Assalamu'alaikum Ibu

[Catatan Akhir Tahun, 2010]
Assalamu'alaikum Ibu
by Ade Anita on Thursday, 23 December 2010 at 05:38
1.
Setiap kali melintas di jalan Casablanca, ada sebuah kebiasaan yang selalu aku lakukan di dalam kendaraan. Yaitu menengok sejenak ke arah pekuburan dan mengirimkan sebuah salam untuk ibuku.
Ya. Itu rumah ibuku sekarang sejak tahun 2003, tepatnya 18 April 2003. Beliau meninggal dengan tenang setelah terkena serangan jantung.
"Assalamu'alaikum Ya Ahli Kubur, Assalamu'alaikum Ibu. Semoga ibu selalu mendapat rahmat dari Allah yang memang tiada pernah habis dimana pun kita berada."

Notebook

Notebook
by Ade Anita on Thursday, 09 December 2010 at 09:49
Huff....
Iseng, siang ini saya berpikir, apa kabarnya ya kasus Ariel Peter Pan? Dengar-dengar kabar, dia akan segera dibebaskan dari penjara. Mungkin, setelah bebas dari penjara, dia akan mengawini Luna Maya, atau... bersepakat untuk "tinggal bersama" Luna Maya... lalu mereka berdua akan menunggu, diam di suatu tempat sambil menikmati pasir putih, ombak yang selalu mengejar di pinggiran pantai, mengamati Camar yang terbang di atas langit. Lalu menyaksikan matahari tenggelam secara perlahan dan malam pun diselimuti oleh bintang gemintang. Mungkin kehidupan seperti itu, menepi dari keramaian, akan terjadi beberapa saat. Bisa dua atau tiga tahun. Setelah itu, mulai mengendus-endus bau angin yang datang. Apakah rakyat Indonesia sudah melupakan kasus pornoaksi mereka?

Angin memang selalu setia memberi kabar. Cukup masukkan telunjukmu ke dalam mulut, basahi dengan air ludahmu, keluarkan lalu angkat telunjuk tinggi ke angkasa. Mulailah rasakan belaian hembusan angin yang menyapa telunjukmu. Kalian akan merasakan semua kabar yang beredar di masyarakat yang dibawa serta oleh sang angin. Para pejabat negara kita, konon, selalu melakukan hal ini pertama kali ketika mereka akan melangkahkan kaki keluar rumah. Angin akan menuntun mereka, siapa yang harus dibela hari ini, dan siapa yang harus ditinggalkan hari ini. Para aktor-aktor politik di negara kita, sudah lebih pandai untuk memodifikasi cara membaca arah angin ini dengan akting drama mereka yang sudah terasah dengan baik karena jam terbang di panggung sandiwara yang tinggi. Tidak heran, ada banyak politisi kutu loncat yang bermunculan setiap kali musim pemilihan umum tiba. Dan mungkin, itulah yang akan dilakukan oleh Ariel Peter Pan dan pasangannya. Bukankah sebagai rakyat sudah sepatutnya mengikuti jejak para pemimpin?

"Hei... sudah aman nih untuk mencari rezeki dengan menghasilkan karya lagi. Ayo, kita keluar dari tempat berlibur kita ini, dan mulai berkiprah." Para fans fanatik memang enggan beranjak pergi apapun yang terjadi dengan idola mereka. Meski idola mereka berubah menjadi iblis pun, mereka tetap akan setia. Dan para fans fanatik inilah yang menjadi sasaran pertama untuk mulai mengumpulkan kembali serpihan-serpihan popularitas yang kemarin pecah karena sebuah peristiwa yang tidak jelas (jadi, sebenarnya, Ariel itu didakwa dengan pasal apa sih? Hukumannya apa? Lalu, kenapa penyebar videonya tidak disorot ya?)

Jangan-jangan, tahun 2014 Ariel maju sebagai salah seorang calon anggota dewan yang terhormat? Atau calon wakil gubernur? Entahlah. Jejak rekannya Ariel seperti Maria Eva sudah lebih dahulu melakukannya. Dan lagi-lagi, media hiburan di tanah air ini senang sekali dengan pola ikut-ikutan. Coba saja lihat, acara apa yang paling diminati oleh pemirsa. Tidak usah susah-susah menunggu jam tayangnya, karena stasiun televisi lain, dengan cepat akan memproduksi acara serupa dan yang mirip-mirip. Jadi, kita bisa menonton acara yang mirip-mirip dimana saja, kapan saja. Tidak usah berebut remote lagi. Dan mungkin bisa menonton video Ariel dimana saja tanpa merasa risih lagi.

Pada akhirnya, video yang sudah terlanjur beredar itu memang akan menjadi video biasa saja bagi banyak orang. Pada akhirnya, tokoh pelakunya menjadi tokoh biasa saja bagi banyak orang. Memang demikianlah perilaku masyarakat kita. Jika sudah condong pada sesuatu, maka sesuatu itu dikupas habis-habisan sampai akhirnya semua orang merasa muak dan menganggap sesuatu itu adalah sesuatu yang sudah tidak istimewa lagi. Karena tidak istimewa lagi, maka bisa diterima oleh masyarakat dan dianggap menjadi bagian yang tidak boleh ditolak keberadaannnya.

Lalu dimulailah babak baru dalam kehidupan kita.
Sebuah babak dimana kita terpaksa harus hidup bersisian secara damai dan toleransi tinggi dengan berbagai macam kejahatan, kekurang ajaran, kebrutalan, kebiadaban, dan kepincangan.

Paradoks. Kita diajarkan sejak kecil untuk menjaga diri agar senantiasa berbuat jujur; tapi kepanikan untuk memperoleh nilai yang bagus membuat kita tidak sungkan menyontek.
Paradoks. Kita diajarkan sejak kecil untuk tidak berbohong. Tapi spontan langsung terucap ketika terdengar suara ketukan di pintu, "Stt, bilang ibu sedang pergi."
Paradoks. Kita bertekad untuk membasmi korupsi dan menghujat Gayus habis-habisan, tapi diam-diam menyelipkan uang di lengan pegawai pemerintahan agar urusan administrasi dilancarkan.

Lalu, tulisan ini bermula karena pagi ini saya mendapatkan sebuah email yang membuat saya amat kesal dan marah. Kembali terjadi, seorang perempuan mengadu bahwa dirinya diperkosa.
Isaknya yang menyayat di seberang sana, bisa saya dengar dan itu amat sangat memilukan.
Tragisnya adalah, saya harus dihadapkan kembali dengan sebuah paradoks baru.

"Ayolah, ceritakanlah jujur kejadianmu ini pada orang tuamu. Mereka akan mengerti."
"Tapi bagaimana dengan suami saya? Apakah saya harus jujur juga?"
"Jangan. Suamimu tidak akan tahu dirimu masih perawan ataukah bukan. Ini rahasiamu. Jangan pernah cerita, dan berpura-puralah masih perawan."

ARRGGHHHH.....
Saya ingin meninju dengan keras notebook di hadapan saya ini.
Kesal.
Marah.
MARAH... AMAT MARAH.
Kenapa harus memberi jawaban seperti itu? Tapi memang demikianlah kaum laki-laki di negeri ini. Tidak peduli seberapa banyak anak perawan orang yang mereka nodai, ketika tiba saatnya mereka harus menikah, mereka ingin seorang istri yang perawan dan belum pernah ternoda.

(asli nulis sambil menangis)

Entahlah.
Tapi, kadang saya juga ingin menikmati hidup seperti yang dialami Ariel Peter Pan ketika sedang menepi dan menyendiri dari hiruk pikuk masyarakat. Merasakan butir pasir yang seperti ice cream di pantai. Mengalir halus di sela-sela jari. Lalu berlari melonjak-lonjak mengejar ombak yang menyapa pantai. Lalu menyaksikan matahari terbenam pelan-pelan dan bulan serta pasukan bintang yang dibawanya serta naik menghiasi langit malam.

Hidup dengan memberi nasehat yang dipenuhi paradoks itu adalah hidup yang amat menyebalkan!!! Saya tidak suka hidup seperti ini. Saya ingin senantiasa hidup dengan penuh kejujuran, lurus hati dan omongan, bersih dari berbagai prasangka. Saya ingin sebuah kehidupan yang damai.

"Mbak, jika saya meninggalkan dia, apakah masih ada laki-laki yang mau dengan saya? Saya sudah ternoda."
"Astaga, kenapa sih lebih memilih untuk hidup damai dengan derita?"
"Karena saya tidak punya apa-apa lagi. Kehormatan saya sudah hilang, orang tua saya sudah memusuhi saya. Padahal, janin di perut saya ini harus terus hidup. Saya tidak mungkin membunuhnya, lalu menambah dosa baru pada diri saya."
"Lalu?"
"Saya akan menerima tawaran si jahanam itu yang akan bertanggung jawab mengawini saya."
"Jangan. Dia bukan seorang suami yang baik. Dia hanya akan memanfaatkan tubuhmu untuk memuaskan nafsunya saja. Setelah bosan, percayalah, dia akan mencari perempuan lain, tentu setelah sebelumnya menguras hartamu, sama seperti dia menguras hartamu ketika kamu sedang jatuh cinta padanya."

Dan sementara saya menangis dan benar-benar ingin meninju notebook yang ada di hadapan saya ini, atau memporak porandakan seluruh meja tulis yang ada di hadapan saya ini dengan pukulan yang bisa menghilangkan sesak di dada ini, kembali saya teringat Ariel Peter Pan. Apakah semua orang bakalan punya tempat menepi dan menyendiri seindah yang dia miliki ya?

"Tinggalkan dia, demi Tuhan, tinggalkan dia. Dia cuma jahanam yang akan menyeretmu ke dalam rumah penderitaan yang tiada habis sepanjang hidupmu."
"Nggak bisa mbak....hiks.... dia mengancam, akan menyebarkan semua foto dan video ketika dia melakukan ML dengan saya di YOUTUBE. Bagaimana nasib orang tua saya, keluarga saya, pekerjaan saya jika hal ini terjadi? Saya tidak punya pilihan."

---------------------
Penulis: Ade Anita (langsung menulis notes ini, tanpa proses edit, karena kesal dan amat sangat marah, setelah sebuah pertemuan dunia maya yang membuat sesak).

ASLI PINGIN MENINJU NOTEBOOK, MEJA TULIS, TELEVISI... SEMUANYA. KESAL!!!! SEDIH.

(jangan dishare lagi ya notes ini. Isinya nggak bagus, cukup baca dan tinggalkan komen disini saja. Please, ini menyangkut nama baik seseorang).

Like · Comment · Share · Delete
Adhy Rical, Nur Azizah, Ria Fariana and 6 others like this.
Anne Adzkia Indriani Ketika membaca bagian awal saya smpt pgn ketawa mbak,soalnya kisah ttg ariel ini mmg bikin gemes. Trus pas bagian kisah si wanita yg hamil,sy jd kesel...apalagi pas tnyt tau mbak ade marah,jd ikutan pgn marah.
Intinya,saya kebawa emosi spt y...See more
06 December at 14:16 via Facebook Mobile · Like
Dyah Sari De...bener itu diperkosa? Atau suka sama suka? Sori...aku cuma ingin meletakkan persektip lain dari pembicaraan di atas, ini apa apa yg aku tangkap ya.

Just a thought.
06 December at 14:17 · Like
Neesha Penuhcinta Ikut sedikit merasa apa yg sedang mba Ade rasakan, speechless,, semoga yg bersangkutan mengambil langkah yg tepat untuk kedepannya :'(
06 December at 14:23 via Facebook Mobile · Like
Ade Anita ‎@sari: perkosaan dan suka sama suka itu tipis banget bedanya.. ada sobekan di V yang bisa dibuktiin lewat visim jika itu perkosaan dengan kekerasan..tapi bagaimana jika diperkosa dibawah ancaman? bisa apa perempuan di bawah tekanamn tenaga laki-laki yg besar, kuat damn terlatih? itu yg bikin qku bingung untuk bantu
06 December at 14:35 via Facebook Mobile · Like
Elisa Trisnawati hmmm tulisan dan penjabaran kekesalan yg cukup indah dan menyentuh de, membuat kita ikut berpikir tentang masalah ini.
kadang laki2 menyalahgunakan kekuatan yg dimilikinya......masalah yg sulit......dan pilihan yg sulit
06 December at 15:08 · Like
Tias Tatanka speechless mba....
06 December at 16:24 · Like
Ilham Q Moehiddin Jujur saya terkejut baca ini...lebih terkejut dgn sikap mba Ade. Barangkali kita mesti arif menerima sebuah kisah. Banyak kemungkinan yang mengalir dalam aduan "sepihak" macam ini. 1) jangan sampai aduan ini hanya untuk mencoba-coba mba ade...See more
06 December at 17:03 · Like · 1 person
Ade Anita hmm... masalahnya rumit dan tidak bisa diceritakan disini. secara detail..ini untuk share saja.. . saya lebih suka dia menempuh jalur hukum tapi ternyata buntut dari jalur hukum terlalu panjang resikonya.. seorang perempuan dengan kasus seperti ini tapi tidak punya wajah cantik luna maya atau cut tari akan habis jadi cacian masyarakat kita. jadi seperti buah simalakama. ..dan dia tidak siap jadi sampah kelak.
06 December at 17:37 via Facebook Mobile · Like · 1 person
Ade Anita bagi banyak orang mungkin kisah ini seperti dongeng atau cerpen..tapi ini nyata ada.. dan selalu petempuan yg jadi korbannya, akan selamanya jadi korban yg tertindas...
ini nyata..dan juga bukan yang pertama.. meski saya selalu berharap ini...See more
06 December at 17:42 via Facebook Mobile · Like · 1 person
Ilham Q Moehiddin Selalulah berharap demikian...sayapun berharap kasus macam ini tidak akan pernah ada lagi. Tapi, berharap saja tidak akan cukup menekan perlakuan macam ini akan timbul lagi kelak. Saya sangat sarankan teruskan kasus ini tidak saja pada poli...See more
06 December at 17:49 · Like
Ade Anita oke..tks..
06 December at 17:51 via Facebook Mobile · Like
Faradina Izdhihary Aku ikutan gemas Mba, ikutan nangis. ya... paradoks. Aku juga suka menangis saat mengalaminya. Banyaksuami menuntut istrinyestasia setia, tetapi di uar mereka tak setia. Paradoks. Banyak guu mengajarkan kejujuran, saat UN mereka meminta mur...See more
06 December at 18:32 · Like
Qonita Musa gemesss... harusnya ada perlindungan dalam bentuk...... nah, bentuknya yang harus dicari....
06 December at 18:32 · Like
Aisyah Dian same, aku lagi muak juga dengan banyak lelaki di sekitarku.
bagaimana orang bisa-bisanya hidup tanpa perasaan, hati dan tanpa rasa malu.
06 December at 19:17 · Like
Leyla Imtichanah kalo aku jadi perempuan itu, aku akan jujur kpd suamiku, n terima apa pun konsekuensinya. Kalau dicerai, aku tdk akan menikah dg lelaki yg memperkosaku karena akhlaknya tdk baik. Aku akan melanjutkan hidupku sendiri. Kalau tidak dicerai, aku akan bersama dg suami yang baik hati itu selamanya....Dan tentu saja aku akan melaporkan lelaki yang jahat itu ke polisi.
06 December at 19:28 · Like
Ade Anita ‎@leyla: baca deh ancaman sebar foto dan video itu? masalahnya ternyata bukan cuma masalah memilih suami saja..rumit..
06 December at 19:44 via Facebook Mobile · Like
Leyla Imtichanah segera lapor ke polisi, aplg kalo tau siapa orgnya. serumit apa pun, insya Allah ada jalan keluarnya dan bukan dg menuruti nafsu lelaki itu. kalo polisi cepat bertindak, insya Allah dpt segera teratasi. bagaimana dia diperkosa? itu jadi pertanyaan. Apakah dia juga membuka diri untuk lelaki itu, sehingga ada celah bagi lelaki itu untuk menodai kehormatannya?itu yang harus diwaspadai oleh para wanita.
06 December at 19:50 · Like
Ade Anita iya..makasih sarannya....khusus komen terakhirmu, kadang ini yg bikin gentar. karena perempuan gentar kalo ditanya ini, terlebih dengan didahului kecurigaan yg stimatis seperti ini..
06 December at 19:55 via Facebook Mobile · Like
Nur Rahma Hanifah Astagfirullahalazim...

Ini masalah yg kompleks. Harus dilihat dari banyak sudut pandang. aku coba share ya. Dari segi masalah hukum, memang lebih baik ditindak secara hukum, tapi menurutku ini jadi opsi yg terakhir. Kenapa? Benar kata mbak a...See more
06 December at 21:14 via Facebook Mobile · Like
Fahri Asiza sangat mengingatkan...
06 December at 22:27 · Like
Hairi Yanti berharap di akhir tulisan mendapati sebuah tulisan, "cerita di atas hanya fiksi belaka".. tapi tak ada tulisan itu. Hiks. *nyesak*
06 December at 22:58 · Like
Leyla Imtichanah Mbak, aku masih terpikir terus lho...sampai kebawa tidur dan akhirnya pagi ini aku ingat sebuah kisah nyata yang pernah ditayangkan di TPI (Kalo tdk salah). Tentang kisah seorang perempuan India yg diperkosa oleh penguasa daerah setempat yg...See more
07 December at 05:33 · Like · 1 person
Naqiyyah Syam Full Leyla: aku sepakat! Ungkapkan kebenaran walau butuh perjuangan!
07 December at 06:31 · Like
Faradina Izdhihary Lawan! Setiap kesewenang2an terhadap harkat perempuan! Ia nenek, ibu, kita sendiri, juga anak-anak kita
07 December at 08:22 · Like
Dwi Klik Santosa tulisan yang penuh emosional. dan menggugah perhatian pembaca.

namun kiranya ... tidak fair juga jika harus mengartikan banal itu milik laki-laki saja .... sex atau hubungan intim itu tidak akan terjadi (jika bukan disebut sebagai perkosaan)...See more
07 December at 08:27 · Like
Ade Anita makasih semua utk saran da dukungannya.. iya.. langkah pertama berarti sekarang menguatkan mental dia untuk berani melawan..
makasih semua
07 December at 09:34 via Facebook Mobile · Like
Jazimah Al-Muhyi saya lagi mikir, kalo saya yang dicurhatin, saya kasih nasehat apa ya gadis itu?
Mbak, sejujurnya saya agak terganggu dengan muatan 'gosip' dalam tulisan ini. He he.
07 December at 22:05 · Like
Ade Anita gosip yang mana? semua di atas bukan gosip atau fiksi khayalan..
08 December at 07:04 via Facebook Mobile · Like
Afifah Ahmad Mbak...Ade, saking nyeseknya sampai lupa ninggalin comment.

Tapi asli...saya semalem jadi gak bisa tidur....pengen ikut2an banting HP...hiks..

Jadi inget cerita temen, konon di pedalaman Pakistan, perempuan yang diperkosa 'dihukumi' sama deng...See more
08 December at 15:36 via Facebook Mobile · Like
Adhy Rical ‎^
katanya dunia tak sekelor. eh tak selebar maksudnya. ya biarin saja mbak. laki-laki bukan cuma satu di dunia ini. kalau laki-nya butuh perawan ya operasi medis saja atau tabib perawan. kukira tak ada yang tak bisa hanya tak mau. soal aril...See more
10 December at 04:01 · Like
Ade Anita ‎@adhy: iya... makasih ya... tapi ternyata aku masih sayang sama notebook ini... jasanya masih banyak dan sepertinya masih akan terus..^_^...
Aku sedang memikirkan cara untuk menolong teman kita itu... kemarin asli emosi dan kehilangan akal ...See more
10 December at 06:22 · Like
Ade Anita ‎@afifah: sudah, tenang afifah... proses mulai berjalan kok...doakan saja semoga lancar.
10 December at 06:22 · Like

Putih

Putih
by Ade Anita on Tuesday, 14 December 2010 at 09:47
"Kakinya gatal lagi ya?"
"Iya... gatal banget."
"Sudah, sini ibu kasi bedak ya." Lalu, aku pun mulai menaburi seluruh kaki putri bungsuku dengan bedak Talk untuk gatal. Kaki mungil itu berubah warna menjadi putih. Persis seperti pentungan roti yang dibakar tanpa kulit.
"Nah... gatalnya hiilang kan? Gimana rasanya sekarang?"
...
...
...
Tidak ada jawaban. Aku pun menoleh ke atas, ke arah kepala anakku yang sejak dari tadi pagi celotehnya selalu terdengar dimana-mana. Ceriwis sekali. Tapi, kenapa sekarang senyap?
Di atas kepalaku, anakku itu ternyata sedang menutup seluruh wajahnya dengan kedua belah tangannya yang mungil. Rapat. Pelan-pelan, aku mencoba untuk menyibak jemarinya. Mengintip wajahnya yang tertutup.
"Ada apa?"
"Aku seram melihat kakiku."
"Kenapa?" Lalu aku melihat sepasang kaki yang baru saja aku taburi seluruh permukaan kulitnya dengan bedak tabur Salycil. Tidak ada yang aneh.
"Seperti kaki hantu... oaaaaahhhh... aku takut ibu."
Hah? Waduh.
Sekarang aku mengerti. Kemarin, sebenarnya keluhan kakinya gatal sudah terdengar. Lalu, aku meminta anakku untuk menaburnya dengan bedak Salicyl. Benar dibaluri, tapi tidak lama dia datang lagi dengan sehelai tissue.
"Sudah bu, gatalnya sudah hilang. Jadi, bedaknya aku bersihkan pakai tissue."
Ini menjawab pertanyaan, kenapa keluhan gatal belum hilang juga. Ternyata dia langsung menghapus bedaknya!

"Sstt... sudah. Biasa saja. Apa seramnya sih?"
"Tapi aku takut bu. Kakiku persis seperti kaki hantu yang ada di rumah kosong."
Glek.
"Hantu dimana?"
"Rumah kosong yang waktu itu kita lewati waktu kita jalan-jalan itu loh bu?" Bulu kudukku mulai meremang. Jam sudah menunjukkan pukul 21.00. Aku takut hantu (memangnya ada yang berani?); tapi, melihat anakku ketakutan seperti ini, rasa takutku jadi menguap seketika. Putri bungsuku ini, sepertinya memang punya keistimewaan. Dia bisa "melihat dunia lain". Dan itu sebuah karunia yang amat tidak menyenangkan hatinya.
Bayangkan, jika suatu hari sedang asyik jalan-jalan di malam hari, tiba-tiba dia lari menghampiri kita dengan wajah ketakutannya. "Ibu, aku takut. Ada hantu di pohon itu." Wahhh... kita-kita yang tidak melihat apa-apa malah jadi berimajinasi lebih seram (mungkin) dari apa yang dia lihat.

Akupernah punya pengalaman itu. Suatu hari, seperti biasa, aku hanya berdua dengan putriku di rumah. Semua orang sedang dengan aktifitasnya masing-masing. Kerja atau sekolah. Aku mengetik, dan dia bermain tidak jauh dariku. Tiba-tiba, dia datang dengan langkah berlari dan langsung melompat ke pangkuanku. HOP.
"Hei, kenapa?"
"Ada yang datang, ibu." (bisik-bisik)
"Siapa?" (bisik-bisik)
""Aku nggak tahu, tapi mukanya seram. Banyak bolong dimana-mana, penuh darah, rambutnya panjang." (bisik-bisik)
"Di rumah kita?" Putriku mengangguk sambil langsung membenamkan seluruh wajahnya ke dadaku. Tapi aku? Dimana bisa aku sembunyikan wajahku ini? Sumpah, aku kan juga takut. Wajah penuh lubang, penuh darah, rambut panjang.. aduh... menyeramkan sekali. Aku langsung teringat wajah orang yang mungkin mati dihajar banyak peluru, atau mati lalu membusuk dan belatung-belatung secara acak menghajar kulitnya hingga timbull lubang secara sembarang.

Aduh! Bagaimana ini?
"Sst, Dik, dia ada dimana?" (bisik-bisik)
"Di tempat mainku. Lagi berdiri saja." (bisik-bisik)
"Melihat kemana?" (bisik-bisik. DAMN, Ade!! Kenapa harus mengeluarkan pertanyaan konyol ini?) Benaman kepala putriku kian dalam menyerusuk.
"Dia melihat ke arah kita ibu. Tapi dia diam saja." WUAAAAAAAAAAAAAAAA..... that's it! Jantungku langsung terasa melorot ke lantai. Bagaimana ini? Mau lari, lari kemana? Hantu itu sedang melihat kami? M-E-L-I-H-A-T__K-A-M-I. Ya Tuhan. Aku langsung gemetar tanpa sebab.
"Ayo, dik, kita baca doa saja." Lalu berdua kami langsung merapal semua surat-surat dalam Al Quran yang kami percaya bisa membantu mengusir Syaitan. Bukan hanya satu dua kali bolak balik. tapi berkali-kali. Hingga bibir ini terasa kering. Setelah lelah, pelan aku kembali berbisik di telinga si kecilku.
"Sudah pergi belum dia?" Kepala putriku terangkat dan langsung melemparkan pandangannya ke tempatnya bermain. Dia menggeleng. Alhamdulillah. Lalu dia menengok ke wajahku dan langsung kembali membenamkan wajahnya dengan cepat ke dadaku. Kali ini amat cepat dan pucat piasnya sempat aku lihat. Aku langsung berdebar-debar. Sesuatu pasti tidak beres. Sesuatu pasti tidak beres. Insting seorang penakutku bergejolak. Nyaliku langsung ciut seketika.

"Ada apa lagi?" (bisik-bisik)
.... (Tidak ada jawaban, hanya gelengan kuat dan benaman kepala yang kian dalam)
"Sst, kenapa sayang?" (bisik-bisik). Lalu aku mendekatkan telingaku ke mulut mungil putriku. Suaranya terdengar pelan, lebih pelan dari bisikannya. "Dia ada di belakang ibu sekarang."
WAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA.....
Mulutku langsung komat-kamit merapal semua doa dan surat yang aku hapal. Kali ini mirip orang berdzikir dengan suara keras. Tidak lagi dzikir dengan suara pelan. Ya Allah, tolong aku. Lindungi aku dari yang terlihat dan yang tidak terlihat. Sungguh, lindungi aku dan anakku. Rapalan doaku kian panjang. Samar, aku juga mendengar anakku ikut merapal doa bersamaku. Tapi suaranya tenggelam karena wajahnya masih terbenam. Hiks. Enaknya jika masih kecil, kita bisa berlari mencari perlindungan pada pelukan bunda. Tapi bagaimana jika bundanya yang takut? Aduh.. dia ada di belakangku sodara-sodara.

Angin bertiup masuk dari celah jendela kamar yang terbuka. Aku tidak peduli.
Jam berdentang menandakan waktu telah berganti. Itu aku acuhkan.
Mataku terpejam, aku takut si dia yang tidak terlihat, yang memiliki tubuh dan wajah berlubang-lubang, penuh darah dan berambut panjang, menampakkan dirinya di hadapanku. Itu aku tidak mau lihat.
Hingga akhirnya tangan mungil anakku mengelus pipiku lembut dan hangat. Barulah mataku terbuka.
"Bu, dia sudah pergi."
"Sungguh?"
"Iya, pergi lewat jendela tadi."
Ah.. syukurlah.

Itu kejadian beberapa waktu yang lalu. Dan sekarang, kejadiannya berbeda lagi. Putriku takut melihat kakinya sendiri yang putih berbedak karena teringat hantu yang dia lihat di rumah kosong yang pernah kami lewati.
'Sudah nak, jangan takut. Kan, hantunya nggak ganggu kan?" Kedua tangan yang menangkup wajah itu mulai terbuka. Wajah polosnya mulai terlihat. Ada senyum disana.
"Iya sih. Dia cuma diam saja."
"Nah, berarti dia nggak ganggu kita. Mungkin dia baik. Selama dia nggak ganggu, berarti dia baik." (Teori yang salah! Catat!). Wajah putriku mulai kembali tenang dan senyum ceriwisnya mulai tampak.
"Iya sih bu, dia baik. Yang jahat itu yang besar."
"Hah? Memangnya ada berapa?"
"Ada tiga bu di rumah itu. Ada yang putih semua, mukanya putih, tangannya putih, bajunya putih, rambutnya panjang banget. Ada juga yang kecil, matanya merah, ada yang besar. Yang besar sama yang kecil jahat. Mukanya seram banget. Dia melototin aku. Yang besar malah matanya kayak marah ke aku."
Aduh.. duh.. Bagaimana ini? Celoteh ini perlu didengar tidak sih? (dilema seorang ibu)
"Ya sudah, kita nggak usah pikirin mana yang jahat mana yang baik. Kita ngapalin surat aja yuk, untuk minta tolong sama Allah supaya hantunya nggak bisa gangguin kita."
FIUH. Selesai sudah pekerjaan seorang ibu hari ini. Alhamdulillah.
-----------------
Penulis: Ade Anita (kisah ini nyata loh. Dialami oleh Hawna. Kalau nggak percaya, coba tengok ada siapa di belakang kalian saat ini?)

Like · Comment · Share · Delete
Dwi Klik Santosa, Lin Wulynne, Miyosi Ariefiansyah and 3 others like this.
Cepi Sabre untung .........

untung saya bacanya siang-siang ...
10 December at 16:17 · Like
Ade Anita ehehehe.... padahal cuma baca ya? bayangkan posisiku...
10 December at 16:18 · Like
Cepi Sabre saya pernah kok berada di posisi yang sama, mba ade. anak tetangga tentu saja. karena saya belum punya anak.

solusinya sederhana: si anak dikembalikan kepada ibunya, sementara saya ngacir dengan sepeda motor dengan kecepatan maksimal tanpa m...See more
10 December at 16:22 · Like
Wisye Gazali Mbak Ade... semoga kemampuan Hawna ini menghilang for good... anak pertamaku juga Mb tp saat itu farrell tidak bs mendeskripsikannya dgn kata2, cuma ketakutan dan menirukan gaya yg dilihatnya... Alhamdulillah kmd menghilang. skrg anak ke3ku...kat
10 December at 16:23 · Like
Ragil Papa Aira Aku seumur-umur belum pernah lihat lho bu, tapi jangaaan..aaahh..
10 December at 16:24 via Facebook Mobile · Like
Wisye Gazali maaf ke-klik :D saran temenku, dibacakan Al-Baqarah setiap hari... skrg ketakutannya gak terlalu ganggu aktivitas Amr
10 December at 16:25 · Like
Fitriya 'Phiet' Indah Pratiwi whuaaaa....jadi serem sendiri...mana sendirian lagi di kamar....
10 December at 16:25 · Like
Ade Anita ‎@cepi: "solusi yang jitu.. ..benar-benar jalan keluar yang tepat." (bisik-bisik dan gemetar)
10 December at 16:26 · Like
Ade Anita ‎@wisye: iyahh.. aku juga waktu masih kecil bisa melihatnya... tapi setelah besar sekarang menghilang dengan sendirinya... kata orang sih, yang bisa melihat itu cuma anak kecil yang belum punya dosa... hehehe.. jadi ketahuan deh, punya banyak dosa.. :P
10 December at 16:27 · Like
Ade Anita ‎@ragil: iya jangan sampai.. bener deh..,, mereka lebih seram daripada yang di film horor (meski ada beberapa yang mirip banget. FIlm Juon misalnya.. asli, aku pernah lihat yang seperti itu di atas pohon dahulu sekali)
10 December at 16:28 · Like
Ade Anita ‎@fitri: hahahaha... gotcha!.. aku emang lagi cari teman..
10 December at 16:29 · Like
Fitriya 'Phiet' Indah Pratiwi aduhhh...kirain ini tadi cerita ringan mbak ade yg kayak biasanya...ternyata...>.<
10 December at 16:34 · Like
Ade Anita ‎@fitri: hehehe; ini cerita ringan juga kok.. ringan sama dipikul berat sama dijinjing
10 December at 16:44 via Facebook Mobile · Like
Fitriya 'Phiet' Indah Pratiwi serem sama-sama meremmmmm.....
10 December at 16:47 · Like
Ade Anita loh? baru tuh peribahasanya..hahaha
10 December at 16:50 via Facebook Mobile · Like
Fitriya 'Phiet' Indah Pratiwi ‎:D...baru ketulis tadi...
10 December at 16:53 · Like
Anne Adzkia Indriani Ih.mbak ade...beneran,untung bacanya siang2.mdh2an aku gak byngin yg nggak2 kalo plg malem sendirian.tp aku mendingan gak baca or denger cerita serem deh.apalagi kisah nyata kyk gini..ga mau di tag lagi kalo ada cerita horror :D
10 December at 16:54 via Facebook Mobile · Like
Ade Anita wahh.. anne..padahal lagi terpikir untuk nyusun kisah horor.. ini lagi belajar.. kalo dibukukan, nggak bakal kamu beli dunk?
10 December at 16:57 via Facebook Mobile · Like
Arfianti Dwi Kusuma He3...ada kemiripan dg pengalamanku de...he2 ayo de kamu tulis n jadiin buku...
10 December at 17:01 via Facebook Mobile · Like
Ade Anita sip sip..tks fi
10 December at 17:41 via Facebook Mobile · Like
Sari Viciawati mbak....! aku milih cerita kucing aja ah dari pada hantuuuuu... :p
10 December at 17:46 · Like
Astri Olifia ih mb ade serem deh ceritanya mana aq bacanya lg maghrib (ngaruh ya?) ... :)
10 December at 18:06 · Like
Nur Azizah mba adeeeeeeee...gak mau..gak mau, aku gak mau di share cerita yg kyk gini. huhuhu T_T

aku ketemu dlm mimpi aja, napasku udah megap2 beneran. zikir lidah rasanya kakuuuu bangettt...kyk dicekik :'(
10 December at 18:08 · Like
Ilham Q Moehiddin Hihihihihih..lucunya ibu dan anak ini. ngobrol dari satu topik ke topik lainnya dgn lucu dan ditulis dgn begitu menghibur. Hihihihihi, cerdas ya, Hawna.

Mungkin bagus tulisan ini dibuat berseri; Aku dan Hawna #3, sebab jika tak keliru kisah ...See more
10 December at 18:21 · Like
Leyla Imtichanah iiih... sereeem...aku jgn ditag lagi ya kalo yg horor2. Beneran, aku memang ga suka cerita horor. Apalagi kalo horornya horor Indonesia, itu hantu2nya kan deskripsinya sama dgn yg di tipi2.
10 December at 18:51 · Like
Diana R Wardhana mbak tp suamiku.. dr kcl sp skrg msh bs liat yg kayak gt.. klo crt jg kayak msh hawna.. expresi kagetnya msh keliatan.. klo d pikir2 kasian ya.. hihihi
10 December at 19:32 via Facebook Mobile · Like
Rizky Vidia Pratama Hmmm bagus br baca malem2 :s
10 December at 20:53 via Facebook Mobile · Like
Nur Rahma Hanifah Astagfirullah.... Hhhh... Smoga gak pernah lihat. Amin...
10 December at 21:20 via Facebook Mobile · Like
Witri Sansris giliran aqu yg "nyesel" baca kisah hawna hiks.. ^_^ BTW mba ade, aq pernah baca di majalah Ghoib, kalau anak2 yang bisa "melihat" itu sebaiknya ditutup jalannya. ya macam di rukyah gitu. buat kebaikan anak itu sendiri. krn suatu saat bisa jadi makhluk2 itu mengganggu bahkan mempengaruhi jiwa anak kita. maaf ya mba, aq kasian sm hawna sj.
10 December at 22:02 · Like
Elvinawati Nugroho masya Allah kasian kk hawna masa bermainnya "di ganggu", smg hawna bisa mengatasi nya dg baik & sgera di hilangkan, aamiin. Iyah bener kata m'wit, aq jg pernah baca dibuku. Klo dibuku yg qu baca kasus nya lbh buruk sampe bs "bkomunikasi" n solusi yg dilakukan dg cara ruqyah, allahua'lam.
10 December at 22:36 via Facebook Mobile · Like
Astrid Septyanti Fuyuharuaki Untung astrid bcnya subuh2,jin2 udh pd ngacir.
bnr mb kt mb2 diatas,
sbaikx dilatih hfl bbrp srt krn klo smpai dwsa. .
11 December at 04:43 via Facebook Mobile · Like
Astrid Septyanti Fuyuharuaki Blm smbuh,brarti ada jin bersemayam dlm tbh,lbh bhya kan?
smga kemampuan itu sgra hilang y mb, , , :)
11 December at 04:44 via Facebook Mobile · Like
Miyosi Ariefiansyah untung bacanya siang2,

wahhh jadi keinget film nya bruce willis yg the sixt sense itu lhohh mbk, seremmmm
jadi keinget muridku pisan yg tanpa rasa berdosa bilang, "bu yosi urang mah lihat hantu anak2?" dan aku bertanya "di mana nak?" dia men...See more
11 December at 13:45 · Like
Miyosi Ariefiansyah mbk ade sbaiknya gimana mbk?? soalnya ponakanku jg bisa lihat,

duhh knp ya slalu anak2 yg diserang,
11 December at 13:46 · Like
Miyosi Ariefiansyah mbk izin share
11 December at 13:47 · Like
Lin Wulynne innaa kaida syaithaani kaaana dha'iifa, sesungguhnya tipu daya setan itu lemah. anak kecil bisa diganggu mata, telinga, hidung(inderanya) krn bentengnya lemah. saya denger setan terluka (entah gimana terlukanya) jika diserang dg bacaan Qur'an. wallahu a'lam siy :)
11 December at 14:33 · Like
Akhi Dirman Al-amin Full ngeri bbanget. tapi aku bacanya malah sambil senyum2 :)
mbak juga sih, napa juga tanya2. ehehehehehe
mmgnya bam kemna mbak saat itu?
11 December at 15:11 · Like
Astrid Septyanti Fuyuharuaki Klau blh ksh srn,ndak sh di rukyah mb.sering2 aja putar murottal dirumah + brsha jaga wudhu.insylh lama kelamaan hlg
11 December at 16:15 via Facebook Mobile · Like · 1 person
Elisa Trisnawati serem banget sih de ..............emang bingung ya kl punya anak yg bisa liat gitu, membimbingnya ga boleh sampe salah.
11 December at 18:54 · Like
Afifah Ahmad Aku sempat baca ini tengah malam waktu suami kebagian ngantor malem....pas bagian tengah cepet2 deh kututup dipending buat pagi ajah...*ngaku kalo penakut*

eh...akhirnya malah kelupaan nerusin baca hehe

Tapi, kalau soal pengalaman Hawna meman...See more
12 December at 14:30 · Like
Dessy Aja awal2 baca kupikir wah cerita ibu yg penuh kasih nih..eh..lama2 ga tahan mbakk..ngaku deh..aku penakuutt..tinggal drumh sendiri aja tak berani..hehe....jd maaf tak kuselesaikan bacanya...
13 December at 21:01 · Like
Ade Anita oke.. aku catat, berarti untuk tulisan horor, aku nggak akan ngetag Leyla, nur azizah, dessy, sari dan anne... hehehe.. maaf ya...
14 December at 09:51 · Like
Ade Anita ‎@witri, elvi, hmm... dirukyah ya? jujur, rukyah itu sendiri masih ada di wilayah abu2 kalau nggak salah.. diperbolehkan ataukah tidak diperbolehkan dalam islam. Aku mungkin tidak akan merukyah hawna, lebih spesifiknya, tidak mau mengobati sesuatu dengan sesuatu yang masih diperdebatkan statusnya. Tapi terima kasih untuk saarannya.
14 December at 09:54 · Like
Ade Anita ‎@miyo: silahkan saja.
@lin: iya.. aku amat sangat percaya itu.
14 December at 09:59 · Like
Ade Anita ‎@diana: hehehe... iya.. kasian lagi mereka yang bisa melihat itu..
14 December at 10:00 · Like
Ade Anita ‎@akhi dirman: masalahnya, aku kasihan dengan hawna.. dia takut sendirian, jadi pingin berbagi aja meski aku nggak bisa melihatnya (eh, aku dulu bisa lihat loh, tapi sekarang sudah tidak bisa lihat lagi)... nah, berbagi itu ya mau nggak mau dengan cara bertanya..
14 December at 10:01 · Like
Astrid Septyanti Fuyuharuaki Iya mb,jgn dirukyah.msh diperdebatkn.
rajin2 dgrkan murottal dan mengaji sj.
14 December at 18:28 via Facebook Mobile · Like

Sebuah Awal dari Seorang Anak Dara

Sebuah Awal Untuk Seorang Anak Dara
by Ade Anita on Tuesday, 16 November 2010 at 22:29
Wajah memelas itu memandangku dengan tatapan ragu. Gamang dengan kemampuan sendiri. Ragu dengan kebisaan yang tersembunyi dalam dirinya.

"Tanggung jawabnya berat bu."

Keraguan di wajah itu sudah amat sangat jelas. Mungkin terkontaminasi juga dengan rasa tidak percaya diri yang kental. Entahlah. Tapi aku menaruh rasa percayaku pada pundaknya dengan amat yakin. Seyakin batu karang yang berdiri paling depan menghadapi ombak. Yakin bahwa ombak tidak akan menghancurkannya.

"Bisa, kamu bisa. Sudah, ayo kerjakan."

Aku mencoba untuk meyakinkannya. Semua hal besar memang harus dimulai dari sebuah langkah awal. Dan sebuah awal memang akan terasa berat bagi mereka yang belum pernah melakukan sebelumnya. Kemungkinan untuk gagal memiliki nilai 50%. Karena kemungkinan inilah maka banyak yang takut untuk melakukan sebuah langkah awal. Lebih memilih untuk cari sesuatu yang aman; yaitu terus berkutat dengan sebuah kebiasaan lama yang sudah terbaca jelas gerakannya dan sudah bisa diramalkan hasil akhirnya. Rasa aman karena terhindar dari kemungkinan melakukan salah ada dalam genggaman.

Semua orang memang menyukai sesuatu yang memberi kepastian sebuah hasil yang menguntungkannya, memudahkannya, menyenangkannya.

Jika bisa ditempuh jalan yang mudah, kenapa harus mencari yang sulit?
Jika bisa ditempuh tanpa harus berpeluh, kenapa harus menempuh jalan berliku?

Tapi jika ingin maju tetap harus meniti anak tangga baru.
Buang dulu segala ragu, demi menyongsong hari baru.

"Ibu... Aku nggak bisa."
"Sudahlah Arna, ibu cuma minta tolong pegangin telor. Mangku doang. Begitu saja kok ragu sih, kan sudah kelas enam sekarang. Sebentar lagi jadi gadis remaja, masa megang telor satu kilo saja takut. Atau kamu mau mangku Hawna? Dia tidur, beratnya sama seperti karung beras. Bagaimana?"

---------
Penulis: Ade Anita
Ketika notes ini aku perlihatkan pada Arna, dia hanya menggeleng. "ck..ck..ck. Nggak penting deh ibu."
"Iya, saat ini emang nggak penting. Tapi 10 atau 15 tahun lagi, kita berdua akan mentertawakan kejadian ini bersama. Atau, jika ternyata ibu sudah meninggal dunia, ini jadi salah satu kenangan ibu yang menyenangkan bersama kamu. I love You."

Notes ini aku buat karena lucu aja dengan semua penolakan arna untuk bawa telor. Gaya bahasa dia rada hiperbola, yg bilang tanggung jawabnya besarlah, aku nggak sanggup nanggung resikonya. Hahaha , gaya bahasa bisa membuat sebuah hal remeh terdengar berat, tapi kadang bisa bikin hal berat menjadi asyik terdengar. Asyik untuk digoda.
Like · Comment · Share · Delete
Dwi Klik Santosa, Nur Rahma Hanifah, Aquilla Genny and 9 others like this.
Ragil Papa Aira Kadang sesuatu yg sepele memang di rindukan di waktu yg akan datang ya bu..
15 November at 19:54 via Facebook Mobile · Unlike · 1 person
Ade Anita hehehe iya...
15 November at 20:24 via Facebook Mobile · Like
Arfianti Dwi Kusuma Setuju...belajar tgg jwb dr hal2 yg kecil...
15 November at 20:26 via Facebook Mobile · Unlike · 1 person
Ade Anita he eh..makasih ya dah baca notes nggak pentingku..
15 November at 20:46 via Facebook Mobile · Like
Aisyah Dian kata siapa nggak penting mbak ade, note's ini sarat dengan nasehat kehidupan.

suka bangets dengan penggalan kalimat-kalimat mbak ade ;)
15 November at 23:07 · Unlike · 1 person
Indria Auliani Emang ada hubungannya ya mbk, antara jd anak gadis n bisa mangku telor hehehehe
16 November at 04:23 via Facebook Mobile · Like
Ade Anita hehehe ..kan I told you before ini notes nggak penting.
makasih ya aul. maaf ya.
16 November at 16:42 via Facebook Mobile · Like
Ilham Q Moehiddin ‎@Ade..
Asiknya membaca jika kau bercerita mba Ade. ^_^ Mengalir, tanpa halangan, dialog bertautan, terbayang di benak melihat ibu dan anak bercakap-cakap seru ^_^

--------
"Tanggung jawabnya berat bu."
...See more
16 November at 17:06 · Unlike · 1 person
Ade Anita ‎@aisy: makasih ya aisy..untuk apresiasimu yg selalu membuat melayang
16 November at 17:08 via Facebook Mobile · Like
Ade Anita ‎@ilham: mungkin karena di rumah kami suka ngobrol dan saling bercerita (kadang kesal dengan batasan waktu). Pokoknya semua harus dibawa happy agar ikhlas mudah diraih.
16 November at 17:11 via Facebook Mobile · Like · 1 person
Nazla Luthfiah hahaha, tapi memang berat megang telur mba :D

oooh, gaya bahasa anak ini yang bikin hidup jadi berwarna! sejak kecil gaya bahasa di rumah saya selalu penting, thx to my dad
16 November at 17:57 · Unlike · 1 person
Ade Anita ‎@lulu: iya sih. Dulu pernah satu kilo kan isinya 18 butir, nah, begitu sampai rumah ternyata ada tiga yang pecah. Jadi sejak itu jadi pada keberatan kalo disuruh bawa telor.
16 November at 22:21 · Like
Astrid Septyanti Fuyuharuaki bhsa berat?nurun dr ibunya tu mbak :)
kdg memang hrs keluar dr zona nyaman utk sesuatu yg lbh baik,meski mmg tdk mdh
16 November at 22:38 via Facebook Mobile · Unlike · 1 person
Tyas Amalia Yahya hmmm jangan2 mba Ade marah2 ya waktu telornya pecah 3? jadinya pada takut tuh. hehe.
aku pas masih kecil pernah disuruh bawa telor, terus aku bawanya diayun2 sambil lari2 kecil. alhasil pecah semua. *jangan ditiru*
sampe rumah cengarcengir aj...See more
16 November at 22:51 · Unlike · 1 person
Cepi Sabre ini ceritanya si ibu membalas 'nggodain' anaknya setelah beberapa hari digodain arna karena salah tanggal itu ya? hehehe...
16 November at 23:09 via Facebook Mobile · Unlike · 1 person
Dewayanie Prasetio kesannya lebay ya? tp begitulah, sebenarnya dia sungguh khawatir... Bagaimana kalau telornya pecah lagi, blm lg ibu marah2 dan aku menanggung bau telor ... hehehehhe
17 November at 07:02 via Facebook Mobile · Unlike · 1 person
Nur Azizah asli aku bengong pas baca akhirnya mbak :))
depannya kyknya serius bgt, pas endingnya bikin cengo'! :D :D

mbak ade berhasil menipuku. eh apa arna ya? hihihi
17 November at 07:08 · Unlike · 1 person
Ade Anita ‎@mbak yani: h iya..ya itu gaya bahasa hiperbola ..jadi lucu aja..
17 November at 09:04 via Facebook Mobile · Like
Ade Anita ‎@nur azizah: ya itu tadi... komentar arna dengan gaya bahasanya itu yang menginspirasiku... aku aja langsung mendelik dan ngakak denger gaya penolakan dia...
"Ah ibu, berat nih tanggung jawabnya... aku nggak bisa."...
"Kamu mau megang telor...See more
17 November at 10:32 · Like · 1 person
Ade Anita ‎@cepi: waduh.. masih inget yang kasus salah tanggal itu? hahahaha... nggak.. ini emang kejadian asli.. gaya bahasanya anakku itu lucu banget waktu mau nolak.
17 November at 10:33 · Like
Ade Anita ‎@tyas: hehehe, kebetulan, aku termasuk ibu yang jarang marah tapi doyan bercanda sepertinya... nggak sih, nggak marah waktu tempo hari pecah. Karena emang salah aku juga yang godain dia selama jalan.. cuma dengan bilang.."hati-hati nak.. hati-hati..." terus menerus.. tahu sendiri kan, kalimat hati2 yang diulang terus terusan malah bikin orang deg degan.. hahaha.. aku senang aja godain dia...
17 November at 10:35 · Like
Ade Anita ‎@astrid: iya betullllllllll... kan mau naik tingkat kemampuan ceritanya.. jadi emang harus keluar dari comfort zone..
17 November at 10:35 · Like
Nur Rahma Hanifah Hihihihihihiihiiii, ngebayangin apa yang pernah dilakukan tyas itu!

Trus... Trus.... Mbak adeeee, this'is one of your greatest note that I ever read :D kocak, lucu. Hihihihhiiiii. Tauu gak mbak, aku tuh udah mau terbawa suasana melankolisnya...See more
17 November at 11:36 via Facebook Mobile · Like · 1 person
Nur Rahma Hanifah ‎*lihai maksudnya mbak. Lihai memetik dan menyampaikan suatu pelajaran berharga dari hal2 yg sederhana dirasa :)
17 November at 11:40 via Facebook Mobile · Like
Nur Azizah hahahaa.a...aduuh...duh...menyenangkan sekali keluarga mba ade ya
*iri.com :P

itu ketularan bhs sastra ibunya ato bahasa berat ayahnya? hehe
17 November at 13:33 · Like
Elisa Trisnawati hahahahhaha Ade hebat deh, kejadian sederhana bisa menjadi sesuatu yg indah dan bermakna dlm penuh pelajaran. Aku udah baca serius2 kupikir ini serius.......ternyata dimintain pegang telor....hehehhe
17 November at 15:40 · Like
Dwi Klik Santosa sesuatu yang hebat bisa muncul dari keyakinan : aku bisa! ..
17 November at 18:13 · Like

Kambing Ngumpet


[Lifestyle] by Ade Anita on Thursday, 18 November 2010 at 06:41

“Ayo kita makan di luar. Sepertinya, makan soto enak nih.”
“Setuju, ayo deh.”

Akhirnya, keluarga kecilku pun mulai berjalan kaki menuju rumah makan (oh ya, keluarga kecilku memang pecinta jalan kaki. Bahkan kami menghitung setiap langkah kaki setiap harinya, harus melebihi 5000 langkah kalau bisa. Diusahakan mencapai 10.000 langkah).

Kambing Ngumpet

Kambing Ngumpet
by Ade Anita on Thursday, 18 November 2010 at 06:41
“Ayo kita makan di luar. Sepertinya, makan soto enak nih.”
“Setuju, ayo deh.”

Akhirnya, keluarga kecilku pun mulai berjalan kaki menuju rumah makan (oh ya, keluarga kecilku memang pecinta jalan kaki. Bahkan kami menghitung setiap langkah kaki setiap harinya, harus melebihi 5000 langkah kalau bisa. Diusahakan mencapai 10.000 langkah). Di tengah jalan, ketika kami masih asyik ngobrol dan bercanda-canda, tiba-tiba ada kerumunan anak-anak yang bersarung berlari-lari menuju ke arah kami. Ada apa ini? Sayup-sayup mulai terdengar suara teriakan, kian lama kian jelas dan akhirnya amat jelas.

“Ada kambing kabur… ada kambing kabur!”

Hah? Masya Allah. Aku langsung menghentikan tawa dan canda.

“Mas, pegang Hawna mas, kalau ada kambing kabur beneran ke arah kita, aku takut nggak bisa megang Hawna yang panic ketakutan.” Lututku memang sering sakit jika harus melakukan gerakan mendadak. Entahlah, sering nyeri yang menusuk. Itu sebabnya anak-anakku kuat-kuat berjalan kaki sejak kecil, sepertinya karena aku memang amat jarang menggendong mereka karena sakit di lutut tersebut.

Akhirnya, Hawna, anak bungsuku yang baru berusia 4,5 tahun pun berpindah gandengan. Tiba-tiba, dari arah depan tampak seekor kambing berlari ke arah kami. Di belakangnya ada segerombolan anak-anak yang berteriak panic mengejar sambil berteriak “kambing kabur… kambing kabur.”

Waduh, kenapa anak-anak itu malah mengejar kambing itu sambil berteriak, itu kan malah bikin kambing makin panic. Aku dan anak-anak siaga, tidak melanjutkan perjalanan dan menunggu situasi lanjutan. Tepat tiga meter sebelum menghampiri kami, kambing itu tiba-tiba berbelok dengan amat lincah dan gerakan menikung yang amat tajam. Ciiiitt. Kambing itu berbelok ke arah tukang bakso yang sedang mangkal di pinggir jalan. Semua pembeli bakso yang sedang duduk di belakang tukang bakso yang meracik bakso kontan berdiri dan berlari menjauhi gerobak. Sementara kambing yang bersembunyi di belakang gerobak bakso tiba-tiba juga langsung tampak terpekur diam, kaku. Segera pemilik kambing mendekati kambing tersebut dan menarik tali kokang yang masih bergayut di leher kambing.

Alhamdulillah, kambing itu berhasil dikendalikan. Semua orang lega luar biasa. Aku dan keluarga kecilku pun kembali melanjutkan perjalanan. Anakku iseng bertanya padaku:

“Kenapa kambingnya langsung nurut ya bu? Percuma saja dia lari kesana kemari kalau cuma ngumpet di tukang bakso saja pelariannya.”

“Hehe, stress kali, dia dapat kenyataan, teman seperjuangannya si sapi berakhir jadi Bakso. Jadi dia pikir, lebih baik dia pasrah jadi kambing kurban, pahalanya lebih besar daripada cuma jadi bakso.”

“Atau, dia pingin makan bakso kali untuk makanan terakhirnya sebelum disembelih?” Anakku yang lain menawarkan alternatif jawaban lain.

“Anything could happen sepertinya, nak. Obama saja suka makan bakso, begitu juga kambing.

====
Penulis: Ade Anita.
Semula mau diikut sertakan untuk lomba FF 200 kata-nya Dang Aji yang bertema Akur (Aku dan Kurban) yang berhadiah buku terbaru Dang Aji, tapi, dengan 200 kata ternyata terlalu banyak kata yang harus dibuang dan malah menghilangkan gaya asliku bercerita… hehe.. ya sudahlah tidak jadi diikut sertakan di lomba tersebut. Share disini saja deh. Semuanya ada 300-an kata). Ini kejadian nyata semalam di malam takbiran.

Buat yang mau ikutan AKUR, lihat saja di wallnya Dang Aji, ditunggu hari ini sampai pukul 17.00 katanya. Sukses buat semuanya.

Like · Comment · Share · Delete
Resmi Ayu, Aufa Nurfiana Rahman, Aquilla Genny and 13 others like this.
Cepi Sabre untungnya, kambing itu berhenti di tukang bakso. seandainya itu kambing berhenti di tukang sate, maka dia akan berkata: "pulang kampung, nih."

hehehe ...
17 November at 10:41 · Like
Dang Aji Sidik hahaha... ada obama segala!
17 November at 10:41 · Like
Bunda Radith 'Atha' ћªǟªћªǟªћªǟªћªǟª .... Lucuuu, spontan N always smart answer :)
17 November at 10:41 via Facebook Mobile · Like
Ade Anita ‎@cepi: hahaha...aku spontan swnyum baca komenmu...
17 November at 10:44 via Facebook Mobile · Like
Ade Anita ‎@sabg aji: iya..obama topik yg lagi naik daun soalnya
17 November at 10:45 via Facebook Mobile · Like
Ade Anita ‎@bunda: iya, kids always have smart answer yg menyenangkan hati dan menerbitkan semangat ya..
17 November at 10:47 via Facebook Mobile · Like
Elisa Trisnawati Sederhana dan lucu ceritanya......
17 November at 11:21 via Facebook Mobile · Like
Dang Aji Sidik nggak papa, dianggap peserta aja. biar rame!
17 November at 11:30 · Like
Ade Anita ‎@dang sji" boleh? horeeee
17 November at 11:35 via Facebook Mobile · Like
Mieny Angel Bakso ting ting....2 mangkok Bang. satu untuk moo satu untuk embek...hihihi
17 November at 11:52 · Like
Faradina Izdhihary heheh kambing itu mencium aroma temannya ehm maksudku penggembalanya yg sdh beberapa bulan resign dan pilih jd tukang bakso
17 November at 11:59 · Like
Arfianti Dwi Kusuma Ha3...embeknya lebayyy...cuma pengen heboh...
17 November at 12:04 via Facebook Mobile · Like
Eka Kumala Sinta tulisan2 mba ade selalu Freshh... meski terinspirasi dr kejadian2 kecil dan sederhana. Luar Biasa! Makasi Mba Ade.. :)
17 November at 13:05 · Like
Anne Adzkia Indriani Hehehe...aya aya wae.btw,mbak ade mah ga cocok ikut lomba yg jumlah katanya dikit2 ya mbak..soalnya kalo cerita pasti panjang, n kalo dibikin pendek pasti serunya ilang,hehehehe.
17 November at 14:46 via Facebook Mobile · Like
Dewayanie Prasetio Huekekekke, kalimat terakhirnya...

Btw, kalau aku yg ngalamin kyk gitu, pasti dah teriak2 habisss
17 November at 14:54 via Facebook Mobile · Like
Naqiyyah Syam Full Du kambing minta bakso? Jd pengen hehe
17 November at 15:31 via Facebook Mobile · Like
Nur Azizah ya amppun...kok aku bs terlewat liat note ini ya?
hehe...seperti biasa, cerita mba ade amat segaaarrrrr :)
17 November at 16:03 · Like
Hairi Yanti Hihihihi... Lucu mbak :)
17 November at 16:54 via Facebook Mobile · Like
Dwi Klik Santosa segeerrrr, mbak ....
17 November at 18:18 · Like
Fitri Gita Cinta Kekekekeke... Klo aq dah ngibrit duluan...
17 November at 20:06 via Facebook Mobile · Like
Tyas Amalia Yahya hehehe.. aya2 wae Mbak Ade mah :))
17 November at 22:43 · Like
Aquilla Genny nice... cerita sederhana tapi lucu banget Mbak... Btw... jadi inget sama kambing yang di foto kemarin... ixixixixixixi :)
18 November at 10:37 · Like
Astrid Septyanti Fuyuharuaki hehehe
kambing yg cerdas. :p
kita jg hrs gt donk,memilih sgla sesuatu yg berpahala :)
18 November at 11:38 via Facebook Mobile · Like

Apa kabar tanaman Cintaku

Apa Kabar Tanaman Cintaku?
by Ade Anita on Sunday, 21 November 2010 at 06:25
"Gagal lagi ya?"
Kepala itu mengangguk lemah. Aroma kesal begitu kentara. Bau kecewa sudah merebak kemana-mana. Terbawa angin senja. Melayang lalu berputar-putar enggan berlalu.

"Yang sabar ya. Memang begitu itu dia. Menghadapinya harus sabar."
"Tapi hancur terus, sepertinya suram deh, nggak ada harapan."
"Hadapi dengan hati-hati. Jangan terlalu agresif emang. Tapi juga jangan terlalu cuek. Harus dengan penuh kelembutan. Juga pelan-pelan. Ya sabar deh kuncinya."

Kata orang, demikianlah tanaman cinta dipelihara.
Ketika kita berusaha menggenggam cinta dengan amat kuat, maka kelopak bunganya akan rontok satu persatu. Karena cinta butuh kebebasan untuk tumbuh berkembang tanpa kekangan apapun.
Tapi ketika kita memutuskan untuk membebaskannya tanpa sentuhan apapun, tanaman cinta pun akan layu karena merana. Lalu mati merangas. Siapa yang bisa bertahan dari derita kesepian?

"Kesal, sepertinya calon gagal lagi deh."
"Belum tentu."
"Kalau gagal gimana?"
"Kita nggak pernah tahu berhasil atau tidak kalau tidak mencoba kan? Ayo, go for, jangan ragu. Kalau sudah nyoba dan ternyata gagal setidaknya kita bisa bilang ke orang lain bahwa kita sudah pernah mencobanya, cuma belum berhasil. Kamu nggak bakalan bisa bilang ke orang lain bagaimana situasi itu bisa dilewati kalau tidak pernah berusaha mencoba sama sekali."

Dan demikianlah misteri semua sisi kehidupan kita terjadi.
Setiap hari, setiap waktu, bahkan setiap detik ketika akan menarik napas, kita akan dihadapkan pada sebuah situasi harus memilih.
Ingin berusaha dengan mengerahkan segenap kemampuan yang kita miliki guna mengerjakan sesuatu yang masih baru atau menyerah pada arus situasi yang sudah ada terlebih dahulu?
Ingin melakukan perubahan atau memilih untuk berdiam diri dan terus mengusap-usap kejayaan yang sudah terbangun sebelumnya?
Jangan pernah berbangga diri jika memilih untuk berdiam diri tidak melakukan perubahan yang lebih baik dibanding hari kemarin.
Gagal itu hanya sebagian saja dari konsekuensi yang akan kita terima jika kita berusaha. Tapi, kesuksesan adalah sebagian lain yang juga dapat kita peroleh setelah kita belajar dari kegagalan yang pertama.

“Jadi, begini ini nak caranya agar berhasil. Setelah kamu bentuk bulat perkedelmu, masukkan ke dalam wajan, lalu biarkan saja hingga bagian bawahnya berwarna kecoklatan. Jangan tergesa-gesa ingin cepat-cepat membaliknya sebelum matang. Perkedel itu jenis gorengan yang sensitive memang. Kalau terburu-buru dibalik sebelum matang, dia akan hancur. Jika terlalu lama direndam di telur, dia juga bisa cepat hancur. Tapi kalau tidak dilapisi telur, dia juga bisa hancur. Dan tebak apa yang terjadi kalau kamu membulatkannya tidak dengan kesabaran?"
"Dia akan hancur?"
"Iya. Dia juga bisa hancur. Lalu, kalau dibiarkan saja tidak diapa-apakan di atas penggorengan, dia akan gosong.”
“Repot ya bu. Banyak maunya nih gorengan. Sensi nggak karuan, bikin repot banyak orang.”
“Sama saja nak. Sama seperti karakter orang ya. Kalau terlalu sensi, malah jadi menyebalkan. Sekarang kamu mengerti kan, kenapa ibu sering mengingatkan dirimu agar tidak terlalu manja dan gede ambek. Nanti kamu jadi seperti perkedel. Bikin repot banyak orang.”
“Ahh…. Ibu nih.”
“Tuh.. kan. Baru juga diomongin, sudah manyun lagi bibirnya.” Dan lalu wajah cemberut itu mencoba untuk tersenyum. Mengusir awan mendung yang ingin selalu mampir agar segera pergi, hingga cahaya matahari bisa terus bersinar ceria. Menerangi bumi, menerangi hati.

===============
Penulis: Ade Anita.
Catatan penulis:Akhirnya, Arna bisa membuat perkedel loh. Ditaruh di piring tertata dalam dua bagian yang bersebelahan. Jika malas mengunyah, bisa ambil bagian yang sebelah kiri. Bentuknya hancur memang, tapi rasanya enak dan tidak perlu lelah memotong karena sudah berbentuk orak arik yang lezat. Tapi jika ingin makan dengan cita rasa restorant yang mewah, ambil perkedel yang ada di sebelah kanan. Bentuk bulatnya amat menawan, dan rasanya… mungkin ini merupakan perkedel terlezat yang ada di muka bumi ini. Itulah perkedel buatan anakku (hehehe).

Notes ini aku buat ketika tiba-tiba lututku sakit, nyeri, dan tanganku kemasukan buluh yang sulit diambil. Akhirnya, minta tolong Arna untuk bantuin masak untuk makan malam.Lalu, tiba-tiba aku ingat kematian. Lalu, tiba-tiba aku ingat, betapa belum banyak bekal yang bisa aku berikan pada anak-anakku. Jadi, notes ini aku tulis untuk kenang-kenangan dan nasehat untuk diriku dan anak-anakku (untuk berjaga-jaga, siapa tahu aku tidak bisa ada di sisi mereka suatu hari kelak karena harus pergi menghadap Sang Khalik).

ini gambar gurita, arna yang menggambarnya sendiri di notebook.

Like · Comment · Share · Delete
Nurul Asmayani, Teddie Wasito, Rafika Azriwati and 16 others like this.
Pratiwi Ws ‎:)
20 November at 17:30 · Like
Arlina Fajri Critax menarik bnget,bnyak hkmah yg bs d ambil.
20 November at 17:35 via Facebook Mobile · Like
Resmi Ayu De, selalu dan selalu memberikan pencerahan dalam setiap tulisan kamu.. ♡·♥ τнänk чöü ♥·♡ for sharing this note.
20 November at 17:42 via Facebook Mobile · Like · 1 person
Ade Anita ‎@ayu: pa kabar? dah lama nggak ninggalin jejak...eh, aku juga dah lama nggak mampir ke wallmu... senang ih..makasih ya..
20 November at 18:14 via Facebook Mobile · Like
Ade Anita ‎@arlina, pratiwi: makasih dah mampir..
20 November at 18:15 via Facebook Mobile · Like
Afifah Ahmad cerita keseharian mbak Ade selalu bisa disajikan dengan amat istimewa, resepnya apaan sih? hehe

Kalau catatan terakhir itu mengingatkan saya pada film "my life without me" tentang perempuan penderita kangker rahim yang sukses memberi bekal k...See more
20 November at 18:40 · Like · 1 person
Anne Adzkia Indriani Whatta great lesson, mbak...tp ujungnya bikin merinding. Mmg sih,kita harus mempersiapkan kematian dgn cara apapun...salam buat Arna ya :)
20 November at 18:47 via Facebook Mobile · Like
Arfianti Dwi Kusuma Hmm..seperti yg sblm2nya...kejadian biasa yg disuguhkan mjd luar biasa..ibarat masakan dr bhn2 sederhana diramu n diracik oleh ade mjd masakan yg lezat dan pas dilidah...(dr kmrn2 pengen komen spt ini,br dpt kata2 yg pas kyknya..he2)..tx ade..
20 November at 19:01 via Facebook Mobile · Like
Indria Auliani Lututnya dah diperiksa ke dok mbk? Kmarin tumitku jg sakit stiap dibwa jalan,pas difoto trnyata osteo, kata dok gk bs diobati tp bs diminimalisir dgn minum su2 one a day. Or kalo mbk ade mau bisa ke alternatif (yg bs dipercaya), katany oste...See more
20 November at 20:02 via Facebook Mobile · Like
Astrid Septyanti Fuyuharuaki hmmm..mmg bgtu shrsnya kita berpikir & bersiap.makasie y mb Ade notenya.
20 November at 20:24 via Facebook Mobile · Like
Bunda Radith 'Atha' Eyalahhh... سُبْØ­َانَ اللّÙ‡ُ , hmpr sj aq slh tafsir mengartikn note mu mbaa kl gak bc smp abis tnyt ending'y ttg arna & perkedel... ĦïĦïĦïï.. namunnn makna yg bs di tangkap luas skl yaaa, tak pikir ttg nasehat s'org ibu kpd anak'y yg mo d...See more
20 November at 21:19 via Facebook Mobile · Like
Nur Rahma Hanifah GREAT!!!!!
20 November at 21:24 · Like
Nur Rahma Hanifah btw mbak, hubungannya antara judul notesnya dengan isi notesnya apa ya mbak?? aku agak lemottt nih... hehehehee
20 November at 21:42 · Like
Ade Anita ‎@afifah: nggak tahu.. dia mengalir begitu saja. Asalnya sih karena ada obrolan aku dan anak2 yang suka melentingkan kalimat2 ajaib, dan karena ada handphone yang selalu di dekatku, aku suka tulis "quotes" yang menarik itu, terus setelah, jadi pingin nulis biasanya... dan lahirlah.Pokoknya tulis saja yang ada di kepalaku. Tapi jangan pernah langsung memperlihatkannya pada orang lain, Harus dilihat dulu, diperbaiki, revisi, edit sana sini.
21 November at 06:04 · Like
Ade Anita ‎@anne: makasih anne..merinding ya? iya.. kematian kan pasti akan datang menjelang, tapi entah kapan dia akan datang.
21 November at 06:05 · Like
Ade Anita ‎@fifi: hehe, kamu suka bikin hati melambung deh fi.. makasih ya. Mau dimasakin apa lagi? *berharap bisa masak enak beneran
21 November at 06:06 · Like
Ade Anita ‎@aul: belum sih, belum periksa. Cuma konsul aja ke dokter akupuntur. Katanya ya seperti yang kamu bilang, faktor usia jadi lapisan di lututnya menipis, terlebih karena berbagai kegiatan yang bersinggungan dengan lutut... aku diminta minum ...See more
21 November at 06:14 · Like
Ade Anita ‎@aul: terima kasih ya untuk perhatian dan kekhawatirannya. Kamu sudah seperti saudara bagiku. Makasih.
21 November at 06:15 · Like
Ade Anita ‎@bunda: hahahaha.... iya.. aku kan ibu rumah tangga murni, tidak kerja di luar rumah, jadi apa yang aku tulis ya tidak pernah jauh dari apa yang aku lihat sehari-hari di kegiatan rumah tangga. Pergaulan dengan anak2, suami dan tetangga...
21 November at 06:16 · Like
Ade Anita ‎@astrid: sama-sama astrid. makasih juga
21 November at 06:16 · Like
Ade Anita ‎@Ifah: hehe.. hubungannya? hmm... nggak tahu, tapi aku selalu merasa bahwa hal terpenting untuk sebuah tulisan adalah pemilihan judul yang harus menarik. Judul yang amat eye catching... judul yang bikin orang mau melirik dan sudi mampir. D...See more
21 November at 06:20 · Like
Hairi Yanti Mbak Adeee.. Suka banget ama notesnya. Betul bgt, masak perkedel memang butuh kesabaran, begitupun masak yang lain. Huaaa.. Batapa banyak pelajaran yg terjadi di sekitar qta tapi luput qta amati ya mbak.
Makasiiih ya mbak buat sharingnya :)
21 November at 07:07 via Facebook Mobile · Unlike · 1 person
Ade Anita sama-sama yanti... makasih juga..^_^
21 November at 07:39 · Like
Nur Rahma Hanifah Hohohohoohooo, iya iya bener mbak. Hehe. Sipsip deh kalau begituu. Makasi banyak ya mbak ade :)
21 November at 08:46 via Facebook Mobile · Unlike · 1 person
Fahri Asiza Filosofi perkedel yg menawan...
21 November at 08:50 · Unlike · 1 person
Ade Anita ‎@fahri asiza: makasih ya... senang dirimu mampir ke sini..^_^
21 November at 09:14 · Like
Ade Anita ‎@ifah: sama-sama ifah..
21 November at 09:15 · Like
Ade Anita ‎@yanti: iya yah.. masak itu tidak semudah seperti yang ditayangkan farah queen ya...hehe...
21 November at 09:15 · Like
Nur Azizah perkedel makanan yg sensitif. begitu jg cinta. ia tdk bs dikekang dan tdk bs jg dibiarkan.
21 November at 10:16 via Facebook Mobile · Unlike · 1 person
Nur Azizah memperlakukannya dg tepat akan membuatnya tumbuh menawan :)

suka filosofinya mbaaak :)
21 November at 10:17 via Facebook Mobile · Unlike · 1 person
Ade Anita iyaaa... aku sampai terhenyak pas lagia ngobrol di dapur sama arna.."what? that's its. ini obrolan yang bagus nih buat ditulis."...langsung saja aku tulis.. hahaha.. dasar penulis ya..
21 November at 10:22 · Like
Nur Azizah hebat yaa...inspirasi mmg bs datang kapan saja dan dimana saja, termasuk ktk membuat perkedel ini. hehe
21 November at 10:43 via Facebook Mobile · Like
Ade Anita iya.. kamu kan punya anak perempuan, nanti bisa mengalami deh apa yang aku rasakan.. pinginnya buru2 ngasih nasehat macem2 buat bekal dia besar nanti, tapi tetap saja harus sabar dan disesuaikan dengan usia dan kemampuannya.. tapi kadang khawatir, jika sampai waktunya nanti, masih hidup nggak ya aku? jadilah tulisan ini sebagai warisan saja deh kelak siapa tahu tidak sampai umurku..
21 November at 10:47 · Like · 1 person
Indria Auliani Kita kan mmg sodara mbaaa *muaaah* coba alternatif aj mbk. Smg ga smakin mengganggu sakitnya. Usia mmg bs ga tau kpn brakhirnya, tp kalo boleh memilih, betapa menyenangkannya bs ttp lincah sampai pd akhirnya. Smangat mbk!
21 November at 14:13 via Facebook Mobile · Like
Faradina Izdhihary Mbak.... aku gemetar membacanya. Aku pun suka menulis salah satunya supaya kelak bila tiba2 aku harus pulang, ada yang kutinggalkan untuk anak2ku.
21 November at 14:16 · Like
Ilham Q Moehiddin Aku paling suka the immortal flowers (Edelweis) bunga langka dan dilarang..hehehehe
Aku pernah memetiknya sekarangan besar saat ke gunung Bromo, dan sekarang masih ada kusimpan. Itu 15 tahun lalu.
---------

Tapi asik menyimak "alih keterampila...See more
21 November at 18:06 · Like
Arfianti Dwi Kusuma Ade..aku baca sekali lg notes ini bareng anakku yg besar..kok rasa n 'sensasinya' beda wkt baca sendiri ya? Rasanya gimana gitu..dalem banget..pas sama2 saling bertatapan..ternyata matanya sama2 berkaca2...hehehe...makasih ya de...
21 November at 19:43 · Like
Nurul Asmayani T_T penuh haru di endingnya
22 November at 23:18 · Like
Ade Anita ‎@ilham: 15 tahun? ya... ya.. dia benar=benar tanaman immortal ya.. (meski agak dag- dig dug juga jika semua pendaki gunung memetiknya, generasi yang akan datang akan melihat tanaman ini bertengger di gunung atau di pot dalam lemari ya nanti? hehe)..
23 November at 10:17 · Like · 1 person
Ade Anita ‎@mbak farad: iya.. aku baca bukumu juga terharu..bagus deh mbak..
23 November at 10:18 · Like
Ade Anita ‎@@fifi: waa... kedatangan yang kedua kalinya ya... makasih.. makasih
23 November at 10:18 · Like
Ade Anita ‎@nurul: makasih ya
23 November at 10:18 · Like
Cepi Sabre saya baca catatan ini beberapa hari lalu. ketika itu malam minggu. kupikir, bakal dapat sangu buat malam mingguan. hehehe ...

tapi tak apa. setidaknya, malam minggu kemarin bisa saya ceritakan pada seorang gadis bahwa memasak perkedel itu ta...See more
24 November at 21:34 · Like

Aku SUka HUjan

Aku Suka Hujan
by Ade Anita on Friday, 05 November 2010 at 07:24
1. Satu
"Aku selalu menyukai hujan." Itu yang aku katakan pada banyak orang.
"Kenapa?" Dan itu yang banyak orang tanyakan padaku.
"Karena hujan punya punya ritme tersendiri yang romantis. Dimulai dengan suasana teduh, lalu mendung, lalu hujan pun turun. Dan ketika hujan mereda, ada matahari yang malu-malu mengintip, hingga pelangi harus menurunkan tirainya agar malu matahari tidak tersingkap dengan cepat."

2. Dua
"Tapi sekarang cuaca sering ekstrim tidak terduga. Siangnya panas terik bukan main, tapi sesaat kemudian hujan turun dengan deras. Apakah kamu masih menyukainya?" Itu yang kamu tanyakan padaku.
Membuatku terdiam lalu menengadah ke atas.
Mencoba membaca awan, membaca warna langit.
Aku suka warna biru.
Aku suka warna putih.
dan Aku juga suka warna kelabu yang itu.
"Ya, aku tetep suka hujan. Karena hujan bisa menghilangkan debu di atas batu. Aku selalu berdoa, agar begitulah Allah menghapus dosa-dosaku yang panjang tercecer di sepanjang jalan berbatu yang telah aku lewati."

3. Tiga
"Bagaimana jika pelangi tidak pernah muncul setelah hujan berhenti?"
Aku kembali menengadahkan kepala ke atas dan menatap langit yang luas,... amat sangat luas.
"Tidak mengapa. Keindahan kan tidak selalu muncul di akhir sebuah pertunjukan."
Ada awan yang berarak datang berbentuk perahu di hamparan langit yang kutatap
Di belakangnya ada juga awan kelinci, ikan, hati, bulatan, serta... awan yang berbentuk senyuman.
"Tapi ada sesuatu dalam kalimatmu yang salah." Aku berhenti menatap kemegahan langit yang luas.... amat sangat luas.
"Jangan pernah menggunakan kata tidak pernah. Pelangi selalu muncul selama matahari tidak terlambat datang menjenguk.

4. Empat.
"Ayo, kita pulang."
"Tapi masih hujan. Kepalaku sering pusing jika kena hujan."
"Katamu suka hujan."
"Iya, aku tetep suka hujan. Tapi kan bukan berarti bisa langsung melebur jadi satu karena rasa suka itu."
"Kalau suka, cinta, seharusnya tidak merasa berat jika ingin bersamanya."
"Tidak. Aku tidak mau kehilangan diriku sendiri hanya karena rasa cintaku yang egois. Jika bersamanya akan membawa derita dan nestapa yang panjang, kenapa harus dipertahankan? Cinta kan tidak harus membawa derita. Cinta seharusnya membawa bahagia."

"Sudah, ayolah. Hujan mulai mereda. Kita bisa pakai payung berdua."
"Ya... aku suka berjalan berdua di bawah payung bersama dirimu."
"Jadi, kamu suka hujan atau suka diriku?"
(sst... tidak usah kujawab, kamu selalu membuatku ingin tersenyum kegirangan)

"Lihat, ada pelangi di atas kita."
"Mana? Ini kan malam hari."
Lalu aku menengadah ke atas, menatap langit malam yang luas terhampar... amat sangat luas
Dimana terdapat bulan purnama yang bercahaya penuh dengan amat cantik
Awan hitam pun tidak percaya diri untuk menyambanginya
Rintik hujan yang masih tersisa berubah menjadi butir berlian yang menjadi gaun malamnya
"Lihat.. ada pelangi di seputar bulan."
"Oh iya... aduh. cantiknya. Subhanallah. Aku ingin terbang kesana... aku ingin memilikinya."
"Jangan, nanti aku tidak bisa dekat dengan dirimu lagi."
(duh, kenapa kamu selalu bisa membuatku tersenyum kegirangan)

5. Lima
"Ini... untukmu."
"Apa?"
Lalu aku melihat gambar bulan yang dikelilingi pelangi malam di kamera handphonemu.
"Waaa.a..... subhanallah... cantik banget. Kapan ngambil fotonya?"
(duh, kenapa kamu selalu bisa membuatku tersenyum kegirangan... tapi kali ini sudah bercampur amat bahagia... bahagia yang amat sangat luas.)

----------------------------
Penulis: Ade Anita
From my own status: Ade "malam ini, bulan purnamanya indah banget..ada pelangi yang mengitarinya....amazing. please take a look. (Fri, 22 Oct 2010 15:11:01 GMT)"
gambar bulan di bawah ini aku ambil dari web orang lain



Unlike · Comment · Share · Delete
You, Amanda Ratih Pratiwi, Laksmi Savitri Megarini, Denny Herdy and 13 others like this.
Delbin Clyte Aku juga suka, sangat suka kelabu. Apalagi ditambah angin kencang. Hujan? Demikian juga, aku sanga; sangat suka. Engkau tahu? Bagi yang tengah merindu gemericik hujan itu terdengar seperti alunan yang merdu. Dan ketika hujan reda, reranting, dedaun, ilalang dan tanah mengeluarkan aroma petrichor, yang mampu meresonansikan kenangan masa lalu.
04 November at 14:40 via Facebook Mobile · Unlike · 1 person
Risma Artdhalina Fachri Ka ade artikelnya keren... Ditunggu artikel yang lainnya juga ya... :-)
04 November at 14:42 · Unlike · 1 person
Astrid Septyanti Fuyuharuaki Karena hujan juga membawa kenangan,itulah yg buatku menyukainya...
04 November at 14:57 via Facebook Mobile · Unlike · 1 person
Elisa Trisnawati aku juga suka hujan apalg kalau ada kabut, tp kalau gara2 hujan jadi banjir aku ga suka............
Bagus banget de , kamu selalu bisa menulis sesuatu yg sederhana menjadi menarik....
04 November at 15:15 · Unlike · 1 person
Oci Aja Indah... suka banget..
04 November at 15:24 via Facebook Mobile · Unlike · 1 person
Cepi Sabre kapan bisa nulis cerpen seperti ini ya? puitis sekali, mba ade.
04 November at 15:31 · Unlike · 1 person
Nur Azizah karena hujan sering kali berhasil membuatku romantis :)
04 November at 16:08 · Unlike · 1 person
Arfianti Dwi Kusuma Makasih ya de...melihat purnama seakan melihat bidadari turun dr langit..itulah nama akhir bidadari pertama kami yg dikirimkan Allah pd kami... A D Wulandari.. Wulandari kt eyangnya berarti bulan purnama...terinspirasi malam hr saat sth kelahirannya bulan purnama hadir..makanya aku jg suka bln purnama..dan kami sangat menyayanginya..:)
04 November at 16:35 via Facebook Mobile · Unlike · 1 person
Afifah Ahmad Aku juga suka hujan, dan tentu...aku suka sekali tulisan tentang hujan seperti ini...

apalagi perspektif sastrawan menyelami rintik-rintik itu..

ah....jadi inget puisinya Ghibran tentang hujan...
04 November at 16:57 via Facebook Mobile · Unlike · 1 person
Ilham Q Moehiddin Mengapa jika perempuan sudah mengkisahkan rembulan...selalu saja terbaca bahkan terdengar manis. Apalagi jika perempuannya itu Ade Anita...sang penulis buku yang kukenal melalui karyanya.

(Hayoooo bagusan mana "Aku Suka Hujan" atau "Honey-B...See more
04 November at 17:22 · Unlike · 1 person
Lin Wulynne aiih, jd pengen cemburu dyeeh :)~~
04 November at 17:22 · Unlike · 1 person
Bunda Radith 'Atha' Beautifull words... Menyukai sesuatu dgn porsi yg tepat سُبْØ­َانَ اللّÙ‡ُ
04 November at 17:36 via Facebook Mobile · Unlike · 1 person
Miyosi Ariefiansyah romantis banget sichhh mbak

jadi pengen menatap rembulan bersama suamiku sambil ndengerin ost nya gundam seed, ehmmm cucok banged
04 November at 18:44 · Unlike · 1 person
Hairi Yanti Yanti juga suka hujan mbak.. Sukaaaa banget. Melodi alam yang indah :)
04 November at 18:58 · Unlike · 1 person
Faradina Izdhihary hanya orang yang memiliki kelembutan dan kepekaan yang mampu menangkap keindahan dan gejala alam, lalu menuangkan dalam tulisan yang cantik. luv you Mbak
04 November at 19:05 · Unlike · 1 person
Dwi Klik Santosa ceria ....
04 November at 23:17 · Unlike · 1 person
Ade Anita ‎@dwi: iya.. hujan kan tidak selalu muram. Makasih ya.
@yanti: kamu benar... melodinya selalu indah ya..bikin pingin berkhayal...
hei.. kenapa aku jadi inget lagu "singing in the rain" ya?
05 November at 07:26 · Like
Ade Anita ‎@mbak farad: love you too mbakku..
@miyo: waduh... pengantin baru yang satu ini selalu romantis deh..
05 November at 07:28 · Like
Ade Anita ‎@bunda radith: makasih mbak... ya, memang itu nafas utama dari tulisan ini... tentang cinta yang tidak boleh melebihi porsinya.. Mbak hebat, selalu bisa membaca apa yang sebenarnya ingin saya sampaikan dalam semua tulisan2 saya..:) .. makasih ya
05 November at 07:28 · Like
Ade Anita ‎@lin: hehehe...
@ilham: makasih... semua tulisanku bagus2 kok menurut aku (hahaha, laut siapa sih yang garemin? )
05 November at 07:29 · Like
Ade Anita ‎@fifi: oo.. wulandari itu artinya purnama ya?? aku baru tahu.. asli baru tahu.. bahasa jawa berarti ya?.. oo... teman2ku banyak banget yang namanya ada kata wulannya, berarti itu berarti bulan semua ya..
05 November at 07:30 · Like
Denny Herdy Tak ada yang lebih indah selain, melihat rintik-rintiknya jatuh, lalu menebar ke semua tempat. Iramanya bagai nyanyian ambiguitas.

Hmpp..saya juga suka nulis tentang hujan, mba..n saya punya cerpen juga tentang hujan 1 sampe 3..hehe..
Yang ak...See more
05 November at 07:32 via Facebook Mobile · Unlike · 1 person
Ade Anita ‎@afifah ahmad: puisi gibran yang mana ya? aku juga suka semua tulisan gibran (eh, sepertinya dia salah satu penyair yang mempengaruhi gayaku menulis deh.. sama seperti aku suka hamka, qardhawy, Ibnu Qayyim, reynald K, mario teguh,... mereka semua sepertinya ikut mempengaruhi gayaku menulis..)
05 November at 07:32 · Like
Ade Anita ‎@elisa: hehe, iya, mungkin karena cuma hal-hal sederhana yang aku temui sehari-hari di sekitarku.. jadilah semua yang sederhana itu dibuat indah agar tidak membosankan buat aku sendiri..
05 November at 07:34 · Like
Ade Anita ‎@delbyn: makasihhhh.... aku suka banyak warna.. bahkan, yang semula aku nggak suka pink akhirnya jadi suka banget ...
05 November at 07:34 · Like
Ade Anita ‎@penyair yang arsitek Cepi: ahh... suka begitu deh.. aku justru menaruh namamu sebagai salah satu penyair yang aku suka banget gaya menulisnya... jujur, suka main logika, dan tidak cengeng.
05 November at 07:36 · Like
Ade Anita ‎@oci: makasih ya
@risma: liat saja notes2 kak ade yang lain.. atau sering mampir ke sini :))
@astrid: ayoo tulis semua kenanganmu bersama hujan dalam banyak tulisan..
05 November at 07:37 · Like
Ade Anita ‎@denny: iyaa... aku mau mampir ke notes2mu nih ceritanya, tapi banyak banget deadline jadi belum sempat... aku suka aja dengan gayamu menulis..
05 November at 07:38 · Like
Ade Anita semua jempolers: makasih ya
05 November at 07:39 · Like
Nazla Luthfiah Beautiful words...I love it!
05 November at 13:01 via Facebook Mobile · Unlike · 1 person
Ade Anita makasih lulu.. I love it too (la iya lah, milik sendiri geto!)
05 November at 14:45 · Like

Salah

Salah!
by Ade Anita on Friday, 05 November 2010 at 08:10
"Ibu berangkat ya...byee."
Lalu langkahku langsung menerjang gerimis. Ada sebuah harapan yang bergelora di dalam dada. Bercampur dengan doa yang panjang.'Ya Allah, mudahkanlah jalanku agar bisa dapat arisan hari ini.'

Menyusuri gang sempit, hingga bertemu mulut gang yang menganga.
Berbelok sedikit, lalu sampailah di tujuan.

"Eh....kok?? Masih sepi?"
Semua tetanggaku ikut melongokkan kepala meninjau sebuah rumah yang lengang.Celingak celinguk melihat suasana sepi yang temaram di dalam rumah. Tak ada siapapun. Bahkan lalat sekalipun tidak juga sedang berkumpul mengerubungi hidangan. Ya. Bahkan hidangan yang tersebar di meja atau karpet, tak ada sepotongpun.

"Memangnya cari siapa bu Ade?"
Akhirnya beberapa kepala yang ikut-ikutan mencari sesuatu yang mereka tidak tahu mulai bertanya.
"Arisan?? Hari ini arisan rt kan disini?"
"Loh? Ini baru tanggal 4 bu Ade, arisan kan tanggal 8 nanti, hari senin."
"Hah? Tapi...di rumah saya kalendernya bilang ini tanggal 8."
Akhirnya semua kepala itu mulai tersenyum lebar.
"Salah bu Ade...pasti belum diganti deh kalendernya . Ini november."

Duh...duh...Aku langsung berbalik, berjalan cepat, dan setengah berharap sudah menguasai ilmu menghilang.

Menghilang!
Hip hip..ayo menghilang.
Malu nih...sungguh!
(¤#%€£¥%#*°¤)
-----------
Penulis: Ade Anita...menulis dengan wajah masih merah karena malu.
komentar anakku:
"Hahaha...aku kira selama ini, kisah seperti ini cuma ada di lawakan, atau sketsa, atau exrravaganza...ternyata orang rumah sendiri."
"Iihh, berisik! Malu nih."
"Yaiyalah malu, hujan-hujan ngelawak. Pasti ibu-ibu di belakang rumah lagi pada pesta ketawa sekarang. "
"Uhhh... habis pada malas ngerobek kalender sih!"
"Nggak bisa bu, nggak bisa nyari kambing hitam di kalender...tetep aja, sekali ngelawak tetep ngelawak..nggak ada harapan."
"Weee, siapa yang nyari kambing hitam di kalender. Mau kurban?"
"Eits, nggak boleh ngalihin topik. Tema hari ini tetep, ibu salah ingat tanggal."
"Uh, uhhhh... "
(¤#%€£¥%#*°¤)...gimana sih cara ganti tema? Ada yang punya softwarenya?

Like · Comment · Share · Delete
Eka Putri Hapsari, Afrilia Utami, Dwi Klik Santosa and 12 others like this.
Hairi Yanti hihihihi..............
04 November at 18:45 · Unlike · 1 person
Arfianti Dwi Kusuma Ha3...de utk arisan bln dpn dilingkari spidol merah ya..biar ga salah lg..
04 November at 18:46 via Facebook Mobile · Unlike · 1 person
Miyosi Ariefiansyah hehehe,
04 November at 18:57 · Unlike · 1 person
Khadijah Makarim Hehehehheeee mba ade :))
04 November at 20:29 via Facebook Mobile · Unlike · 1 person
Elisa Trisnawati Hahahhahaha kebayang malunya
04 November at 20:41 via Facebook Mobile · Unlike · 1 person
Ade Anita ‎@elisa: iyaaaaaaaaa...... baru sekarang aku ngerti betapa pentingnya ilmu silat ninja menghilangkan tubuh..
05 November at 07:40 · Like
Ade Anita ‎@fifi: waah... nanti ketuker sama nandain lingkaran merah yang lain..:P
05 November at 07:41 · Like
Ade Anita ‎@miyo: yanti: khadijah: hahahaha.... ini hari tertawa kok... silahkan, jangan malu2 (sudah terlanjur malu soalnya)
05 November at 07:41 · Like
Oci Aja jiakakakak... ketawa guling2 bayangin anaknya mbak ade yg cengengesan..
05 November at 07:53 via Facebook Mobile · Unlike · 1 person
Ade Anita hehehe... emanggg.... malah jadi ngetawain ibunya sodara-sodara...
05 November at 07:56 · Like
Fitri Gita Cinta Jiaaaahhh... Aq pernah jg salah liat tgl buat ujian... Smpe kampus melongo krn ga ada org.... Kekekekekeke...

You're not alone ... :))
05 November at 07:59 via Facebook Mobile · Unlike · 1 person
Ade Anita huraaaaaa..... asyik... hehehe.... berarti benar dong argumen pembelaanku di depan anak2ku," kalendernya salah. Seharusnya sudah berganti bulan!".. hahaha..*loh? kok malah bahagia?
05 November at 08:08 · Like
Tyas Amalia Yahya zzz... Ibam ngecenginnya kaya sama temen aja. itu Ibam kan pasti?? yakan?? yakan?? hahahaha.. ampun deh Mbak, mana udah pake berdoa penuh harap supaya dapet arisannya. untung gak minta didoain sm anak2. bs lebih parah pasti.. hiihihihi
05 November at 08:44 via Facebook Mobile · Unlike · 1 person
Nurul Asmayani hwuahahaha....astaga !
Aku juga pernah salah lihat tgl Mba. Manusiawi kok *hehe..nyari alasan*
05 November at 09:37 · Unlike · 1 person
Nur Rahma Hanifah Hahahahaaaa... Hihihiiiii... Kocak bangettt... :D
05 November at 11:10 via Facebook Mobile · Unlike · 1 person
Ade Anita ‎@tyas: emang ada yang lain selain ibam dengan gaya seperti itu? hahaha... arna masih sd banget komennya, sedangkan hawna, komen anak tk yg gaje banget... makin muda makin gaje deh komennya.. tapi makin tua, makin dalam komennya. hahaha
05 November at 11:52 · Like
Ade Anita ‎@nurul: alhamdulillah.. senangnya dapat teman senasib
05 November at 11:52 · Like
Ade Anita ‎@nur rahma hanifah: sstt... jangan lebar2 ketawanya.. tuh. jeroannya keliatan semua loh.
05 November at 11:52 · Like
Nazla Luthfiah Hahahahahahaha, makanya liat kalender hape dong
05 November at 12:51 via Facebook Mobile · Unlike · 1 person
Nur Azizah Huahahahaha...asli ngakak! Bener kt ibam, kirain cuma di extravaganza doang :-D

Ternyata hujan jg membuat lawakan yg lucu ya..bikin lawakan makin drastis. Hehe...
*piiiss mba :-)
05 November at 13:00 via Facebook Mobile · Unlike · 1 person
Ade Anita ‎@lulu: nasehatmu sama dengan nasehat suamiku!!
05 November at 14:48 · Like
Ade Anita ‎@nur azizah: sekarang ngelesnya baru.."ibu kan kemarin sengaja biar kamu senang nak. Daripda kamu suntuk."
05 November at 14:49 · Like
Nur Azizah Hahahaha... Trus jwbn ibam apa? Pasti ada aja jawaban sadisnya :-D
05 November at 14:56 via Facebook Mobile · Unlike · 2 people
Ade Anita hahahahah.... kenapa kamu senang mendengar jawaban sadis ibam? hehehe... aku menikmati banget masa2 selengean dan abg-nya dia kok.. jadi semua jawaban dia dibawa happy... karena, mulutnya mpok nori tapi hatinya putri salju kok (ups.. nanti Hawna marah nih.. dia pasti langsung teriak.."Itu akuuuuuuuuu... bukan mas ibam!)
05 November at 15:00 · Like
Astrid Septyanti Fuyuharuaki Hehehe
Wajar kok mb,ak jg prnh gt.hehehe
05 November at 15:01 via Facebook Mobile · Unlike · 1 person
Nur Azizah Itulah makanya aq suka sekali. Bgmn mb ade merespon tingkah mrk. Mrk kan jd jujur n gak segan cerita ini itu. Smg bs aku adopsi nnt model pendidikannya :-)
Tp kok disamain sm mpok nuri? Kekekek... Mpok nuri dan putri salju :-D
05 November at 15:07 via Facebook Mobile · Unlike · 1 person
Ade Anita hehehe.. jadi berasa tuanya.. aku nggak tahu bintang jaman sekarang siapa aja yg antagonis soalnya..hahaha...
05 November at 15:15 · Like
Nur Azizah Hahaha...siapa y? Aq jg jarang mantengin tv :-P
05 November at 15:18 via Facebook Mobile · Unlike · 1 person
Nur Azizah Lol :-D
05 November at 15:41 via Facebook Mobile · Unlike · 1 person
Ilham Q Moehiddin Bhahahahahahah...^_^
Boleh juga nih: 'Ya Allah, mudahkanlah jalanku agar bisa dapat arisan hari ini."

Itu doa yg baik hihihi. Akan kusarankan pada istriku utk membacanya sebelum berangkat arisan hehehehehe (geli banget aku)

...See more
05 November at 17:54 · Like
Nur Rahma Hanifah iyaaa mbak, habis beneran deh jadi hiburan banget. Kayaknya ibam tuh mas bandi banget ya mbak? Kekekekeeek. Argumentasinya "sadis" hatinya gadis korek api *biar ga nyaingin hawna. Kekekekekeeekk. Piiissss...
05 November at 19:48 via Facebook Mobile · Unlike · 1 person
Ade Anita nah itu dia ungkapan yang tepat... tepzt....bangethaha...betul..betul
05 November at 21:24 via Facebook Mobile · Like
Ade Anita ‎@pak ilham: hehe boleh boleh..makbul tuh
05 November at 21:26 via Facebook Mobile · Like
Nur Azizah Ifa pinteerr...dpt nilai A deh ;-)
06 November at 00:20 via Facebook Mobile · Unlike · 1 person
Tyas Amalia Yahya wahahaha... aku menunggu komen2 Ibam selanjutnya, seneng deh iat Mbak Ade "di-dzholimi"... wkwkwkwkwk ;D
06 November at 06:10 · Unlike · 2 people
Nur Azizah dg berat hati, ku dukung tyas :D
06 November at 06:13 · Unlike · 1 person
Tyas Amalia Yahya yuk mariiiiii, Ka Zaza. bisa digetok Mbak Ade nih :p
06 November at 06:13 · Like · 1 person
Afifah Ahmad aih....yg pengen dapet arisan rajin amat heuheu
06 November at 06:16 via Facebook Mobile · Unlike · 1 person
Dwi Klik Santosa terlalu mengharap dapet arisan utk nyumbang bencana .... waaahhh
06 November at 21:58 · Unlike · 1 person
Ade Anita ‎@Dwi: waaa.... nggak segitunya juga kali... hehehehe...
07 November at 05:30 · Like
Ade Anita ‎@afifah: hehehe...stt... masih ada harapan di hari senin (sudah dipastikan kok itu tanggalnya bener)
07 November at 05:31 · Like
Dini Kaeka Sari mb aq punya software nya. tarifnya 1jt sekali instal. murahkan?
*padahal arisannya jg dpt 1jt* :)) :))
07 November at 08:52 · Like
Ade Anita hehehe ini arisan rt din..25.000 sebulan, yg ikut 15 orang, sekali kocok 2 orang (satu ketempatan plus konsumsi, satu dipotong 40.000 buat konsumsi yg ketempatan .) nah, aku pingin buru2 dapat biar cepet beres krn maret anak2ku dah pada mulai ujian.
07 November at 09:35 via Facebook Mobile · Like
Cepi Sabre bwahahahaha ... bukan kalendernya yang salah, mba ade. mungkin doanya yang salah. mungkin mba harus berdoa: "tuhan, buatlah hari ini tanggal 8."
08 November at 15:24 · Unlike · 1 person
Ade Anita hahaha.. benerrrrrrrrrr... kenapa baru ngasih tahu sekarang cepi??
08 November at 15:31 · Like
Cepi Sabre karena sudah tanggal 8. segeralah berangkat, mba ade. hehehe ...
08 November at 15:31 · Like
Ade Anita ini lagi nunggu jam setengah lima.. kali ini sepertinya nggak salah... makanya dah mantengin jam nih
08 November at 15:33 · Like

Sebuah Pintu

Sebuah Pintu
by Ade Anita on Friday, 12 November 2010 at 16:20
SEPERTI PUZZLE, SAAT BINTANG JATUH… CINTA, SETITIK KABUT BERMAKNA CINTA, SANG BINTANG, JAUH DEKAT CINTA, KETIKA CINTA BELUM SAATNYA, KUE BULAN AGNI, KETIKA CINTA KEMBALI, HONEY AND BEE, TITIAN CINTA, DAN ADAKAH CINTA DI SANA ?... 10 NASKAH TERSEBUT MASUK DALAM 10 NASKAH YANG MEMBERI SAINGAN YANG SANGAT KETAT, KARENA HAL TERSEBUT MAKA TERPAKSA KAMI SINGKIRKAN DARI ARENA KOLABORASI CINTA. MAAF, PERJUANGAN ANDA SAMPAI DISINI SAJA, TERUSKAN BERKARYA. TRIMA KASIH.

Di atas itu adalah pengumuman yang keluar pagi ini di wallnya Dang Aji, pemilik perhelatan Audisi naskah Kolaborasi Cinta berpasangan dengan sahabat. Naskahku ternyata tereliminasi. Alhamdulillah. Berarti masih diberi kesempatan untuk memperbaiki dan mengembangkannya sendiri menjadi novel yang utuh sendiri, tidak lagi berkolaborasi dengan UNSA.

Tapi bukan itu yang ingin aku ceritakan disini.
Aku mau menulis tentang kisah yang aku dapat dari tayangan sinopsis Honey And Bee di salah satu notesku.
Ya. Semua bermula dari sinopsis tersebut.


Datang sebuah email dari seseorang yang tidak dapat disebut namanya karena memang sudah sepakat untuk dirahasiakan.
Dia bercerita tentang kegundahan hatinya, dan merasa bahwa dirinyalah karakter HONEY yang aku ceritakan.
Dengan detil dia bercerita panjang tentang betapa pahitnya ketika menjalani kehidupan Long Distance Love... apa itu kesepian.... bagaimana rasanya gigitan sepi... dan, akhirnya hujatan mengapa Tuhan harus menciptakan "rasa kesepian".

(dan sementara dia gegap gempita bercerita, yang aku lakukan hanya meng-cut-nya dengan kalimat "boleh aku tulis secara utuh kisahmu ini dalam novel Honey and Bee-ku kelak?")

Belum selesai berbenah dengan satu kisah ini, datang lagi email dari seseorang yang lain. Dan lagi-lagi, dia meng-klaim bahwa dialah tokoh HONEY yang aku ceritakan. Lalu tanpa diminta dia bercerita tentang perselingkuhan yang dia jalani untuk mengobati rasa sepinya. Semua kelihaiannya untuk bersandiwara di hadapan banyak orang, dan semua sisi kehidupannya yang tidak pernah diungkap sebelumnya pada siapapun.

(dan tebak, apa yang aku balas dalam reply email tersebut? Ya, benar sekali. "BOleh aku tulis kisahmu ini dalam kisah honey and bee-ku? Rasanya ini harus dituntaskan untuk menjadi novel yang utuh, dan aku bukan seorang penghayal yang baik. Aku hanya seorang penulis. Boleh ya?" )

Semua curhat-curhat ini, membuatku berpikir, "Aih, kenapa perselingkuhan sekarang jadi marak terjadi ya?"
Dan belum selesai berpikir, tiba-tiba ada lagi yang mengirim email, dan mengatakan bahwa dialah orang ketiga yang menghampiri HOney and Bee. Orang ketiga yang rela meninggalkan segalanya demi agar bisa menjadi orang kedua.
Ya.
Dia tidak menuntut lebih selain hanya kedudukan untuk jadi orang kedua karena rasa cintanya yang amat besar pada pasangan yang dia masuki rumah tangganya.

Baik. Akhirnya aku berhenti berpikir, dan berhenti mengamati. Mungkin benar, semakin banyak tahu akan semakin menyusahkan.
Hingga datang email lain, yang mengatakan bahwa dia ... uh.. parah deh pokoknya. Ngga bisa diceritain disini.
Lalu email lain lagi.
Lalu email baru lagi.
Lalu curhat lain lagi

AH!!!!
Sekarang aku jadi marah. Amat marah. Kesal.
Aku merasa seperti sedang membuka sebuah pintu yang tertutup dan memergoki pemandangan sepasang manusia yang sedang melakukan adegan mesra disana.
Malu, dan ingin cepat-cepat menutup pintu itu rasanya.
Tapi kaget, karena aku tahu pasti siapa kedua orang yang sedang melakukan adegan tersebut.
Aku kenal mereka.
Aku kagum pada mereka selama ini.
Semua bintang dan piagam masih bertengger di atas pakaian mereka.
AH!!!

Sebenarnya, dimana letak TUHAN dalam hati orang-orang ini?
Apakah sebuah kesetiaan itu sudah tidak ada artinya lagi di jaman sekarang?

-------------------------
Penulis: Ade Anita
Catatan penulis:
1. (Hei... siapa Honey and Bee sebenarnya? Cerita ini aku yang membuatnya bersama dengan Inggar, mengapa ada banyak yang berebut mengklaim sebagai pemeran sih? Tidak ada hadiahnya loh, tapi dosa sudah pasti. *berharap seperti halnya cerita ini tereliminasi, semoga semua kisah perselingkuhan juga tereliminasi dari atas muka bumi... hm...mimpi ya aku?)

2. Mengetahui sebuah kebejatan sedang terjadi itu jauuuuuh lebih perih dan menyakitkan ketimbang mengetahui bahwa naskah kita tereliminasi. Percaya deh ama aku.




Like · Comment · Share · Delete
Eka Putri Hapsari, Lin Wulynne, Nur Azizah and 6 others like this.
Ragil Papa Aira Duh mba AA baru aku mau ngakuin juga, tapi udah penuh ya.. Ya udh ga jadi deh.. Aku jadi pembacanya aja yah, di tunggu novel utuhnya.
12 November at 16:29 via Facebook Mobile · Like
Ade Anita aku serius padahal..:(...
12 November at 16:35 · Like
Akhi Dirman Al-amin Full aku tunggu novelnya mbak...
aku ma eva juga lg rancang bikin novel nih setelah kolaborasi
moga tercapai. amin...
12 November at 16:36 · Unlike · 1 person
Ade Anita sip...
12 November at 16:37 · Like
Qonita Musa wah... baru aku baca.... efek dunia maya?
12 November at 16:42 · Like
Nazla Luthfiah kisah mereka ngga jadi tayang dong di novel mba?
12 November at 16:45 · Like
Evatya Luna Kereeen... Maksudnya idenya, bukan perselingkuhan :)
12 November at 16:46 via Facebook Mobile · Like
Arfianti Dwi Kusuma Hmm...jadi novel yg seperti kisah nyata atau kisah nyata yg spt novel de? He2..yg pasti jd penasaran kyk apa c ceritanya? Ditunggu ya de..
12 November at 17:05 via Facebook Mobile · Like
Ilham Q Moehiddin Jika kisah kisah dalam penceritaan ternyata lebih mendekatkan orang (proximity) dan malah banyak yang kemudian merasa bahwa karakter2 dalam Honey-Bee ternyata menyentuh sisi kedirian mereka...sehingga: aku adalah si Honey itu...atau, akulah...See more
12 November at 17:22 · Like
Fitri Gita Cinta Klo kelakuan tokohnya baik, yg ngaku banyak malah senang ya, mbak... :)

Fighting :)
12 November at 17:26 via Facebook Mobile · Like
Astrid Septyanti Fuyuharuaki menunggu kisah lengkapnya mbak.
penasaran. . .
12 November at 18:36 via Facebook Mobile · Like
Oci Aja penasaraaaan... mau baca dong mbak Ade, Honey bee nya.. siapa tau bs jd inspirasi?
12 November at 20:26 via Facebook Mobile · Like
Cepi Sabre kadang-kadang, menjadi penulis juga harus menanggung resiko itu ya, mba ade. resiko bahwa apa yang kita tulis ternyata menjadi nyata. kadang-kadang, imaji penulis bisa demikian luar biasanya.
12 November at 21:04 · Like
Nur Azizah setiap perselingkuhan, sekecil apapun sll membawa kepedihan. Saat rasa kepercayaan dikhianati, saat masa penungguan ditunggangi. Aku benar2 membenci perkhianatan :(
12 November at 22:16 · Like
Faradina Izdhihary setuju Mbakku. ikut ngeri.
btw, tanpa menggunakan identitas lengkap mereka, bolehkah aku minta barang 2 email yg parah isinya,. Jujur novel keduaku ada bagian perselingkuhannya yang menyebabkannya terhenti berbulan2 bahkan lbh dr setahun. K...See more
12 November at 22:34 · Like
Tyasti Aryandini Merenung..berpikir keras dg tulisan Mbak Ade ini..sungguh takut menghadapi kenyataan yang terkadang kita temui saat ada teman yg bercerita soal ini...smoga jika kelak menjadi novel akan menjadi happy ending spt kisah anak lebah sebatang kar...See more
13 November at 00:12 via Facebook Mobile · Like · 1 person
Inggar Kammi Unj aku bingung mau komen ap, yang pengen aku lakukan mudah2an aku dan istri jauh dari yang namanya selingkuh bun...itu aja dan moga2 kalo jadi novel dapat ending yng inspiratif sehingga membantu orang selingkuh sadar dan gak selingkuh lagi :)
13 November at 05:16 · Like
Ade Anita ‎@mbak Farad: sebenarnya ada beberapa kasus perselingkuhan yang sudah aku bahas di http://www.kafemuslimah.com/. Tapi tentu saja sudah aku edit sana sini demi menjaga kesopanan karena itu merupakan website islami.
Khusus untuk permintaanmu,...See more
13 November at 06:10 · Like
Ade Anita ‎@inggar: aammiin.. semoga dirimu tetap istiqamah ya nak Inggar (aih, kenapa diriku selalu merasa amat tua renta berhadapan dengan dirimu ya? hehehe).
13 November at 06:12 · Like
Inggar Kammi Unj hahaha.... gitu ya? wah yang penting pikiran dan gaulnya kan tetap ama anak bunda...hehe
13 November at 06:13 · Like
Ade Anita ‎@tyasty: nah... aku pernah sampai menangis dan susah hati jika mendengar curhat seperti ini. Suamiku paling tahu kondisi ini. Pernah juga merasa amat sangat takut, karena jadi semakin yakin bahwa kiamat sudah semakin amat dekat. BUkankah tanda2 kiamat itu adalah maksiat semakin meraja lela?
13 November at 06:14 · Like
Ade Anita ‎@nur azizah: iya bener... aku juga benci pengkhianatan. Tapi, sebuah takdir terkadang datang bukan karena sengaja, tapi muncul mungkin karena Allah ingin memperlihatkan kita sesuatu dan ingin kita memperbaikinya atau belajar dari semua kejadian ini.
13 November at 06:16 · Like · 1 person
Ade Anita ‎@cepi: nah.. itu dia. Itu sebabnya aku sebenarnya lebih memilih untuk menulis semua hal yang baik-baik saja, karena berharap semua imajinasi baik itu menjadi kenyataan. Sebuah pemikiran itu bagiku juga sebuah doa.
13 November at 06:17 · Like
Ade Anita ‎@oci, astrid, fifi: hehehe.. masih disusun, doakan semoga lancar.
13 November at 06:18 · Like
Ade Anita ‎@ilham: makasih .. semua komenmu selalu mencerahkan ya pada semua orang (kadang mikir juga, ini jujur atau dalam rangka menyenangkan hati orang lain ya?). Tapi terima kasih untuk pompaan semangatnya.
13 November at 06:20 · Like
Ade Anita ‎@qonita musa: nggak ah. Perselingkuhan terjadi sebelum dunia maya hadir rasanya, hanya saja sekarang kian gila-gilaan karena ada bantuan dunia maya.
13 November at 06:22 · Like
Ade Anita ‎@lulu: hehehe... tunggu saja kehadirannya.
13 November at 06:22 · Like
Ade Anita ‎@evatya luna: bingung nih, mau bilang terima kasih atau apa. Aku nggak suka kasus perselingkuhan, sebenarnya pingin menghindari malah.
13 November at 06:23 · Like
Ade Anita ‎@inggar: iya.. eh.. emangnya kamu kenal sama anakku? (yang sma pastinya ya, nggak mungkin yang TK)
13 November at 06:24 · Like
Afifah Ahmad hiks....iya, sering juga dapet cerita begini..nyesek rasanya sebagai perempuan...

Jadi inget aku pernah nanya gini ma suami, gimana sih perasaan sebagai lelaki yang secara hukum boleh punya istri lebih dari satu? Jangan tanya jawaban suamiku...See more
13 November at 12:55 via Facebook Mobile · Like
Ade Anita ‎@afifah: never dr..I never ask you that question..:))
13 November at 13:22 via Facebook Mobile · Like
Dwi Klik Santosa tulisan yang bagus, mbak.

ya, begitulah ... kalau harus ada seleksi dan menyeleksi .... kita harus terima. padahal kadang ada pertanyaan muncul ... huhhh ... masak tulisan kayak gitu malah yang lolos ...
14 November at 08:19 · Unlike · 1 person
Ade Anita ‎@Dwi kelik: iya... setiap audisi atau lomba, ada penilaian yang bersifat subjektif setelah semua penilaian objektif diterapkan, yaitu menyangkut selera editor dan selera para juri... tapi gpp sih, setidaknya aku belajar banyak.. bahwa di t...See more
14 November at 09:13 · Like
Tyas Amalia Yahya Ngomong2 soal perselingkuhan (berhubung saya bergaul lintas angkatan. hehe), sekarang emang semakin menjadi ya Mbak? serem juga aku dengernya. Memang dunia pernikahan tuh segitunya ya? Berhubung aku belom pernah nikah jadi kadang bertanya2 ...See more
16 November at 22:08 · Unlike · 1 person
Ade Anita iya.. pernah denger... aku juga bingung kenapa sekarang kita makin liberal untuk soal seks. Gaya pacaran makin kacau (dulu, jaman aku kuliah dulu, kalo ada "mobil goyang" pasti jadi aib banget kalo sampe ketahuan.. sekarang, dianggap biasa ...See more
16 November at 22:14 · Like
Ade Anita yang lebih gawat lagi... justru poligami dicela dan dihina habis-habisan sebagai sebuah perilaku tidak manusiawi dan tidak beradap. Dan berselingkuh dipandang lebih mulia.
16 November at 22:15 · Like
Tyas Amalia Yahya Iya Mbak, alhamdulillahnya aku dilahirkan di keluarga yang ngerti soal norma2, nilai, dan juga agama. Jadi sejauh ini masih bisa jaga diri dari hal2 semacam itu. Ya meskipun aku juga masih belom bener banget sih. hehe :p
Btw Selamat Idul Adh...See more
16 November at 22:27 · Unlike · 1 person
Ade Anita iya... alhamdulillah.. kalo nggak, videomu udah bisa aku download di youtube kali..hahahahahahhaha...*kok jadi ngomongin video??
16 November at 22:33 · Like
Ade Anita duh .. kacau nih.. ini kan masih suasana hari raya??
16 November at 22:33 · Like
Tyas Amalia Yahya bener nih kata anaknya Mbak Ade, obrolan kita lama2 suka gak penting. hihihihihi
16 November at 22:38 · Like