arti meninggal

Semalam, rasa rindu di hatiku sudah tidak tertahankan. Air mata ini selalu mengalir tanpa diundang. Selesai shalat maghrib, akhirnya tangis ini pecah. Aku menangis sesenggukan... lalu berlanjut setelah selesai membenahi peralatan shalat. Aku menangis di atas dada suamiku, di depan anak-anak yang hanya bisa diam membisu.



Tiba-tiba, Hawna datang lalu ikut menangis keras. Lebih keras dari tangisku. Aku langsung menghentikan tangisku karena tertegun bingung, kenapa Hawna menangis. Suamiku langsung meraih Hawna kedalam pelukannya tapi... lihat apa yang dilakukan Hawna. Dia langsung melayangkan sebuah cubitan sekaligus cakaran ke arah pipi suamiku (ayahnya). Rupanya, Hawna pikir aku menangis karena ulah suamiku, lalu dia jadi marah kepada Suamiku. Aku langsung tersenyum dan melarangnya melakukan itu sambil bilang bahwa aku menangis karena kangen dengan anang (sebutan kakek dalam bahasa Palembang, yang kepanjangannya nenek lanang = nenek laki-laki).

"Ibu kangen sama anang, makanya ibu nangis, ibu pingin ketemu sama anang tapi nggak bisa lagi karena anang sudah meninggal."

Tiba-tiba... Hawna berteriak.. "Nggak boleh!" ... aku dan suamiku bertanya padanya nggak boleh apa, dia bilang, nggak boleh ketemu anang sambil menangis histeris...

Masya Allah... rupa-rupanya Hawna sudah mengerti arti meninggal. Dia tahu siapapun yang bertemu dengan orang yang sudah meninggal artinya satu, dia juga akan meninggal. Meninggal artinya, dimandikan, dimasukkan ke dalam tanah lalu tidak pernah bertemu lagi.. tidak pernah hadir lagi.... Itulah sebabnya Hawna menangis histeris.

Suamiku mengingatkan aku, "yang sudah meninggal, ya sudah De, kamu masihh punya tugas terhadap yang masih hidup. Jangan lupa itu. Tangisan Hawna ini untuk mengingatkan kamu bahwa anak2 masih membutuhkan kamu."

Lalu air mataku jatuh satu persatu. Entah untuk apa.

2 komentar