Review Film Of Two Minds: Tugas Sebenarnya Dari Seorang Ibu

Pernah gak membayangkan jika suatu hari nanti kita harus menggantikan tugas seorang ibu? Bahkan, ketika kita sudah menjadi ibu yang sempurna sekalipun. Film Of Two Minds (sebuah film televisi yang diproduksi bulan maret 2012), adalah film yang menceritakan tentang seorang perempuan yang sukses selama 20 tahun menjadi seorang istri yang disayang oleh suaminya, juga dicintai oleh dua anaknya yang berprestasi di sekolahnya. Kebahagiaan puncak menjadi seorang perempuan rasanya sudah dia raih.


Hidup Billie Clark ( diperankan oleh Kirstin Davis), benar-benar terasa sempurna karena dia berhasil menjadi seorang kekasih sekaligus istri yang digilai dan dicintai oleh suaminya. Suaminya  Rick Clark(diperankan oleh Joel Gretsch) pun sukses dengan karirnya karena dia tidak pernah merepotkan suaminya dengan hal-hal yang mengganggu hidup rumah tangga mereka. Mereka punya dua orang anak, yaitu Davis (diperankan oleh Alexander Le Bas) dan adik perempuannya, Molly (diperankan oleh Mackenzie Aladjem). Keduanya adalah anak yang cerdas. Kehidupan sempurna ini berlangsung selama 20 tahun hingga datang kabar bahwa ibunda Billie meninggal dunia. Kematian ibunda ini, mencuatkan sebuah problematika baru karena ternyata ada seorang adik kandung perempuan Billy, Elizabeth tapi biasa dipanggil Baby (diperankan oleh Tammy Blanchard), yang selama ini berada dalam asuhan ibunda Billy karena menderita Skizofrenia.

Skizofrenia adalah sebuah gangguan jiwa dimana penderitanya sering mendengar suara-suara di kepalanya dan itu mengakibatkannya kehilangan kontak dengan sekitarnya, dan penderitanya cenderung untuk bersikap anti sosial. Atas rasa tanggung jawab sebagai satu-satunya saudara bagi Baby, juga atas dukungan dari suaminya yang percaya bahwa Billie adalah perempuan hebat yang selama ini selalu menjadi ibu yang hebat juga, maka Billie pun membawa adiknya itu ke rumahnya dan merawat adiknya di rumah.

Awalnya, segala sesuatunya berjalan normal dan terkendali. Davis, anak tertua Billie, menjadikan Baby yang sering asyik dengan pikirannya sendiri sebagai teman curhat yang paling aman. Davis yakin, rahasia curhatnya tidak akan bocor ke orang lain karena Baby memang setiap hari kerjanya hanya duduk di bangku yang sama sambil memandang danau saja. Kebiasaan Baby yang hanya duduk diam sambil merokok dan asyik dengan pikirannya sendiri ini, juga meringankan tugas Billie hingga dia bisa mengerjakan apa saja dengan lancar. Suaminya pun kian sayang padanya, begitu juga anak-anaknya. Hingga suatu hari, ketika keluarga ini sedang merayakan ulang tahun pernikahan yang ke 20 terjadi sebuah insiden. Davis yang sedang curhat pada Baby, tiba-tiba saja mencium Davis dengan penuh nafsu, padahal tamu-tamitamu-tamu undangan sedang ramai berkumpul. Akibatnya, tentu saja heboh. Billie memarahi Baby tapi dia lupa, bahwa adiknya ini seorang Skizofrenia. Jadi, dimarahi juga percuma. Disinilah akhirnya Billie sadar, bahwa tanggung jawab dia merawat adik semata wayangnya ini bukan sekedar hanya merawat dalam arti memenuhi kebutuhan makan, minum, pakaian dan tempat tinggal saja. Tapi, termasuk di dalamnya tanggung jawab sebagai seorang ibu untuk merawat anaknya yang cacat SEUMUR HIDUPNYA.

Ya. Selama ini, ibunda merekalah yang melakukannya. Bahkan meski Baby sudah menjelma menjadi seorang gadis dewasa, tapi penyakit Skizofrenia yang dideritanya itu telah membuat ibunda mereka harus mengasuh, mengawasi, merawat, mendidik, menjaga Baby seumur hidupnya. Billie pun mencoba untuk menggantikan tanggung jawab itu dan ternyata itu tidak mudah.





"Aku tahu, kamu amat nyaman dengan kursimu itu. Tapi... Meski aku sekarang kakakmu, tapi aku harus menggantikan tugas ibu kita. Aku yakin, ibu selalu berusaha untuk mendidikmu agar kamu bisa menolong dirimu sendiri karena tidak selamanya kamu duduk menyendiri disini. Ibu selalu ingin agar kamu menemukan tempat yang paling nyaman bagimu untuk bisa mengembangkan dirimu, memunculkan kemampuanmu hingga kamu bisa berbaur dengan orang-orang lain secara normal. Duniamu di luar sana, bukan hanya di kursi ini, Baby."

"Tapi aku takut, mom. Bagaimana jika aku tidak berhasil di luar sana? Bagaimana jika aku gagal?" (tanpa sadar, Baby sering memanggil Billie mom, ketimbang kakak, karena memang masih belum bisa membedakan antara kakak dan ibu)

"Maka aku yang akan menemanimu. Aku akan mengajakmu bangkit lagi, persis seperti ibu kita yang selalu mendukungmu dan mengajakmu untuk bangkit lagi setiap kali kamu jatuh."

Dialog ini, cukup membuat saya merinding mendengarnya. Subhanallah... Sebenarnya, inilah pesan utama dari film ini. Yaitu, bahwa tugas seorang ibu itu sungguh amat mulia. Dia bukan hanya ditugaskan untuk melahirkan dan membesarkan anak-anaknya saja. Tapi, seorang ibu itu, harus mampu mendidik anak-anaknya agar kelak anak-anaknya tidak menjadi "sampah" di masyarakat.

Lalu bagaimana kelanjutan hubungan kedua kakak beradik tersebut? Saksikan saja film yang disutradarai oleh Jim O'Hanlon ini di saluran televisi berbayar alias parabola. Sering diulang kok.  Bagus. Permainan para pemainnya juga ciamik-ciamik. Terutama Blanchard yang memainkan Baby yang Skizofrenia.
------
Penulis: ade anita (22 desember 2012.. Review film khusus yang aku buat untuk menyambut hari ibu 2012.... Selamat hari ibu).

2 komentar

  1. Keren... aku penasaran pengen nonton fimnya, kebetulan sedang mengamati pula orang-orang penderita skizofrenia... :)

    BalasHapus
  2. Iya..ini si kakak mencoba untuk menolong adiknya lewat terapi menunggang kuda. Banyak hikmah yg bisa kita pelajari dari film ini.

    BalasHapus