Apa kabar tanaman Cintaku

Apa Kabar Tanaman Cintaku?
by Ade Anita on Sunday, 21 November 2010 at 06:25
"Gagal lagi ya?"
Kepala itu mengangguk lemah. Aroma kesal begitu kentara. Bau kecewa sudah merebak kemana-mana. Terbawa angin senja. Melayang lalu berputar-putar enggan berlalu.

"Yang sabar ya. Memang begitu itu dia. Menghadapinya harus sabar."
"Tapi hancur terus, sepertinya suram deh, nggak ada harapan."
"Hadapi dengan hati-hati. Jangan terlalu agresif emang. Tapi juga jangan terlalu cuek. Harus dengan penuh kelembutan. Juga pelan-pelan. Ya sabar deh kuncinya."

Kata orang, demikianlah tanaman cinta dipelihara.
Ketika kita berusaha menggenggam cinta dengan amat kuat, maka kelopak bunganya akan rontok satu persatu. Karena cinta butuh kebebasan untuk tumbuh berkembang tanpa kekangan apapun.
Tapi ketika kita memutuskan untuk membebaskannya tanpa sentuhan apapun, tanaman cinta pun akan layu karena merana. Lalu mati merangas. Siapa yang bisa bertahan dari derita kesepian?

"Kesal, sepertinya calon gagal lagi deh."
"Belum tentu."
"Kalau gagal gimana?"
"Kita nggak pernah tahu berhasil atau tidak kalau tidak mencoba kan? Ayo, go for, jangan ragu. Kalau sudah nyoba dan ternyata gagal setidaknya kita bisa bilang ke orang lain bahwa kita sudah pernah mencobanya, cuma belum berhasil. Kamu nggak bakalan bisa bilang ke orang lain bagaimana situasi itu bisa dilewati kalau tidak pernah berusaha mencoba sama sekali."

Dan demikianlah misteri semua sisi kehidupan kita terjadi.
Setiap hari, setiap waktu, bahkan setiap detik ketika akan menarik napas, kita akan dihadapkan pada sebuah situasi harus memilih.
Ingin berusaha dengan mengerahkan segenap kemampuan yang kita miliki guna mengerjakan sesuatu yang masih baru atau menyerah pada arus situasi yang sudah ada terlebih dahulu?
Ingin melakukan perubahan atau memilih untuk berdiam diri dan terus mengusap-usap kejayaan yang sudah terbangun sebelumnya?
Jangan pernah berbangga diri jika memilih untuk berdiam diri tidak melakukan perubahan yang lebih baik dibanding hari kemarin.
Gagal itu hanya sebagian saja dari konsekuensi yang akan kita terima jika kita berusaha. Tapi, kesuksesan adalah sebagian lain yang juga dapat kita peroleh setelah kita belajar dari kegagalan yang pertama.

“Jadi, begini ini nak caranya agar berhasil. Setelah kamu bentuk bulat perkedelmu, masukkan ke dalam wajan, lalu biarkan saja hingga bagian bawahnya berwarna kecoklatan. Jangan tergesa-gesa ingin cepat-cepat membaliknya sebelum matang. Perkedel itu jenis gorengan yang sensitive memang. Kalau terburu-buru dibalik sebelum matang, dia akan hancur. Jika terlalu lama direndam di telur, dia juga bisa cepat hancur. Tapi kalau tidak dilapisi telur, dia juga bisa hancur. Dan tebak apa yang terjadi kalau kamu membulatkannya tidak dengan kesabaran?"
"Dia akan hancur?"
"Iya. Dia juga bisa hancur. Lalu, kalau dibiarkan saja tidak diapa-apakan di atas penggorengan, dia akan gosong.”
“Repot ya bu. Banyak maunya nih gorengan. Sensi nggak karuan, bikin repot banyak orang.”
“Sama saja nak. Sama seperti karakter orang ya. Kalau terlalu sensi, malah jadi menyebalkan. Sekarang kamu mengerti kan, kenapa ibu sering mengingatkan dirimu agar tidak terlalu manja dan gede ambek. Nanti kamu jadi seperti perkedel. Bikin repot banyak orang.”
“Ahh…. Ibu nih.”
“Tuh.. kan. Baru juga diomongin, sudah manyun lagi bibirnya.” Dan lalu wajah cemberut itu mencoba untuk tersenyum. Mengusir awan mendung yang ingin selalu mampir agar segera pergi, hingga cahaya matahari bisa terus bersinar ceria. Menerangi bumi, menerangi hati.

===============
Penulis: Ade Anita.
Catatan penulis:Akhirnya, Arna bisa membuat perkedel loh. Ditaruh di piring tertata dalam dua bagian yang bersebelahan. Jika malas mengunyah, bisa ambil bagian yang sebelah kiri. Bentuknya hancur memang, tapi rasanya enak dan tidak perlu lelah memotong karena sudah berbentuk orak arik yang lezat. Tapi jika ingin makan dengan cita rasa restorant yang mewah, ambil perkedel yang ada di sebelah kanan. Bentuk bulatnya amat menawan, dan rasanya… mungkin ini merupakan perkedel terlezat yang ada di muka bumi ini. Itulah perkedel buatan anakku (hehehe).

Notes ini aku buat ketika tiba-tiba lututku sakit, nyeri, dan tanganku kemasukan buluh yang sulit diambil. Akhirnya, minta tolong Arna untuk bantuin masak untuk makan malam.Lalu, tiba-tiba aku ingat kematian. Lalu, tiba-tiba aku ingat, betapa belum banyak bekal yang bisa aku berikan pada anak-anakku. Jadi, notes ini aku tulis untuk kenang-kenangan dan nasehat untuk diriku dan anak-anakku (untuk berjaga-jaga, siapa tahu aku tidak bisa ada di sisi mereka suatu hari kelak karena harus pergi menghadap Sang Khalik).

ini gambar gurita, arna yang menggambarnya sendiri di notebook.

Like · Comment · Share · Delete
Nurul Asmayani, Teddie Wasito, Rafika Azriwati and 16 others like this.
Pratiwi Ws ‎:)
20 November at 17:30 · Like
Arlina Fajri Critax menarik bnget,bnyak hkmah yg bs d ambil.
20 November at 17:35 via Facebook Mobile · Like
Resmi Ayu De, selalu dan selalu memberikan pencerahan dalam setiap tulisan kamu.. ♡·♥ τнänk чöü ♥·♡ for sharing this note.
20 November at 17:42 via Facebook Mobile · Like · 1 person
Ade Anita ‎@ayu: pa kabar? dah lama nggak ninggalin jejak...eh, aku juga dah lama nggak mampir ke wallmu... senang ih..makasih ya..
20 November at 18:14 via Facebook Mobile · Like
Ade Anita ‎@arlina, pratiwi: makasih dah mampir..
20 November at 18:15 via Facebook Mobile · Like
Afifah Ahmad cerita keseharian mbak Ade selalu bisa disajikan dengan amat istimewa, resepnya apaan sih? hehe

Kalau catatan terakhir itu mengingatkan saya pada film "my life without me" tentang perempuan penderita kangker rahim yang sukses memberi bekal k...See more
20 November at 18:40 · Like · 1 person
Anne Adzkia Indriani Whatta great lesson, mbak...tp ujungnya bikin merinding. Mmg sih,kita harus mempersiapkan kematian dgn cara apapun...salam buat Arna ya :)
20 November at 18:47 via Facebook Mobile · Like
Arfianti Dwi Kusuma Hmm..seperti yg sblm2nya...kejadian biasa yg disuguhkan mjd luar biasa..ibarat masakan dr bhn2 sederhana diramu n diracik oleh ade mjd masakan yg lezat dan pas dilidah...(dr kmrn2 pengen komen spt ini,br dpt kata2 yg pas kyknya..he2)..tx ade..
20 November at 19:01 via Facebook Mobile · Like
Indria Auliani Lututnya dah diperiksa ke dok mbk? Kmarin tumitku jg sakit stiap dibwa jalan,pas difoto trnyata osteo, kata dok gk bs diobati tp bs diminimalisir dgn minum su2 one a day. Or kalo mbk ade mau bisa ke alternatif (yg bs dipercaya), katany oste...See more
20 November at 20:02 via Facebook Mobile · Like
Astrid Septyanti Fuyuharuaki hmmm..mmg bgtu shrsnya kita berpikir & bersiap.makasie y mb Ade notenya.
20 November at 20:24 via Facebook Mobile · Like
Bunda Radith 'Atha' Eyalahhh... سُبْØ­َانَ اللّÙ‡ُ , hmpr sj aq slh tafsir mengartikn note mu mbaa kl gak bc smp abis tnyt ending'y ttg arna & perkedel... ĦïĦïĦïï.. namunnn makna yg bs di tangkap luas skl yaaa, tak pikir ttg nasehat s'org ibu kpd anak'y yg mo d...See more
20 November at 21:19 via Facebook Mobile · Like
Nur Rahma Hanifah GREAT!!!!!
20 November at 21:24 · Like
Nur Rahma Hanifah btw mbak, hubungannya antara judul notesnya dengan isi notesnya apa ya mbak?? aku agak lemottt nih... hehehehee
20 November at 21:42 · Like
Ade Anita ‎@afifah: nggak tahu.. dia mengalir begitu saja. Asalnya sih karena ada obrolan aku dan anak2 yang suka melentingkan kalimat2 ajaib, dan karena ada handphone yang selalu di dekatku, aku suka tulis "quotes" yang menarik itu, terus setelah, jadi pingin nulis biasanya... dan lahirlah.Pokoknya tulis saja yang ada di kepalaku. Tapi jangan pernah langsung memperlihatkannya pada orang lain, Harus dilihat dulu, diperbaiki, revisi, edit sana sini.
21 November at 06:04 · Like
Ade Anita ‎@anne: makasih anne..merinding ya? iya.. kematian kan pasti akan datang menjelang, tapi entah kapan dia akan datang.
21 November at 06:05 · Like
Ade Anita ‎@fifi: hehe, kamu suka bikin hati melambung deh fi.. makasih ya. Mau dimasakin apa lagi? *berharap bisa masak enak beneran
21 November at 06:06 · Like
Ade Anita ‎@aul: belum sih, belum periksa. Cuma konsul aja ke dokter akupuntur. Katanya ya seperti yang kamu bilang, faktor usia jadi lapisan di lututnya menipis, terlebih karena berbagai kegiatan yang bersinggungan dengan lutut... aku diminta minum ...See more
21 November at 06:14 · Like
Ade Anita ‎@aul: terima kasih ya untuk perhatian dan kekhawatirannya. Kamu sudah seperti saudara bagiku. Makasih.
21 November at 06:15 · Like
Ade Anita ‎@bunda: hahahaha.... iya.. aku kan ibu rumah tangga murni, tidak kerja di luar rumah, jadi apa yang aku tulis ya tidak pernah jauh dari apa yang aku lihat sehari-hari di kegiatan rumah tangga. Pergaulan dengan anak2, suami dan tetangga...
21 November at 06:16 · Like
Ade Anita ‎@astrid: sama-sama astrid. makasih juga
21 November at 06:16 · Like
Ade Anita ‎@Ifah: hehe.. hubungannya? hmm... nggak tahu, tapi aku selalu merasa bahwa hal terpenting untuk sebuah tulisan adalah pemilihan judul yang harus menarik. Judul yang amat eye catching... judul yang bikin orang mau melirik dan sudi mampir. D...See more
21 November at 06:20 · Like
Hairi Yanti Mbak Adeee.. Suka banget ama notesnya. Betul bgt, masak perkedel memang butuh kesabaran, begitupun masak yang lain. Huaaa.. Batapa banyak pelajaran yg terjadi di sekitar qta tapi luput qta amati ya mbak.
Makasiiih ya mbak buat sharingnya :)
21 November at 07:07 via Facebook Mobile · Unlike · 1 person
Ade Anita sama-sama yanti... makasih juga..^_^
21 November at 07:39 · Like
Nur Rahma Hanifah Hohohohoohooo, iya iya bener mbak. Hehe. Sipsip deh kalau begituu. Makasi banyak ya mbak ade :)
21 November at 08:46 via Facebook Mobile · Unlike · 1 person
Fahri Asiza Filosofi perkedel yg menawan...
21 November at 08:50 · Unlike · 1 person
Ade Anita ‎@fahri asiza: makasih ya... senang dirimu mampir ke sini..^_^
21 November at 09:14 · Like
Ade Anita ‎@ifah: sama-sama ifah..
21 November at 09:15 · Like
Ade Anita ‎@yanti: iya yah.. masak itu tidak semudah seperti yang ditayangkan farah queen ya...hehe...
21 November at 09:15 · Like
Nur Azizah perkedel makanan yg sensitif. begitu jg cinta. ia tdk bs dikekang dan tdk bs jg dibiarkan.
21 November at 10:16 via Facebook Mobile · Unlike · 1 person
Nur Azizah memperlakukannya dg tepat akan membuatnya tumbuh menawan :)

suka filosofinya mbaaak :)
21 November at 10:17 via Facebook Mobile · Unlike · 1 person
Ade Anita iyaaa... aku sampai terhenyak pas lagia ngobrol di dapur sama arna.."what? that's its. ini obrolan yang bagus nih buat ditulis."...langsung saja aku tulis.. hahaha.. dasar penulis ya..
21 November at 10:22 · Like
Nur Azizah hebat yaa...inspirasi mmg bs datang kapan saja dan dimana saja, termasuk ktk membuat perkedel ini. hehe
21 November at 10:43 via Facebook Mobile · Like
Ade Anita iya.. kamu kan punya anak perempuan, nanti bisa mengalami deh apa yang aku rasakan.. pinginnya buru2 ngasih nasehat macem2 buat bekal dia besar nanti, tapi tetap saja harus sabar dan disesuaikan dengan usia dan kemampuannya.. tapi kadang khawatir, jika sampai waktunya nanti, masih hidup nggak ya aku? jadilah tulisan ini sebagai warisan saja deh kelak siapa tahu tidak sampai umurku..
21 November at 10:47 · Like · 1 person
Indria Auliani Kita kan mmg sodara mbaaa *muaaah* coba alternatif aj mbk. Smg ga smakin mengganggu sakitnya. Usia mmg bs ga tau kpn brakhirnya, tp kalo boleh memilih, betapa menyenangkannya bs ttp lincah sampai pd akhirnya. Smangat mbk!
21 November at 14:13 via Facebook Mobile · Like
Faradina Izdhihary Mbak.... aku gemetar membacanya. Aku pun suka menulis salah satunya supaya kelak bila tiba2 aku harus pulang, ada yang kutinggalkan untuk anak2ku.
21 November at 14:16 · Like
Ilham Q Moehiddin Aku paling suka the immortal flowers (Edelweis) bunga langka dan dilarang..hehehehe
Aku pernah memetiknya sekarangan besar saat ke gunung Bromo, dan sekarang masih ada kusimpan. Itu 15 tahun lalu.
---------

Tapi asik menyimak "alih keterampila...See more
21 November at 18:06 · Like
Arfianti Dwi Kusuma Ade..aku baca sekali lg notes ini bareng anakku yg besar..kok rasa n 'sensasinya' beda wkt baca sendiri ya? Rasanya gimana gitu..dalem banget..pas sama2 saling bertatapan..ternyata matanya sama2 berkaca2...hehehe...makasih ya de...
21 November at 19:43 · Like
Nurul Asmayani T_T penuh haru di endingnya
22 November at 23:18 · Like
Ade Anita ‎@ilham: 15 tahun? ya... ya.. dia benar=benar tanaman immortal ya.. (meski agak dag- dig dug juga jika semua pendaki gunung memetiknya, generasi yang akan datang akan melihat tanaman ini bertengger di gunung atau di pot dalam lemari ya nanti? hehe)..
23 November at 10:17 · Like · 1 person
Ade Anita ‎@mbak farad: iya.. aku baca bukumu juga terharu..bagus deh mbak..
23 November at 10:18 · Like
Ade Anita ‎@@fifi: waa... kedatangan yang kedua kalinya ya... makasih.. makasih
23 November at 10:18 · Like
Ade Anita ‎@nurul: makasih ya
23 November at 10:18 · Like
Cepi Sabre saya baca catatan ini beberapa hari lalu. ketika itu malam minggu. kupikir, bakal dapat sangu buat malam mingguan. hehehe ...

tapi tak apa. setidaknya, malam minggu kemarin bisa saya ceritakan pada seorang gadis bahwa memasak perkedel itu ta...See more
24 November at 21:34 · Like

Tidak ada komentar