Diskusi di Pesan Message FB: STOP MUBAZIR

Ada diskusi yang panjang di Facebook (dimana lagi, lah wong FB ini lagi naik daun banget di kepalaku saat ini). Awalnya, Resmi Ayu mempostkan sebuah video ke beberapa orang sekaligus terus nggak tau kenapa aku kok langsung otomatis reply. Jadi panjang deh diskusinya.
http://www.facebook.com/video/video.php?v=1047149183574&ref=share
dan ini isi diskusinya:
Ramon Faisal
Add as Friend

11 February at 01:25
Reply

Miris yaaa.....malah kita membuang-buang makanan.....STOP tindakan MUBAZIR.....



Salam KEBAL 28


Nani Mustikasari
11 February at 05:11
Reply

Hikmahnya, kita bisa lebih menghargai apa yang kita miliki. Lebih bersyukur atas karuniaNya. Thanks, Ayu. I'll show this video to my kids. Biar mereka tahu di belahan dunia yg lain ada yang seperti ini. Again, thank a lot Ayu manis. Have a nice day.


Ade Anita
11 February at 15:44

ada yang lebih dalam dari sekedar ikut prihatin dan mengambil hikmah untuk tidak mubazir. yaitu, bahwa Indonesia juga akan menuju ke arah sana jika tidak berhati-hati. Afrika dulu adalah tanah yang kaya raya. Emas yang ada di Afrika tidak tertandingi mutunya. Hewan2 yang ada disana konon jenisnya meliputi dua pertiga jenis hewan yang ada disana. Pun sungainya adalah sungai terbesar dan terpanjang. Segala ada disana. Tapi karena manusianya serakah dan cuma berpikir "gimana gue sekarang" nggak pernah mikirin "gimana anak cucu gue entar" akhirnya, jadilah Afrika tanah yang merana. Hal yang sama mulai terjadi disebagian wilayah di Indonesia. Tanah yang dulunya subur mulai terkikis lalu tandus lalu miskin. Rakyat yang banyak cuma jadi seperti buih di pinggir pantai (duh, padahal aku dah bilang ke diri sendiri nggak mau nulis ulasan kayak gini lagi nih di media manapun, saking sedih dan mirisnya, tapi tumpah juga). I hate orang Indonesia yang egois-egois!!


Ramon Faisal
Add as Friend

12 February at 02:59
Reply

Bagus ulasannya, setuju..asli itu bener spt di Riau..ditengah hutannya..udah kebabat habis biasanya untuk lahan sawit...kliatan koq dr udara...dan itu emang karena ulah "orang Indonesia yang Egois-egois"....akan lebih baik lagi dunia ada orang2 yg care spt kamu, so jgn pernah berhenti untuk tetap berfikir dan bersikap kritis...tetapi jgn dilandasi benci lah (ini saran aja..gak diterima jg gak papa koq) krn nanti akhirnya tdk obyektif...Ok deeeh Peace...


Resmi Ayu
12 February at 06:48
Reply

@Ade: gimana bu? sudah lebih tenang sekarang?... Mohon maaf juga yah karena video ini telah menimbulkan kembali kesedihan kamu... Tetap bersabar ya bu, jangan sampai darah tinggi!!!! he3x...


Ade Anita
12 February at 10:07

@ Ayu: ah, biasa aja kale. Aku dah belajar untuk tidak larut dengan emosi kok yu.

@Ramon: tetap aja hate...hehehe.. susah dihilangin. Bukan orangnya secara fisik yang aku benci tapi cara berpikiir mereka yang aku benci. Nggak tau kenapa sekarang masyarakat kita jadi pada egois banget, juga nggak tau diri, juga nggak ramah. Bukan cuma kasus pembalakan tapi juga hal lain. Kasus demo anarkis medan adalah salah satu bisul yang terlihat. Kasus rebutan tanah meruya selatan antara Protanigra dan DKI juga cuma panu kecil. ada bercak-bercak merah lain seperti kaki lima yang menyerobot hak pengguna jalan kaki menggunakan jalannya (dan si kaki lima ini sodara kembar ama pengemudi sepeda motor yang suka lewat sana); anggota caleg yang bermasalah tapi tetap aja bermuka tebal minta dukungan; pemuda yang memperkosa seorang nenek yang berusia 80 tahun di jawa tengah dua minggu yang lalu (masya Allah, 80 tahun!!! berdiri saja sudah gemetar nenek2 itu tapi malah diseret ke semak2); anak yang dijual oleh ortunya dengan harga Rp1,5 juta (berapa hari habis uang ini dikonsumsi? Apakah 9 bulan 10 hari? atau sekejap sang ibu mengeluarkannya dari rahim yang paling banter 3 jam?); atau... contoh sehari-hari aja deh... pernah liat orang buang sampah sembarangan tanpa merasa bersalah nda? Pasti sering kan. Pernah liat seorang ibu yang mengerjakan PR anaknya di luar gerbang sekolah nggak? Atau pernah ikut panik karena baru sadar makanan yang masuk mulut ternyata brformalin? .... it's too much. Aku pernah bilang ke suamiku, "mas, ayo kita hijrah ke luar negeri. aku dah bener2 muak dengan atmosfir di Indonesia." lalu suamiku bilang... "terus, kita beramal sholeh apa disana?" .. astagfirullah... baru aku sadar, mungkin kita ditakdirkan lahir dan besar di Indonesia emang untuk membenahi itu semua.


Ramon Faisal
Add as Friend

12 February at 13:56
Reply

Ok..diterima pesannya...gitu dooong...tetap berkarya dan selalu berfikir dan bersikap kritis.....tp salut juga yah dgn keluarga kamu yg memegang teguh amanah dr Allah SWT....Salam

setelah itu, Ayu langsung kirim pesan message (pm) ke aku, isinya:
Resmi Ayu
11 February at 16:02

Sabar Bu, nanti darah tinggi loh!!!! He3x... Btw, De, mo tanya. Arfianti Dwi Kusuma itu Fifi yang anak 43 juga bukan? Yang rumahnya dulu di dkt mesjid yang di pancoran itu? Mo add takut salah... Tks.


Ade Anita
11 February at 16:07

bener!!...
iya ayu. tau nggak, dulu aku pernah mogok nggak mau nulis gara2nya, aku kan dapat tugas ngamati pemberitaan media terus nulis ulasan tentang gimana sih pandangan seorang ummi terhadap media itu. Pertama-tama sih asik, karena aku emang suka nulis. eh... lama2 jadi emosi sendiri... karna makin ngamatin makin kerasa bahwa orang2 indonesia itu kumpulan orang2 egois... ih.. akhirnya aku mogok nggak mau nulis saking keselnya. heheheh.... segitunya ya? Butuh 3 tahun untuk menyembuhkan luka hati sampai akhirnya balik lagi ke kafemuslimah dan nulis lagi. Eh... tahun lalu sempat kesel lagi ama klien2 kafemuslimah dan mogok nulis lagi. Rasanya nggak kuat aja nanggung beban sebagai seorang pendakwah. Hampir tiap hari aku nangis. Terus, semangat lagi dan nulis lagi deh dengan memperbaiki sisi-sisi diri yang rapuh. hehehhe... jadi curhat.

iya, itu fifi yang anak 43.
Hahaha. Nggak tahu kenapa aku bisa kehilangan kendali emosi kemarin itu. Tapi sekarang alhamdulillah dah baik-baik saja.

Tidak ada komentar