.

Atau, duduk sambil memangku notebook tipis di atas bangku taman sembari mengawasi anak-anak bermain di taman. Sesekali anak-anaknya datang untuk menceritakan betapa serunya permainan yang mereka mainkan dan aku bisa mendengarkan cerita mereka tanpa perlu mematikan notebookku karena yakin selesai bercerita anak-anak pasti akan kembali ke permainannya. Sepeninggallan mereka, aku bisa kembali menulis.

Semua itu tentu saja bisa aku wujudkan jika saja:

1. Notebook yang aku miliki tipis. Super tipis lebih baik. Kenapa harus tipis? Karena dengan notebook tipis (bahkan yang super tipis lebih baik), aku tidak perlu kepayahan harus membawa tas notebook yang besar dan berat. Notebook itu bisa aku letakkan di tas tangan khusus notebook yang mungil yang bisa ditenteng. Dengan demikian, aku bisa tetap membawa tas tanganku yang cantik (hehehe, aku kan penggemar model tas tangan keren loh).

2. Notebook yang baterenya tahan lama. Repot banget rasanya jika harus membawa sebuah notebook yang Cuma tahan satu atau satu setengah jam-an. Itu kan sama saja artinya dengan kita harus membawa adaptor untuk mengisi ulang batere kemana-mana. Belum lagi harus mencari bangku yang dekat dengan colokan listrik. Aduhh... kebayang repotnya.

3. Notebook yang aku miliki bukan produk China dengan merek yang tidak jelas (hahahaha. Jujur saja, sekarang tuh ada banyak produk notebook tipis dengan harga murah dan merek gak jelas. Penampilan fisik mereka sih mirip dengan notebook dari merek yang kompeten. Tapi soal ketahanan barangnya, aduhhh.... temanku ada yang baru enam bulan pakai notebooknya tiba-tiba mengeluarkan asap karena kepanasan. Brrr... nggak deh).

Semua itu tampaknya kok... bisa didapat di notebook super tipis Acer ya. Loh?

Coba saja perhatikan deh notebook Acer Aspire E1-432.
Acer Aspire E1-432


Acer E1 ini tipis (Dimensi: 30% Lebih Tipis! Dibanding model notebook serupa di kelasnya), ringan (ya otomatisnya ringan karena ketipisannya itu), baterenya tahan lama (tahu nggak, ternyata sudah pernah dilakukan sebuah pengujian terhadap notebook ini dan hasilnya, Baterai dengan kapasitas 2500 mAh ini dapat bertahan hingga 6 jam (359 menit) untuk memutar konten multimedia (film HD), dan berkisar 3-4 jam saat menjalankan game), dan soal spesifikasinya juga tidak perlu diragukan lagi. Meski tipis, bukan berarti notebook ini membuang bagian-bagian yang dianggap penting seperti DVD-RW. Juga Aspire E1-432 memiliki tiga buah port USB, yang satu diantaranya sudah menggunakan USB 3.0 dengan transfer data 10x lipat lebih kencang dibandingkan USB 2.0, dan terdapat juga sebuah card reader yang dapat membaca memori berbasis SD Card dan MMC yang biasa digunakan pada kamera. Dengan begitu, kita bisa menulis sambil mendengarkan lagu yang berasal dari walkman yang dihubungkan dengan USB, dan sekaligus bisa berselancar dengan menggunakan modem yang juga disematkan lewat USB port. Wohooo.. keren banget itu.

Dan yang utama adalah, Merek Acer itu sudah tidak perlu diragukan lagi. Ini adalah merek terkenal yang sudah dipercaya oleh banyak orang. Jadi, amat jauh berbeda dengan merek abal-abal meski mungkin model notebook tipis seperti  Acer E1 Sllim series banyak ditiru oleh merek tidak jelas lainnya.

Gimana? Setuju nggak jika Acer  Aspire E1 Series itu keren?
-----------------
“Tulisan ini diikutsertakan dalam event “30 Hari Blog Challenge, Bikin Notebook 30% Lebih Tipis” yang diselenggarakan oleh Kumpulan Emak Blogger (KEB) dan Acer Indonesia.”

Menjemput Impiannya KLA yang bikin klepek2

Lagi ada pembukaan untuk proyek e-book cerpen atau flash fiction dengan tema cerita yang terilhami dari lagu-lagunya KLA Project ceritanya. Wah... aku suka dengan semua lagunya KLA Project. Kata-kata di lirik lagu mereka tuh dalam-dalam semua. Pilihan katanya puitis dan lembut. Seleraku banget sebenarnya, tapi, karena tidak semua orang di rumah suka lagu-lagunya KLA, jadi, aku cuma bisa pengagum diam-diam saja group vokal yang satu ini. hehehe.

Nah... salah satu di antara lagunya KLA yang aku suka adalah lagu ini. Hmm.. sekarang tinggal mikirin adegan demi adegan apa ya yang enak dirajut yang dijiwai oleh lagu berikut ini. Oke.. cari ide dulu deh.

*Menjemput Impian*

Indah larik pelangi
Seusai hujan membuka hari
Samar dirajut mega
Garis wajahmu lembut tercipta
Telah jauh kutempuh ... perjalanan
Bawa sebentuk cinta
Menjemput impian
Desau rindu meresap
Kenangan haru kudekap
Semakin dekat tuntaskan penantian
Kekasih, aku pulang
Menjemput impian
Kau dan aku ... jadi satu arungi laut biru
Tak kan ada yang kuasa mengusik haluannya
Kau dan aku ... jadi satu
Sambut datangku
Sekian lama waktu telah mengurai makna
Cinta kita gemerlap terasah masa
Kan kubuat prasasti dari tulusnya janji
Walau apa terjadi tetap tegak berdiri
Kau dan aku jadi satu
Bersama kita jemput... impian




Notebook Tipis untuk Menghabiskan waktu bersama kakak (2)

[Lifestyle] Kakakku masuk rumah sakit empat minggu yang lalu. Beliau terkena stroke. Kejadiannya cepat sekali. Malam itu, waktu sudah menunjukkan pukul 22.00 ketika telepon di rumahku berdering berkali-kali. Sebenarnya, aku sudah ingin beranjak tidur, tapi terpaksa mengangkat telepon tersebut. Ternyata telepon itu dari keponakanku, anaknya kakakku yang bungsu.

"Tante Ade, tante ade bisa ke rumah nggak. Ibu sakit."
"Sakit apa?"
Lalu telepon bunyi kresek-kresek, sepertinya dipindah tangankan. Dan tidak lama kemudian terdengarlah suara kakakku.
"arsjahasakfanksabgamernabaieubadakejrabgakhansgaj"

Foto Jadul Percobaan 2

[Lifestyle] Nah. Jika sebelumnya ada yang bingung kenapa postingan tentang foto jadul tidak ada isinya. Aku akan jelaskan.
Jadi, yang tadi itu sebenarnya adalah ujicoba cara memposting sebuah tulisan dengan pengaturan waktu. Di group KEB, ceritanya aku dapat ilmu blogging baru nih yaitu bahwa ternyata tulisan kita bisa diatur setingan kapan dia akan muncul secara otomatis di waktu yang sudah ditentukan sebelumnya.

foto jadul

Kemarin seorang saudaraku dari Palembang mengaku menemukan foto2 jadul ketika aku masih kecil dahulu. Nyaris aku tidak mengenali diriku sendiri karena orang tuaku tidak punya koleksi foto jadul serupa. Jadi.. surprise banget liat foto jadul ini.

Published with Blogger-droid v2.0.10

Menghabiskan waktu bersama kakak (1)


[Lifestyle: Kesehatan]: Wah.. dah lama nih aku nggak nulis di blogku yang ini. Hari ini kita mulai nulis lagi yuk. Kangen ih... kangennya sekarung nulis di blog itu jika ada yang bertanya seberapa kangen. hehehe.
Tulisan kali ini aku mau cerita tentang apa saja yang aku lakuin selama satu bulan lebihi hingga tidak bisa meng-update blog. Aku buat berseri aja ya tulisannya, dan aku akan mulai juga dengan copas status facebookku. Karena meski tidak sempat ngeblog aku selalu menyempatkan diri untuk update status facebook.

Alhamdulillah setelah 1 bulan di rumah sakit hari ini kakakku Riesta Ariesta kembali pulang ke rumah. Selanjutnya tinggal rawat jalan dan fisiotherapy. Semoga semuanya diberi yang terbaik dan kemudahan. Aamiin

Yup. Benar sekali.
Akhirnya kakakku pulang setelah dirawat di rumah sakit full karena terkena serangan stroke. Tapi, dia pulang bukan berarti keadaan sudah sembuh. Bukan. Dia pulang semata karena pertimbangan dokter agar biaya rumah sakit tidak terus membengkak karena pendarahan di otaknya sudah lebih berkurang.
Hmm, untuk biaya berobat kemarin selama 4 minggu di rumah sakit itu, biaya berobatnya hingga 47 juta rupiah!!
Waah.
Buanyuak buanget itu. Mirip dengan uang Down Payment jika kita ingin membeli mobil seharga 150 juta!
Tapi alhamdulillah dua pertiga jumlah yang harus dibayar itu dicover oleh asuransi kesehatan. Jadi, kewajiban yang harus dibayar sisa kurang dari dua puluh juta.

Untuk seterusnya kakakku harus rawat jalan saja guna keperluan melakukan Fisiotherapy dan  konsul dokter terkait.
Jika ketika masuk rumah sakit kakak hanya dibekali baju-baju untuk pakaian salin dia selama di rumah sakit, maka ketika pulang ternyata bawaannya lebih banyak lagi. Ada pampers untuk ukuran orang dewasa, ada suster pribadi yang akan merawat kakak (gajinya 2,5 juta sebulan) dan juga sebuah kursi roda.

Ya. Karena kakak pulang masih dalam kondisi lumpuh seluruh anggota tubuh sebelah kirinya. Jadi, aktifitas cuci-mandi-kakus masih dilakukan di atas tempat tidur. Selebihnya, dia bisa dipindahkan kesana kemari dengan menggunakan kursi roda. 

Memang perlu waktu untuk kembali normal. Tapi, kami sepertinya merasa optimis bahwa kakak bisa kembali seperti semula suatu saat nanti.
kakakku yang besuk adik bungsuku yang habis melahirkan dengan kursi rodanya


Assalamu'alaikum Ibu (2)

[Keluarga] Assalamu'alaikum Ibu 
(ni salamku yang kedua yang aku berikan padamu lewat tulisan)
Ibu... bagaimana kabarmu saat ini? Apakah engkau menerima salam yang aku titipkan dalam doa-doaku setiap malam?