10 Keasyikan antara " Pergi dengan rombongan" dan "pergi sekeluarga saja" : Jalan-jalan ke tempat Agrowisata di daerah Sukabumi

[Keluarga] Tempat rekreasi Agrowisata di luar Jakarta tampaknya benar-benar menjadi tujuan wisata alternatif bagi masyarakat perkotaan. Bisa jadi, mungkin karena Jakarta sudah terlalu padat jadi asyik saja melihat daerah yang masih hijau, tenang, dan damai. Atau mungkin karena Jakarta selalu berisi orang-orang yang penuh dengan kesibukan, jadi refreshing yang paling nyaman sepertinya adalah pergi ke daerah yang berbeda dengan suasana kota Jakarta yang pikuk.  Saya, pernah pergi ke daerah tujuan Agrowisata di daerah Sukabumi, Bogor, Lembang, ciputat jakarta, maupun puncak (ada banyak tempat karena tampaknya tempat-tempat ini menjadi tujuan wisata dari sekoalh anak-anak saya. Sebut saja ada Cinaneng, Desa bumbu, pasir mukti, dll); baik ikut rombongan maupun pergi hanya sekeluarga saja. Keduanya ternyata mendatangkan keasyikan yang berbeda. Tempat-tempat agrowisata ini menyediakan dua paket wisata: yaitu paket wisata untuk keluarga dan paket wisata untuk rombongan. Paket wisata untuk keluarga, maka pilihannya lebih ke arah acara makan-makan di restoran yang mereka sediakan disana, tapi diberikan pilihan hiburan turun ke desa bagi seluruh anggota keluarga. Hiburannya adalah: memandikan kerbau, membajak sawah dengan kerbau, menanam padi, dan penjelasan tentang berkebun serta menangkap ikan yang terdapat di tambak-tambak persawahan mereka. sedangkan paket wisata untuk rombongan maka acara makan di restorannya dihilangkan. Kita boleh membawa makanan dari rumah. Tapi, kita harus mengikuti seluruh rangkaian acara yang mereka sudah siapkan. Acaranya sama: menanam padi, membajak sawah, memandikan kerbau, menangkap ikan, memilh sayuran. Tapi ada acara permainan lain seperti Flying Fox, acara membentuk lingkaran dan berlangsunglah acara untuk kelompok seperti permainan "hai buta" atau "kucing dan tikus". Panitia acaranya sudah meyediakan acara untuk rombongan seperti itu.

Dan berikut 10 keasyikan yang saya dapatkan  dari bepergian ke tempat-tempat tujuan wisata tersebut, dengan membandingan jika pergi dengan keluarga dan pergi dengan rombongan:



1. Seru. 
Baik pergi sekeluarga saja maupun ikut rombongan besar, ternyata mendatangkan rasa 'seru" yang asyikkkk banget. Serunya, karena ketika liburan tersebut, suasana baru yang ditimbulkannya benar-benar membuat rasa fresh dalam kepala yang mungkin mulai jenuh dengan pekerjaan yang rutin dan banyak selama ini. Yup, namanya juga liburan.


(waktu difoto ini, aslinya tuh hawna, anak bungsu saya baru pertama kali merasakan turun ke sawah jadi dia mengalami "jijik" waktu pertama kali. jadi, ketika diajak turun ke sawah, kedua kakinya dilipat ke atas, kita celup ke lumpur semakin rapat lipatan kakinya hingga akhirnya.. terpaksa dilepas pegangannya dan dia pun mendarat di atas lumpur dengan sukses... hasilnya: hawna pun jadi tahu bahwa masuk ke dalam lumpur tuh gak masalah. Jadilah dia jadi berani. Nah, jadi, pas ada agrowisata lagi di TK-nya, hawna udah persis kayak anak kerbau.. dia bukan cuma masuk ke dalam lumpur tapi juga guling-gulingan di atas lumpur!!! dan nyembur-nyemburin lumpur ke temannya yang "jijian".. hahaha.. sok tahu ya anakku.)



2. Kesempatan narsis.
Nah, khusus untuk wadah penampung bagi yang hobbi bernarsis ria seperti saya (hehehe) maka, pergi beserta rombongan  menyediakan kesempatan lebih besar ketimbang pergi dengan keluarga. Kenapa? Karena, jika hanya pergi dengan keluarga maka koleksi foto yang kita miliki dihasilkan dari kamera yang dibawa oleh keluarga kita saja. Atau handphone masing-masing. Tapi jika pergi bersama dengan rombongan, maka koleksi foto dimana kita ada di dalam rekaman gambar tersebut, tersebar dimana-mana. Pokoknya sekuat kita lompat sana, lompat sini jika ada orang yang siap-siap untuk foto-foto. Jadi, otomatis di kamera banyak orang kita tetap eksis. Hahahaha. (Bayangkan ketika mereka semua menshare foto tersebut di facebook, waaahh... tag nama kita pasti ada di mana-mana. Horeeee... tujuan untuk narsis pun tercapai).

narsis sebelum turun ke sawah


Gak ibu, gak anak semua sama narsisnya.. hehehe


3. Bisa tertawa lepas.
Yang namanya liburan itu, entah mengapa selalu mendatangkan suasana santai dan dalam suasana santai pasti ada derai tawa di dalamnya. Dan inilah nikmatnya sebuah liburan. Kita bisa tertawa lepasssss. Ini terjadi baik ketika pergi dengankeluarga maupun dengan rombongan.


4. Kesempatan untuk turun ke sawah.
Yang namanya agrowisata, biasanya paket yang ditawarkan salah satunya adalah: naik kerbau, menanam padi di sawah, memandikan kerbau. Nah. Entah mengapa, jika pergi dengan keluarga kita bisa lebih cuek dan nggak pernah mikirin tentang "jaga image agar selalu tampil bersih". Jadilah, kalau pergi dengan rombongan, ketika kegiatan serba kotornya, saya sih lebih memilih untuk jadi penonton yang baik saja. Jujur saja, kebayang antrian panjang kamar mandinya, kamar gantinya kelak, jadi... mungkin lebih baik jadi penonton saja.
Sedangkan ketika pergi dengan keluarga, saya tidak memikirkan jaga image itu. Cuek saja ikut turun bersama dengan anak-anak untuk berkotor-kotor ria.


5. Dress Code.
Dress Code itu biasanya berlaku ketika pergi dengan rombongan. Namanya juga rombongan jadi kalau tidak pakai dress code bisa-bisa gak dihitung pas masuknya. Lebih gawat lagi pas pembagian makanan gak dikasih. Huhuhuhu.
Jika pergi dengan keluarga, ketentuan dress code tidak berlaku.



6. Variasi acara.
Variasi acara ketika berlibur ke daerah agrowisata itu, lebih terasa beragam justru ketika pergi dengan rombongan ketimbang pergi sekeluarga saja. Kenapa? Karena panitia biasanya memisahkan antara peserta usia anak-anak dan usia dewasa. Dan itu artinya ada acara tambahan diluar paket wisata yang ditawarkan oleh daerah tujuan agrowisata tersebut. Jadiilah acaranya jadi lebih beragam. Jika pergi sekeluarga, acaranya tidak dipisahkan; jadi kita seluruhnya ikut paket wisata yang ditawarkan.




7. Kendaraan yang digunakan.
Ini mah jelas ya. Kalau pergi dengan rombongan sudah pasti menggunakan bus besar; sedangkan jika pergi sekeluarga saja maka kendaraan yang digunakan itu adalah kendaraan pribadi.

8. Makanan.
Nah, soal makanan juga nih. Ada perbedaannya loh antara pergi sekeluarga dan pergi dengan rombongan. Kalau pergi sekeluarga, kita bisa lebih bebas mau membawa makanan yang sesuai dengan selera keluarga kita. Artinya, jika di keluarga saya nih, ada anak yang doyan banget makan ayam dan sama sekali gak suka makan tempe atau tahu. Nah, saya bisa membawa bekal ayam khusus untuk anak saya yang ini. Tapi, sebaliknya adiknya. Adiknya itu tidak suka makan ayam atau daging karena sebuah alasan yang sepele: malas ngunyah karena ingin cepat-cepat main. Jadi, kalau ada tempe goreng atau ayam goreng, maka yang dia pilih adalah tempe goreng. Sama-sama berprotein tapi dikunyahnya lebih cepat. Jadilah saya membawa bekal untuk anak saya yang ini tempe dan tahu.
Ketika pergi dengan rombongan, hal ini tidak bisa diberlakukan. Karena konsumsi sudah ditentukan dalam paket makanan yang dibagikan. JIka panitia menyediakan tempe dan tahu, maka suka nggak suka ya harus dinikmati. Begitu juga ketika panitia menyediakan ayam goreng saja, maka suka gak suka ya harus terima.

9. Total biaya lengkap semua mulai dari tiket masuk, uang bensin, uang tol, uang konsumsi, maka sepertinya pergi dengan rombongan jauh lebih murah ketimbang pergi sekeluarga. 
Hanya saja, jika pergi sekeluarga, kita bisa lebih menekan biaya karena anak kita tidak melihat anak orang lain yang menjadi temannya membeli sesuatu. Hehehe.. biasa deh. Yang namanya anak-anak itu, suka nular untuk urusan beli-beli. Lihat teman-temannya beli pop mie pas kena macet di jalan, mereka ikut-ikutan pingin beli juga. Lihat teman-temannya beli layangan di tempat pembelian oleh-oleh, mereka ikut-ikutan pingin beli juga. Padahal, belum tentu juga itu layang-layangan dimainin pas sampai di rumah. Nah, kalau pergi sekeluarga saja, kita bisa men-skip semuanya ini.  Jadi, bisa lebih hemat sedikit.

10. Kenangan yang mengendap
Baik pergi dengan rombongan maupun sekeluarga, maka yang paling berbekas di ingatan adalah: kenangan yang terpatri sesudah liburan itu berakhir. Itu sudah pasti. 


(ini adalah kenangan terakhir saya pergi dengan ayah saya; dia sudah divonis hanya berusia beberapa bulan saja akibat kanker hati yang dideritanya. Jadilah kenangan di desa bumbu ini amat berkesan. Sayangnya, fotonya beberapa hilang ketika kami renovasi rumah. Jadi tersisa sedikit, tapi kenangan yang mengendap dalam ingatan tentang ayah saya, kakek anak2 terus hadir... jika kami pergi ke tempat wisata agrowisata maka ingatan yang muncul pertama kali adalah: "eh, inget gak dulu sama nenek anang ke tempat seperti ini juga."

sedangkan ini adalah foto kenangan terakhir sebelum anak saya lulus dari TK dan masuk ke SD. Ternyata setelah masuk SD, kegiatan outdoor seperti ini malah berkurang. Mungkin karena anak SD lebih banyak dan lebih sulit diatur karna banyak maunya ya... hehehe.. jadi kenangan seru seperti ini teringat terus sepanjang hidup insya Allah


---------------------
perangkum: ade anita, postingan ini diikut sertakan dalam
 1st giveaway untuk blog ini. Temanya adalah "Jalan-jalan Seru untuk Keke dan Nai".

17 komentar

  1. wah, aku bingung pengen nulis juga ah:)

    BalasHapus
    Balasan
    1. eh.. udah detlen.. akhirnya kamu sempat ikutan juga gak Naqy?

      Hapus
  2. seruuu abis jalan2 bareng keluarga dan rombongannya.
    apalagi main ke sawaah mauuuu

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya.. seru.. anakku tuh senangnya minta ampun...

      Hapus
  3. Balasan
    1. ayo atuh... di desa bumbu enak tuh, dia aslinya sebenarnya restoran soalnya

      Hapus
  4. Jika di kotaku ada agrowisata spt itu... pasti Shasaku akan sering kuajak kesana mbak.
    Oya, Keke dan Naima pasti seneng sekali dapat rekomendasi tempat wisata ini...
    Gudlak utk kontesnya ya mbak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. eh, emangnya tinggal di kota mana sih? nanti deh aku blogwalking ke tempatmu. makasih ya sudah mampir

      Hapus
  5. bahkan rindu dengan hijaunya...
    wah mantap banget.... sayangnya di sini asa plastik semua

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya benerrr.. budaya menjaga kebersihan di masyarakat kita memang parah deh tidak disiplinnya.

      Hapus
  6. apalagi kl jalan2nya rame2 gitu tambah seneng ya Mbak.

    terima kasih sdh berpartisipasi :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya, aku jalan-jalan sama seluruh anggota keluarga besar. karena waktu itu dokter sudah memvonis usia ayahku hanya sisa 6 bulan, jadi pingin aja bikin kenangan tak terlupakan untuk anak-anakku. Jadilah kami pergi sekeluarga besar ke daerah agrowisata. Anak-anak bisa puas main, sedangkan ayahku yang mulai sakit bisa jadi pengamat saja di pinggiran. ikut bahagia liat keseruan yang lagi pada main.

      Hapus
  7. ASli seru ya :)
    Mbak Ade mana fotonya yang berlumpur2?

    BalasHapus
    Balasan
    1. itu dia... pas liburan ke kuala lumpur, sepertinya file fotonya ikut kereset deh pas komputerku direset... jadi yang berhasil diselamatkan cuma dua foto ini... dan bahkan aku kehilangan semua foto2 ayahku tercinta. hiks.

      Hapus
    2. Waduh, padahal pingin liat mbak Ade penuh lumpur :D
      Foto2 ayahnya juga hilang? Waah sayang ya

      Hapus
  8. walau rumah saya di Jatim juga dekat dengan sawah dan selalu main ke sawah sore hari, nyari rumput buat kelinciii, tapi saya suka loh acara seperti ini. apalagi ramai2, ke agrowisata memang menyenangkannn... tapi saya paling suka ke tempat yang banyak buahnya:p

    BalasHapus
  9. wahh... jadi pengen ke Sukabumi... :D

    BalasHapus